Waktu Baca: 3 menit

Dari SMP saya selalu mendapat tuntutan untuk memikirkan masa depan. Mau sekolah dimana, jurusan apa dan seterusnya. Setelah lulus SMA, kita masih mendapat tuntutan yang sama, mau kuliah dimana, jurusan apa. Nah, setelah lulus kuliah, kita juga mendapat pertanyaan mau kerja apa, dimana, gaji berapa. Lalu saat nanti menikah juga mendapat pertanyaan mau anak berapa, nyicil rumah berapa dan seterusnya. Lama lama capek juga ya. Memikirkan masa depan itu melelahkan. Padahal ya masa depan itu apa to sebenarnya? Wujudnya apa? Kapaan?

Tidak Semua Memiliki Masa Depan

Ini mungkin fakta yang menyakitkan, tapi tidak semua orang memiliki masa depan. Lha kalau besok mati kan ya tidak ada yang namanya masa depan? Apalagi hari hari ini kematian itu datang dengan cepat silih berganti. Yang mati itu apa ya tidak memikirkan masa depan? Mikir! Mereka para pekerja keras dengan hidup lurus dan idealis. Namun gak menyangka saja besoknya mereka mati. Inilah kenyataan hidup yang pahit. Andaikata tahu besok bakal mati, buat apa ya capek capek memikirkan masa depan? Kan sayang ya waktu itu untuk hal hal melelahkan yang gak ada hasilnya?

Kata Master Oogway

Kalau menurut master Oogway, ada baiknya kita berhenti memikirkan masa depan dan memikirkan hari ini. Iya, kata Oogway, hari ini adalah hadiah, makanya hari ini sering dipanggil sebagai ‘present’. ‘Present’ kan artinya kado gaes. Pikiran Master Oogway ini ada benarnya juga ya…

Tapi, kita kan punya istri, punya anak, punya pekerjaan, ya masa kita tidak memikirkan masa depan mereka? Walaupun memikirkan masa depan itu melelahkan, kita tidak boleh lepas tangan begitu saja ‘kan? Benar tidak?

Memikirkan Masa Depan Sekali Kali saja

Bagi saya, memikirkan masa depan itu sekali sekali saja. Kalau memikirkan masa depan setiap hari, wah itu melelahkan bung! Kita boleh berencana, buatlah rencana secukupnya. Punya mimpi boleh, namun memang tak semua mimpi akan terwujud. Begitulah hidup bro. Tidak semua orang memiliki kepintaran, kesempatan dan keberuntungan yang sama. Sadly.

Kalau kata Eric Barker, kita ini sering memikirkan masa depan dengan salah. Biar tidak pusing, mengapa tidak kita membuat hidup ini bagaikan permainan kecil?

Maksudnya begini: Jangan berpikir misalnya bisa beli rumah dengan harga satu Milyar Rupiah dulu. Itu mahal dan rasa rasanya kita bakal capek mengejar mimpi macam begitu. Cobalah dari yang kecil kecil dulu. Kalau kamu penulis, coba bikin target kecil kecil hari ini harus menulis dua-tiga artikel. Kemudian, harus membaca buku 100 lembar misalnya. Atau kalau misalnya kamu reseller sabun Scarlet, tetapkan dulu saja sehari harus laku empat botol. Ini misalnya yaa.

Merayakan Keberhasilan Kecil (Daripada Yang Gede Gede)

Kata Eric Barker, lebih baik kita merayakan keberhasilan kecil daripada kecapekan mengejar yang besar besar. Memikirkan masa depan itu melelahkan, ya sudah kita coba belajar untuk membagi masa depan itu menjadi potongan potongan fragmen kecil. Ndak usah mikirin lima tahun lagi mau jadi apa, cukup pikirkan seminggu-sebulan-setahun mau ngapain. Bahkan ekstrimnya, lebih baik membuat target harian dulu. Menyelesaikan tugas kecil kecil saja. Misalnya pengen jadi selebgram, ya tuntutlah dirimu buat bikin satu story dan satu feed yang baik. Baik dulu tidak perlu viral. Sambil membuat, sambil kita belajar bagaimana membuat konten viral.

Jujur saja, bahkan selebgram yang sudah berpengalaman masih kesulitan membuat konten viral. Jadi ndak usah menuntut diri terlalu gimana gimana.

Bersyukur Itu Penting

Cobalah menghargai pencapaianmu meski masih kecil kecil. Bahkan kalau itu kecil sekali. Kamu push up tiap hari 20 kali jelas akan bermanfaat daripada ngefitness sekali sekali. Jangan lihat ke kanan dan ke kiri terlalu banyak. Kamu nggak ngerti harga dari sebuah kesuksesan. Lihatlah founder Tiktok, kurang kaya dan berhasil apa coba? Tapi Zhang Yiming ini memilih pensiun dan mundur dari CEO Tiktok karena ngurusin Tiktok bikin dia stress. Ya, semakin kaya kamu, semakin sibuk kamu, semakin banyak tanggung jawabmu dan makin stress kamu. Kalau sudah stress, banyak penyakit aneh akan mampir. Lha kalau sudah begitu usaha memikirkan masa depan yang melelahkan itu buat apa dong? Bayar rumah sakit? Kan sayang!

Ya sesederhana itu sebenarnya, biar gak capek saatnya agak melupakan masa depan. Mikir besok dan mbesok saja tapi jangan lupa evaluasi.

Baca juga :
Cara Bahagia Berbagi Tugas Harus Anda Lakukan

Orang Tua Adalah Kunci

Efek Negatif Tiktok Yang Tidak Kita Sadari

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini