Berikut adalah kisah lahar hujan Gunung Merapi.
Barangkali atau nyaris tidak pernah terpikirkan oleh kita bilamana banjir lahar Merapi itu dahsyat. Juga tidak pernah terbayangkan oleh kita bahwa material Merapi bisa menimbun desa-desa di Salam Magelang pada tahun 2011 silam.
Namun pada kenyataannya, itulah yang terjadi…
Aliran material lumpur dan pasir Merapi pun menimbun desa-desa itu tanpa ampun. Menjadikan desa-desa sepanjang aliran Kali Putih-Muntilan tenggelam dan senasib dengan desa-desa di Porong-Sidoarjo. Batu-batu raksasa dengan pongahnya teronggok di jalan raya Yogya – Magelang, yang selama kita mengenal Mbah.Petruk hal itu sama sekali belum pernah terjadi.
Yaaaa, banjir lahar Merapi telah dengan digdayanya mblobor kemana-mana tanpa terkendali, seolah benar-benar di luar batas kewajaran dan akal manusia.
Cerita Orang Dulu
Menurut penuturan sesepuh yang tinggal di bantaran Kali Code, banjir lahar Merapi juga selalu menerjang bantaran Kali Krasak di Barat, dan Kali Opak-Prambanan di Timur. Bekas-bekasnya masih bisa kita lihat hingga saat ini. Banyak sekali batu-batu ukuran raksasa teronggok di sepanjang aliran Kali Krasak-Muntilan dan Kali Opak-Prambanan, Sleman. Bahkan seolah sudah menjadi idiom di masyarakat umum bahwa pasir muntahan Merapi dari Kali Krasak dan Kali Opak adalah pasir kualitas super yang berharga mahal. Ini menjadikan Kali Krasak dan Kali Opak sebagai sentral penambangan pasir yang terbesar di Jawa Tengah.
Cerita Kali Putih
Rupanya pada periode erupsi 2010 yang lalu ada kisah lahar hujan Gunung Merapi. Dampak banjir lahar Merapi malah berlipat lebih dahsyat daripada banjir lahar tahun 1980-an yang pernah terjadi di Jogja dan Magelang. Pada Erupsi tahun 2010, jalan raya Yogya-Magelang hampir tiap hari terkena dampak luapan banjir lahar sehingga pemerintah mesti memberlakukan penutupan arus lalu lintas. Desa-desa sepanjang aliran Kali Putih tertimbun material hingga seatap rumah. Banyak DAM bahkan jembatan-jembatan di sepanjang alur sungai-sungai di sektor Barat dan di sektor Timur yang jebol ataupun roboh akibat terjangan ganasnya banjir lahar Merapi tersebut.
Sehingga wajarlah bila kemudian timbul banyak pertanyaan selanjutnya. Apakah kita manusia yang kurang akal untuk mengantisipasinya…?
Apakah sedemikian perkasanya Merapi sehingga muntahannya bisa sedemikian hebat dan dahsyat…?
Apakah…apakah…dan apakah…itulah yang terus saja terpikirkan di benak kita, sehingga menimbulkan praduga-praduga yang juga di luar nalar alias cerita berbau mistik.
Benarkah demikian…? Lalu bagaimana kisah lahar hujan Gunung Merapi?
Banyak dari kita yang tidak mengerti, bahkan sama sekali tidak mengetahui bahwa karakteristik aliran banjir lahar itu sama sekali sangat berbeda dengan aliran banjir air biasa. Banyak contoh kejadian di lapangan yang membuat hati ini berdesir karena kagum, karena heran, karena ngeri saat menyaksikan langsung polah-tingkah si-banjir lahar yang perkasa itu.
Karakteristik Lahar Hujan
Bila kita melihatnya di bagian hulu sungai atau di bagian paling atas dari sungai, maka hanya akan terlihat kepulan asap yang muncul dari bawah tumpukan material saja. Sementara aliran airnya tidak akan pernah bisa terlihat. Sehingga para pemantau hanya bisa memprediksi arah aliran “calon” banjir lahar di bagian hulu sungai itu hanya dari jalur kepulan asap, itu saja. Oleh karena itu berulang kali dihimbau khususnya untuk para “wisatawan bencana” untuk selalu waspada dan berhati-hati ketika mengunjungi daerah-daerah aliran sungai, dan desa-desa KRB III (wilayah bahaya) yang terdampak erupsi seperti Kinahrejo, Glagaharjo, Srunen, dsb. yang sangat banyak sekali timbunan material vulkaniknya.
