Padi adalah Pohon Nasi

Waktu Baca: 2 menit

Alkisah seorang teman saya yang tinggal di Kabupaten Bantul, DIY, bercerita tentang peristiwa unik yang terjadi ketika serombongan siswa SMA dari Jakarta mengadakan Live In di kampungnya. Selama 3 malam mereka tinggal di kampung untuk merasakan suasana hidup di kampung, ikut aktivitas warga yang bertani, berkebun, mencari pakan ternak, atau berdagang di pasar. Hal yang membuat heran teman saya ini adalah celetukan siswa ketika diajak ke sawah. Kepada mereka ditunjukkan situasi sawah, dijelaskan peralatan apa saja yang digunakan untuk mengolah sawah. Tidak lupa juga dijelaskan tentang proses pengolahan dari benih padi hingga menjadi beras.

“Ooo… ini pohon nasi ! “ Kata salah seorang siswa. Teman saya ini heran.
Amboi ! Rupanya rumpun Padi disebut pohon nasi !
Sebagai among tamu, dia hanya menyimpan rasa geli itu. Kan nggak enak sama bapak ibu guru kalo menertawakan anak-anak. Lah, ternyata lebih dari satu anak yang baru tahu bahwa nasi di piring itu berasal dari padi di sawah.

Kisah serupa juga disampaikan oleh kolega saya yang merupakan aktivis pertanian di Sleman. Celetukan Pohon Nasi ternyata banyak terjadi.
Ya, ternyata tidak semua anak di Indonesia tahu bahwa nasi di piring berawal mula dari serumpun padi di sawah. Ketika pertama kali tahu, mereka menilai Padi adalah pohon nasi.

Buat kamu yang masa kecilnya berasal dari area pedesaan, atau yang sering berangkat kerja melintasi persawahan, tentu tidak asing dengan yang namanya padi dan beras. Tetapi bagi anak yang sejak lahir hingga kuliah selalu tinggal di metropolitan, mungkin saja tidak pernah diperkenalkan oleh orang tuanya tentang asal mula nasi. Yang dia tahu adalah bahwa setiap pagi, siang, dan malam selalu ada segumpal benda empuk berwarna putih yang ada di piringnya, dan oleh pengasuh diperkenalkan dengan nama nasi. Mungkin saja ia sepanjang hidup tidak pernah melihat wujud beras karena tidak pernah mendapat kesempatan untuk berlatih menanak nasi.

Gambaran ini bukan tentang siapa yang salah. Orang sah-sah saja menyebut padi sebagai pohon nasi, karena yang dia tahu segala tumbuh-tumbuhan disebut sebagai pohon. Sama seperti nenek saya yang menyebut Spaghetti sebagai Bakmi, menyebut Takoyaki sebagai bakwan, dan Pizza sebagai Martabak. Tetapi ungkapan-ungkapan ini menunjukkan bahwa perlunya kita untuk belajar hal-hal mendasar, yang berkaitan langsung dengan kehidupan kita sehari-hari.

Ketika Mbah Harto menjadi presiden Republik Indonesia ke-2, dimulailah proses Jawanisasi perut dan lidah orang Indonesia. Kesejahteraan diukur dari apa makanan pokok yang ada di rumah. Orang disebut sejahtera ketika sudah makan nasi. Kalau masih makan jagung, sagu, kentang, ketela, singkong, atau keladi, maka orang dianggap masih miskin, dan harus dibantu dengan subsidi beras. Hasilnya sekarang, hampir semua orang di Indonesia makan nasi, dan merasa belum makan kalau belum pakai nasi.

Melalui pembelajaran di sekolah kita juga diajarkan bahwa makanan pokok bangsa Indonesia adalah nasi. Nasi berawal mula dari benih padi. Padi ditanam di sawah selama 3-4 bulan, lalu bulir padi dipanen. Bulir padi dirontokkan dari batangnya hingga disebut gabah. Gabah digiling kulitnya hingga menjadi beras. Beras dimasak hingga menjadi nasi. Saya kira kita semua sepakat demikianlah proses padi menjadi nasi.

Tetapi kalau kemudian sampai ada anak yang menyebut rumpun padi di sawah sebagai pohon nasi, saya kira yang keterlaluan adalah orangtuanya. Please lah, anak perlu diberikan kesempatan untuk latihan memasak beras menjadi nasi, setidaknya sekali dalam seumur hidupnya. Lebih baik lagi kalau anak diberi kesempatan menyentuh beras, menyentuh gabah, menyentuh padi di sawah hingga kulit gatal terkena serbuk ilalang. Lebih baik lagi kalo sekali dalam seumur hidupnya anak pernah nyemplung di sawah, merasakan lumpur, melihat belut, mengambil keong, dan mengusir burung.

Sekali lagi, jangan sampai diantara kita ada yang menyebut padi sebagai pohon nasi !

 

Similar Articles

Comments

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Advertisment

TERKINI