Pernahkan kamu melihat penampakan hantu-hantu seperti yang ramai diberitakan dan disebut dengan berbagai macam nama? pocong, kuntilanak, genderuwo, tuyul, dll? Mari kita simak ulasan bedanya arwah dan jin.
Hal Mistik
Jaman ini berbagai hal yang berbau mistik menjadi suatu jembatan bagi manusia yang masih hidup untuk belajar tentang banyak hal. Kehidupan, penambah pengetahuan, dan bahkan menjadi suatu sarana hiburan. Seorang Antropolog, Budi Rajab mengatakan bahwa “Itu sifat manusia, selalu penasaran, ingin tahu, dan itu dibarengi dengan takut, senang, atau sebuah kepuasan tersendiri,” katanya. Nah, saya akan beropini tentang secuil hal mistik yaitu perbedaan dari arwah dan jin.
Baca juga : Urban legend, Sekolah Tumbal
Apa Itu Arwah?
Para indigo menyebut bahwa arwah merupakan roh manusia yang pernah hidup di dunia, meninggal, dan “nyangkut”. Istilah nyangkut merupakan istilah dimana para makhluk-makhluk spiritual / roh manusia tersebut tidak bisa “nyebrang” ke alam selanjutnya. Mengapa bisa demikian? Alasannya pertama karena roh tersebut masih belum ikhlas untuk pergi ke dunia selanjutnya. Alasan yang kedua adalah roh tersebut tidak bisa menyebrang karena meninggal dengan cara yang tragis.
Arwah dibagi menjadi 2 jenis arwah yaitu arwah positif dan arwah negatif. Apa yang membuat mereka terbagi menjadi dua jenis? Satu jawaban yang paling tepat untuk menjawabnya adalah “tabungan mereka di dunia”. Ini tentang amal baik mereka di dunia, apakah mereka orang baik atau sebaliknya. Arwah yang positif sangat menyukai doa-doa yang diberikan oleh manusia yang masih hidup di dunia. Doa mampu membantu mereka untuk mengikhlaskan kematian dirinya, menebus dosa mereka, dan pergi ke alam selanjutnya. Namun ada juga yang memilih untuk bertahan, seperti yang dikisahkan oleh seorang indigo, Filo Sebastian. Ia menceritakan bahwa ada arwah positif yang ingin tetap ada di dunia. Mereka ingin menjaga orang-orang tercinta seperti anak, orangtua, kakek dan atau nenek.
Ada pula arwah negatif yang oleh orang-orang Indonesia sering disebut dengan beragam nama seperti kuntilanak, pocong, tuyul, dll. Mereka merupakan arwah-arwah yang memiliki berbagai wujud berbeda. Berbeda dengan arwah positif, arwah negatif sangat menyukai energi negatif dari manusia, seperti contohnya rasa takut. Ketika mengganggu manusia, kebanyakan arwah negatif memiliki tujuan untuk menyerap rasa takut manusia agar energi mereka meningkat. Oleh sebab itu, jangan takut, beranilah!
Apa Itu Jin?
Filo mengatakan bahwa Jin itu merupakan sosok yang memiliki kekuatan lebih kuat dibanding arwah. Selain itu, dari segi bentuk, jin memiliki bentuk yang berbeda dengan arwah. Arwah seringkali berwujud manusia, sedangkan jin memiliki bentuk yang lebih abstrak, ada yang berwujud sangat besar dan ada yang kecil sekali. Ada pula yang berwujud menyerupai badan manusia namun berkepala hewan, atau sebaliknya. Jin juga terbagi menjadi 2 jenis yaitu jin yang positif dan negatif. Berhubung jin memiliki kekuatan yang kekuatan lebih besar dibanding arwah, mereka seringkali memiliki pasukan-pasukan. Banyak pula manusia yang tertipu daya oleh jin dan akhirnya membuat suatu transaksi/perjanjian dengan mereka, utamanya jin yang negatif. Hal tersebut sangat berbahaya karena mampu membelenggu manusia ke dalam kuasa kegelapan yang menjauhkan dari kehidupan abadi yang penuh damai.
Kesimpulan
Secara garis besar, perbedaan mendasar arwah dan jin ada di tingkat kekuatan serta bentuk wujud yang berbeda yang dimiliki oleh arwah dan jin. Namun, kesimpulan tersebut tidak mutlak ya, karena misteri ilahi sungguh amat besar. Selain itu, seluruh isi dari artikel ini merupakan opini dan kebenarannya kembali lagi ke kepercayaan teman-teman ya.
Nilai-Nilai
Demikianlah ulasan bedanya arwah dan jin. Bantuan doa yang dikirimkan oleh kita yang masih hidup, apalagi dengan menyebut nama mereka satu per satu, akan sangat membantu mereka untuk berproses. Selain itu, kita diajak untuk melakukan “lebih banyak” perbuatan baik, tidak melakukan bunuh diri, dan tidak melakukan transaksi dengan makhluk lain dalam kuasa jahat. Kembali lagi ke dasar hidup manusia, bahwa apa yang kita tabur, akan kita tuai.