Cuaca Jogja yang akhir-akhir terkadang embuh alias entahlah membuat tubuh juga butuh asupan yang pas dong ya. Kadang panas lalu tiba-tiba hujan. Badan pun menjadi rawan meriang. Salah satu makanan yang bisa membuat tubuh segar dan hangat versi saya adalah sop. Yups, sop! Makanan berkuah dengan bumbu rempah-rempah sangatlah tepat untuk jadi penghangat. Pilihan pun jatuh kepada sop buntut Pak Sugeng.
Pernahkah mendengar tempat kuliner sop buntut Pak Sugeng? Kalau belum pernah, hendaknya perlu untuk meluangkan waktu menyambangi ke sana. Oke deh, sekarang saatnya kita berkelana rasa. Sop ini memang mengkhususkan diri pada menu daging sapi dan teman-temannya. Eitss, tapi tidak perlu berkecil hati dulu, para penggemar daging ayam juga disediakan kok. Tinggal pilih saja sesuai hasrat teman-teman.
Acapkali saya dan mungkin teman-teman memiliki keengganan untuk menyantap menu daging. Bisa jadi karena dagingnya alot, dagingnya masih mentah, dan bisa juga dagingnya susah digigit. Tapi itu semua gak bakal terjadi di sop buntut Pak Sugeng. Katanya nih,dagingnya empuk banget dan mudah disantap. Itulah keunggulannya. Tidak perlu repot-repot mengeluarkan banyak energi untuk menaklukan daging sapinya.
Keistimewaan lainnya adalah di tempat tersebut kita bisa memilih daging sapi bagian apakah yang ingin dinikmati. Menu favoritnya sih sop buntut sapi. Menu lainnya ada juga sop iga sapi, sop kikil, dan sop daging sapi. Untuk sop ayamnya ada dua jenis lho, ayam potong dan ayam kampung, lengkap bukan?
Sewaktu ke sana, keapesan menimpa saya. Sop buntut sapinya sudah ludes. Oh no, oh no, oh no. Saya memutuskan mencoba menu sop iga sapi. Tidak perlu menunggu lama menu saya dihidangkan. Dikarenakan racikan untuk sopnya sudah disiapkan di mangkuk-mangkuk yang tertata rapi. Saat ada pesanan, mereka pun tinggal menambahkan bagian sapi dan kuahnya.
Icip-icip Sop Buntut Pak Sugeng
Pesanan saya datang. Di sini nasi dan sop dijual terpisah ya. Semangkuk sop dijual mulai dari Rp 17.000. Sedangkan minumannya dimulai dari harga Rp 3.000. Sop buntut Pak Sugeng juga menu es teller juga lho, bolehlah dicoba sekalian.

Cara terbaik menikmati sebuah makanan adalah jangan mencampurnya dengan bumbu tambahan dulu. Persis seperti yang dikatakan oleh Pak Bondan “Mak Nyuss”. Kaldu yang masih kemebul itu langsung saya sendok saja. Rasanya kaldunya gurih sekali. Tidak terlalu asin pula.
Sendok saya arahkan untuk menjelajahi semangkuk sop iga sapi tersebut. Di bawah tulang iga, ada kentang, wortel, dan kacang merah ternyata. Wuihhh ini yang bikin makin sedap saja. Tekstur ketiganya tidak overcook, jadi masih terasa krenyes-krenyes dan segar. Joss sekali dipadukan kuah sop yang gurih.
Penasaran kan dengan dagingnya? Yang kabarnya empuk sekali? Saya membuktikan mitos tersebut. Berbekal sendok, saya potong daging yang menempel di tulang iga. Lha kok langsung lepas saja tanpa perlawanan. Langsung saja sekalian saya santap daging tersebut. Buihhhh…beneran empuk lurss. Cocok menjadi lauk bagi nasi putih yang sudah tersaji. Bagi yang suka pedas, bisa saja menambahkan merica ataupun sambal.
Sop buntut ini memang nyempil tempatnya. Butuh kejelian dalam menjumpainya. Letaknya ada di Jalan HOS Cokroaminoto 187, Yogyakarta. Warungnya didominasi dengan cat biru. Jika banyak kendaraan yang parkir di situ, maka teman-teman sudah sampai. Kalau masih kebingungan bisa cek di tautan berikut ini. Sop buntut Pak Sugeng buka dari pukul 09.00-17.00 WIB. Jikalau masih mau menikmati sop buntutnya, datanglah secepat mungkin. Selamat mencoba, salam hangat dari semangkuk sup!(*)