Di linimasa bersliweran keluh kesah gengs millenial soal upaya mencari kerja. Ada yang mengeluh betapa sulitnya mencari kerja. Sudah apply puluhan lamaran, belum juga dapat panggilan wawancara. Ada pula yang bikin tepok jidat. Dengan entengnya chat ke tim rekrutmen perusahaan, tanya lowongan kerja kayak sama temen sendiri. Muncul pertanyaan, “Langsung bekerja setelah lulus kuliah, apa mungkin?”. Saya tidak bisa memberi jawaban pasti. Tapi mari kita diskusikan.
Sadar Kondisi
Ini jaman pandemi. Biar kata pemerintah bilang angka pertumbuhan ekonomi 7 persen, tapi masih lebih banyak perusahaan yang efisiensi jumlah pekerja ketimbang yang buka lowongan pekerjaan. Jumlah lapangan kerja berkurang, tapi jumlah freshgraduate tetep aja segitu. Pandemi atau enggak, mahasiswa tetep lulus kuliah. Kalo kamu merasa susah cari kerjaan, ya jelas saja karena itu tadi.
Baca juga : 15 pekerjaan paling dibutuhkan di 2021 versi Linkedin
Sadar Kompetisi
Jangan terburu-buru merasa diri sebagai lulusan yang berkualitas. Nggak usah pilih-pilih kerjaan. Sekarang lulusan S2 yang nganggur makin banyak. Mereka berharap menjadi dosen, tapi nggak ada tempat. Mereka mau terima gaji berapapun. Dapet gaji setara S1, nggak masalah. Yang penting bisa kerja aja. Jadi kalo kamu team pilih-pilih kerja, minggir dulu saja.
Kekuatan Orang Dalam
Apa mungkin kamu lulus kuliah langsung bisa bekerja?
Mungkin saja sih. Satu kuncinya, kekuatan orang dalam. Yha, strategi khas nusantara ini emang udah terbukti berabad-abad. Dari jaman Raja Mulawarman bikin proyek kanal sampai jaman Tesla buka cabang di Indonesia, kekuatan orang dalam itu penting! Perusahaan mau pakai teknik rekrutmen se transparan apapun, tetap saja butuh orang dalam sebagai informan tentang situasi umum di perusahaan itu. Kalo secara randomly kamu mengajukan lamaran tanpa tahu itu perusahaan apa, susah.
Nah, untuk membangun kekuatan orang dalam, kamu harus punya jejaring pertemanan yang baik. Algoritma pertemananmu lah yang harus diperbaiki. Cari relasi dengan orang-orang yang lebih dewasa, yang mereka sudah 5-10 tahun bekerja di perusahaan. Mereka ini mungkin ada di Linkedin, mungkin ada di Facebook, mungkin juga ada di Youtube. Tetapi mereka nggak ada di Instagram, nggak ada pula di Tiktok. Follow aja orang-orang yang sudah bekerja. Tapi jangan pilih yang sudah sukses / di level top manajerial.
Perbaiki Algoritma Pertemanan
Kamu nggak perlu follow influencer untuk dapet info kerjaan. Justru ikuti mereka yang posisi kerjanya level menengah, atau biasa-biasa aja. Kenapa begitu ? Karena justru mereka-mereka ini yang dengan senang hati share info lowongan kerja dari perusahaannya. Kalo memungkinkan, jalin pertemanan dengan mereka yang kelihatan produktif kerja. Titip pesan pada mereka agar mereka berkabar kalo ada lowongan kerja di perusahaan mereka. Jadikan mereka sebagai ‘orang dalam’ untukmu.
Cari Program Magang
Gimana kalo nggak punya pengalaman kerja, nggak punya orang dalam juga?
Ikut aja program-program magang gratisan yang ditawarkan berbagai perusahaan. Cari magang yang gratisan, alias kamu nggak perlu bayar uang apapun. Di sisi lain pula, jangan mengharapkan penghasilan apapun dari proses magang. Dengan magang beberapa bulan, atau bahkan setahun, kamu punya pengalaman kerja yang lumayan untuk dicatat di curriculum vitae dan di Linkedin. Dalam hal magang, nggak digaji nggak masalah, yang penting ada pengalaman kerja, nabung jam terbang.
Kesiapan Bekerja
Perusahaan lebih suka dapat pekerja yang emang udah siap bekerja, dengan kualifikasi dasar yang sesuai. Barangkali background pendidikanmu nggak terlalu dipentingkan. Entah lulusan sarjana atau master, yang penting siap kerja. Nah, siap itu bukan sekadar perkara sewaktu-waktu siap mulai bekerja, hari ini lamar 3 hari kemudian langsung kerja. Siap itu juga perkara mental kerja, tahu kultur kerja, tahu tanggung jawab, siap bekerja dengan berbagai tuntutan.
Jaman sulit semacam ini kita jangan kebanyakan bikin syarat mencari kerjaan. Nominal gaji yang penting di atas UMR. Itu udah wajar kok. Nggak ada pula alasan menolak kerja karena lokasi jauh dari orangtua. Nggak perlu meribetkan jobdesk yang mungkin kamu nggak tahu tekniknya, atau belum pernah mempelajari itu di kelas. Namanya juga kerja, pasti sambil belajar caranya kerja.
So, langsung bekerja setelah lulus kuliah, apa mungkin? Ya mungkin saja. Syaratnya punya orang dalam, dan kamu nggak diribetkan dengan syarat-syarat kerja yang kamu buat sendiri.