Generasi milenial sering tercampur dengan generasi Y, yang mana frasa ini khusus untuk menggambarkan orang-orang yang lahir antara tahun 1980 dan 2000. Meskipun begitu, arti dari generasi milenial ini masih banyak diperdebatkan oleh para ahli. Sebagian para ahli mengatakan bahwa generasi milenial artinya orang-orang yang lahir antara tahun 1970-an hingga awal 90-an. Namun, sebagian ahli lainnya mengatakan bahwa tahun 2004 menjadi tahun terakhir dari kelahiran generasi milenial atau gen Y. yang memiliki sifat yang senang akan teknologi ,dan mau- nya serba instan kata orang berakit – rakit lah dahulu , bersenang – senang kemudian. Milenial ini beda, maunya senang aja maunya hasil saja , tanpa melewati yang namanya proses , inilah yang cukup memprihantinkan di zaman sekarang .
Golongan orang yang tahun ini berusia 18 hingga 34 itu pun dikenal punya karakteristik yang sedikit menantang bagi para seniornya. Meski kreatif, mudah belajar, dan melek teknologi, mereka kadang sulit diajak bekerja keras karena lebih suka proses yang instan. Benarkah?
Sebagai salah satu generasi millennial, saya sendiri mengakuinya. Mengapa generasi sekarang banyak yang mau- nya instan atau mau- nya buat sesuatu nga lewati proses, anak muda sekarang. Menurut saya kehadiran media sosial dan gadget membuat segalanya jadi mudah yang kemudian mempengaruhi sikap, termasuk ketika bekerja dan belajar
Saya pernah diundang oleh salah satu dokter yang sedang mencari rekan kerja untuk jualan obat herbal dan berbicara bagaimana memperlakukan generasi millennial. Menurut saya dan dokter itu, mereka begitu karena sekarang semua serba instan. Ada social media jadi gampang jualan dan promosinya juga gratis. Zaman dulu orang jualan harus jalan kaki keliling perumahan atau keliling kompleks , jaman sekarang di posting di media sosial mudah sekali mendapat hasilnya. Maka berbeda zaman dulu dengan sekarang. Bisa dibilang, sekarang anak- anak sifat manjanya kuat sedangkan orang dulu lebih mengandalkan kerja keras.
Tapi tidak semua berpikir seperti itu karena proses jatuh bangun itu penting untuk pembelajaran, jika kita maunya, semuanya ingin instan, kapan kita bisa melakukan sesuatu hal yang benar-benar membutukan proses perjuangan.
Zaman sekarang apa- apa instan. Banyak pemikiran hidup sekedar kayak mie instan. Diaduk aduk jadilah itu mie. Janggan salah, suatu saat anda di hadapi permasalahan yang rumit yang butuh proses kamu tidak bisa menyelesaikan masalah itu.
Memang benar kalau di bilang teknologi juga banyak memiliki manfaat di masa sekarang misalnya di dunia kerja salah satunya adalah di tengah pandemi atau covid 19, kita bisa bekerja dan belajar dari rumah dengan model daring. Tapi bukan berarti lalu teknologi ini untuk cari mudahnya saja.
Untuk itu, saya ingin mengedukasi para millennial agar menghargai proses . Karena, kalau kita menghargai proses, kita tidak akan mudah jatuh dalam keadaan apa pun dan kita tahu tahap selanjutnya yang kita buat. Tentu kita menjadi tidak salah jalan dalam arti bahwa kita tau tujuannya. Kalau kita maunya instan, kita tidak tau dong prosesnya. Kalau di bilang prosesnya rumit. Jujur saja, banyak hal yang kita korbankan, seperti tenaga, waktu, material untuk mencapai tujuan atau apa yang kita impikan.
Saya pikir, seandainya saya itu jajan apa apa dari orang tua, ya saya tidak akan maju. Kesempatan belajar mandiri akhirnya membantu saya untuk belajar menghargai proses secara keseluruhan. Kalau kita belajar menghargai proses, kita belajar tahap tahap dalam bekerja keras dan membentuk inovasi. Inovasi inilah yang akhirnya menjadi kunci kesuksesan kita.