Gas Beracun di Aliran Lahar Hujan
Bila kita melihat aliran banjir lahar itu dari bagian sedikit di bawah hulu sungai, maka akan terlihat keunikan karakteristik dari pergerakan si-banjir lahar tersebut. Dari debit air yang masih sangat kecil saja (untuk ukuran aliran banjir) bila menerjang cekungan, belokan, bahkan gundukan material sekalipun, si-kepala serta badan dari si-bajir lahar itu sudah mampu merobohkan tebing-tebing sepanjang aliran sungai. Sehingga dari gerusan dan guguran material tersebut akan menimbulkan kepulan asap sulfatara yang masih coklat pekat (indikasi masih bersuhu sangat panas dan beracun) yang membumbung tinggi dan menyebar kemana-mana, yang bisa mengancam nyawa bagi siapa saja yang tersentuh atau menghirupnya.
Bila kita melihat aliran banjir lahar itu dari bagian tengah bantaran sungai, maka akan terlihat bagaimana dahsyatnya aliran banjir lahar tersebut menerjang apapun yang menghadangnya. Dan uniknya, bilamana melewati belokan atau cekungan maka si-banjir lahar itu akan melompat ke atas, tetap berjalan lurus alias tidak berbelok mengikuti alur sungai. Si-banjir lahar akan dengan mudahnya keluar dari jalur sungai yang sewajarnya dilalui (saat tidak dalam kondisi normal). Itulah kenapa banjir lahar bisa meluap dan mblobor kemana-mana tanpa terkendali, yang sangat berbeda karakteristik daripada aliran banjir air biasa.
Volume Banjir
Bilamana banjir lahar itu sudah sampai di bagian hilir sungai, dan tentu saja dengan debit dan intensitas aliran yang sudah berlipat-lipat kecepatan dan volumenya, salah satu karakter uniknya adalah justru akan mengangkat tanggul-tanggul bantaran sungai itu ke permukaan sehingga menggantung dalam kondisi rapuh, tidak menggerusnya dan merobohkannya seperti yang biasa dilakukan oleh si-banjir biasa.
Berat Jenis Air dan Batu
Kenapa batu-batu berukuran raksasa itu bisa terhanyut demikian jauhnya hingga teronggok begitu saja di perhentiannya? Karena salah satu karakteristik aliran banjir lahar adalah mempunyai massa (berat) yang lebih besar daripada massa (berat) dari benda-benda yang ada di atasnya. Hal itu terjadi karena sebagai bentukan aliran dari material vulkanik yang mempunyai massa jenis yang bersifat lebih ringan daripada massa jenis air yang melarutkannya, maka aliran material vulkanik ini akan mengambang / mengapung di atas permukaan air. Sebagai efek karambolnya, maka benda-benda akibat terjangan banjir lahar pun akan turut hanyut dan akan selalu berada di atas aliran material bajir lahar tersebut, meskipun berwujud batu-batu raksasa sekalipun.
Ngeyel
Karakter unik dari si-banjir lahar yang lainnya adalah bersifat “ngeyel” atau semau gue. Sebagai contoh: Ada satu upaya untuk membuat aliran banjir lahar supaya tetap pada jalurnya, sehingga perlu ada pengerukan material di jalur sungai. Peralatan Backhoe pun dikerahkan untuk pembuatan jalur tersebut. Namun apa yang terjadi…? Begitu si-banjir lahar tersebut datang, ternyata tetap saja “tidak mau” berbelok ke cerukan jalur yang dibuat tersebut. Si-banjir lahar tetap melaju dan menerjang si-Backhoe yang sebenarnya sudah berada di posisi “di luar” jalur aliran sehingga si-Backhoe yang perkasa itupun tertimbun hidup-hidup.
Aneh…? Ya….!
Dan masih banyak contoh kasus unik lainnya yang memang terkadang membuat kita yang melihat polah-tingkah si-banjir lahar itu akan geleng kepala, kagum, heran, sekaligus miris. Seolah kita tidak akan jemu-jemunya mengerutkan dahi karena berkecamuk dalam pikiran kita sederet kalimat…, “Alangkah sangat lemahnya manusia ini bila kita bandingkan dengan kekuatan alam”. “Alangkah sangat kewalahan dan kurang akalnya manusia menghadapi si-banjir lahar yang ternyata SANGAT CERDAS….!!!”
Itulah kisah lahar hujan Gunung Merapi.
Sekian.
Salam Sulfatara.
Saduran dari catatan Almarhumah Mbak Yuli GL, relawan rescue Erupsi Merapi tahun 2010.