Sebagian orang mungkin mengenal Pantai Siung sebagai salah satu pantai cantik di antara sekian banyak gugusan pantai yang tersebar di sepanjang bagian selatan Kabupaten Gunungkidul. Namun, bagi sebagian kelompok lain, pesonanya bukan hanya sekadar pantai yang berisi pasir, ombak, dan matahari terbenam saja. Di salah satu sudut pantai ini, tersimpan surga bagi penikmat olahraga panjat tebing.
Secara administratif, Pantai Siung terletak di Kelurahan Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pantai ini terletak sekitar 70 km dari pusat kota Jogja dan sekitar 30 km dari Wonosari, ibukota Kabupaten Gunungkidul. Dari Kota Jogja, dibutuhkan waktu sekitar 2 hingga 2,5 jam untuk mencapai pantai ini. Kondisi jalan yang mulus dan terawat dengan baik memungkinkan setiap orang untuk dapat berkunjung ke Pantai Siung menggunakan berbagai moda transportasi yang ada, seperti sepeda motor, mobil, bahkan bus pariwisata. Meskipun demikian, kemampuan teknis berkendara di jalanan berkelok dengan tanjakan dan turunan tetap dibutuhkan. Hal ini disebabkan oleh bentuk bentang alam daerah Kabupaten Gunungkidul yang menyerupai pegunungan sehingga dibutuhkan kemampuan berkendara yang ekstra hati-hati.
Panjat Tebing di Pantai Siung
Ketika mencapai Pantai Siung, pengunjung dapat langsung menikmati pemandangan pantai dan laut yang luas dari area parkir pantai. Namun bila dicermati ke arah barat, atau sisi kanan pantai, maka akan terlihat pemandangan batuan karang besar berwarna hitam kecoklatan. Di balik batuan karang itulah, tersembunyi surga bagi pencinta olahraga ekstrem rock climbing atau panjat tebing.
Untuk mencapai titik lokasi panjat tebing atau yang biasa dikenal sebagai ground spot, pengunjung masih perlu berjalan menyisir bibir pantai menuju ke arah barat. Jalur yang harus dilalui berupa jalan setapak dan batuan yang disusun sedemikian rupa menjadi anak tangga. Setelah berjalan sekitar 5 menit, pengunjung akan sampai di titik lokasi panjat tebing berupa sebuah lapangan rumput yang cukup luas yang diapit dua tebing cadas di sisi kanan dan kirinya. Lapangan rumput tersebut juga biasa digunakan sebagai camping ground untuk pemanjat yang hendak menginap menggunakan tenda.
Berbagai Jalur Panjat Tebing
Sesungguhnya, terdapat berbagai titik lokasi panjat tebing di Pantai Siung. Tercatat ada 16 blok tebing yang dapat digunakan, dimulai dari Blok A, Blok B, hingga Blok K. Lapangan rumput yang sering digunakan sebagai camping ground tadi berhadapan langsung dengan tebing Blok D, Blok E, dan Blok F. Titik-titik inilah yang sering digunakan sebagai titik pemanjatan, sebab jalur pemanjatan yang terdapat pada blok ini relatif lebih mudah dibandingkan blok lain.
Baca juga : Manusia Serakah: Harimau Jadi Tumbal
Pengunjung yang ingin melakukan panjat tebing dapat memilih tingkat kesulitan pemanjatan sesuai dengan kemampuan masing-masing. Hampir di semua jalur telah terpasang alat pengaman permanen berupa bolt dan hanger yang tertanam di tebing. Namun, perlu diwaspadai untuk beberapa jalur terdapat bolt dan hanger yang sudah berkarat sehingga mengurangi daya kekuatannya. Hal ini biasa terjadi pada lokasi tebing yang terletak dekat dengan laut sebab angin yang berhembus sedikit mengandung uap air laut yang bersifat korosif.
Tidak Bisa Dinikmati Untuk Umum
Sayangnya, keindahan tebing-tebing Pantai Siung tidak dapat dinikmati oleh banyak orang. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya fasilitas yang mewadahi masyarakat awam yang ingin merasakan sensasi memanjat tebing. Fasilitas yang dimaksud berupa guide atau instruktur yang memberi petunjuk dan menemani selama pemanjatan serta fasilitas berupa peminjaman alat-alat pengaman seperti tali, harness, carabiner, dan lain-lain.
Baca juga : Kucing dan Budaya Masyarakat Jepang
Selama ini, panjat tebing di Pantai Siung hanya dinikmati oleh kalangan tertentu saja, seperti organisasi pencinta alam dan komunitas panjat tebing. Hal ini sesungguhnya dapat dimaklumi sebab panjat tebing merupakan olahraga ekstrem yang membutuhkan berbagai persiapan dan peralatan. Tidak jarang, peralatan yang dibutuhkan pun relatif mahal. Dengan demikian, olahraga panjat tebing masih sering dipandang sebagai olahraga yang bersifat eksklusif.