Waktu Baca: 3 menit

 

                “Keren”

                “Gagah”

                “Gak percaya ini bakal terjadi”

Begitulah kiranya ucapan yang terlontar dari para pecinta kereta api yang berhasil ditemui jurnalis PAKBOB.ID kemarin (23/2). Mereka menyambut vintage livery yang dibuat oleh PT. KAI pada salah satu lokomotifnya. Maka tidak mengherankan jika kemarin banyak ditemui para penggila kereta api mengabadikan momen spesial ini di lintas Lempuyangan hingga Purwosari.

Jika biasanya kita bisa menjumpai lokomotif dengan warna dasar putih, oranye, dan biru, hal yang berbeda terjadi pada lokomotif dengan nomor CC 2018331. Warna krem dan hijau serta lambing roda bersayap menjadi livery baru bagi lokomotif tersebut. Pengunaan warna tersebut sebenarnya bukan tanpa alasan. Vintage livery krem dan hijau merupakan warna yang digunakan pada saat masih DKA (Djawatan Kereta Api) hingga PJKA alias Perusahaan Jawatan Kereta Api. Bila kalian penasaran dengan warna lokomotif tersebut masih bisa didapatkan dokumentasi visualnya di film-film era 80-90an.

       Foto oleh @masbowojalanlagi

Setelah dilakukan pengecatan lokomotif tersebut untuk pertama kalinya, lokomotif tersebut dilakukan ujicoba. Lokomotif CC 2018331 digandengkan (traksi ganda) dengan lokomotif KA Kahuripan dengan relasi Kiaracondong menuju Blitar. Hasilnya pun tidak mengecewakan, lokomotif dengan vintage livery tersebut berhasil melalui ujicoba yang dilakukannya.

Penggantian livery lokomotif yang dilakukan oleh PT KAI merupakan sebuah perjalanan lintas waktu. Banyak sekali orang-orang yang memiliki memori dengan livery krem hijau tersebut. Penggantian warna yang dilakukan kepada lokomotif bukan hanya soal teknis tapi juga sebuah rekosntruksi sejarah. Upaya pengecatan livery lokomotif yang dilakukan oleh PT KAI tidak serta merta terjadi begitu saja. Banyak kisah yang terjadi di balik kemunculan livery vintage tersebut. Inilah yang membuat mengapa vintage livery menjadi sebuah fenonema yang mampu membuat banyak orang merasa bergetar jiwanya. Memang tidak salah! Karena ini adalah sebuah mimpi yang jadi kenyataan.

Kami pun mencoba mengulik darimana ide pengecatan livery tersebut muncul. Penelusuran redaksi kami membuahkan hasil. Usulan vintage livery ini sebuah ikhtiar yang digelorakan oleh dua komunitas pecinta kereta api di Indonesia, Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) dan Semboyan Satoe Community (SSC). Ini adalah bentuk dukungan nyata para pecinta kereta api kepada PT KAI sebagai satu-satunya penyedia jasa layanan kereta api di negeri ini.

        Foto oleh @masbowojalanlagi

Perjuangan keduanya untuk memberikan masukan kepada PT KAI tentunya tidak semudah yang dibayangkan. Diawali dengan membuat proposal, melakukan konsolidasi dengan berbagai pihak, dan membangun komunikasi dengan pihak direksi PT KAI. Kita semua tahu bahwa menembus birokrasi di negeri ini sangatlah melelahkan. Hingga akhirnya apa yang mereka perjuangkan membuahkan kenyataan saat PT KAI dipimpin oleh Didiek Hartantyo. Setelah mereka harus mengubur mimpinya selama beberapa waktu.

Saat dihubungi, perwakilan dari IRPS, Ricki Dwi  Agusti mengatakan bahwa upaya yang dilakukan bersama teman-temannya sebuah wujud kepedulian sekaligus pelestarian terhadap kereta api yang ada di Indonesia. Ia juga menambahkan dengan adanya vintage livery ini merupakan sinergi nyata antara pihak PT KAI dengan para pecinta kereta api.

Hal senada juga diungkapkan oleh ketua Semboyan Satoe Community, Teguh Iman Santosa, saat dihubungi oleh jurnalis PAKBOB.ID.

“Kami tentunya menyambut baik atas keberanian sekaligus terobosan yang dilakukan oleh PT KAI dalam mewujudkan mimpi kami. Sehingga ini menjadi modal bagus untuk pembangunan nasional, khususnya di bidang perkeretaapian. Sehingga akan diwujudkan pembangunan yang adapatif, solutif, dan kolaboratif.”

Kiranya apa yang dilakukan oleh PT KAI dan komunitas di dalamnya ini patutlah mendapatkan apresiasi dan dukungan dari seluruh pihak. Harapannya adalah semakin banyak armada kereta api yang bisa menggunakan vintage livery. Bukan hanya lebih sedap dipandang mata tetapi juga bentuk brand awareness yang nyata bagi para pengguna setianya. Karena sebuah perjalanan itu bukanlah hanya soal kecepatan dan kenyamanan namun juga tentang kenangan yang menyertainya. (*)

*). Disclaimer : Foto yang digunakan dalam tulisan ini sudah mendapatkan izin dari @masbowojalanlagi (Y. Sapto Prabowo). Bagi yang menggunakan untuk kepentingan lain diwajibkan untuk meminta izin kepada yang bersangkutan. Foto yang digunakan memiliki lisensi hak cipta. 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini