Jogja dengan segala kelengkapan kulinernya, masih mengganjal bagi saya. Sulit menemukan penjual Tahu Kupat di Jogja. Paling mudah memang menemukan penjual Kupat Tahu. Tapi kalo Tahu Kupat khas Solo, jarang ada yang jual di Jogja. FYI, Kupat Tahu dan Tahu Kupat itu dua makanan yang berbeda. Bertahun-tahun saya berusaha mencari Tahu Kupat Khas Solo di Jogja ini. Bagi saya yang lidahnya sudah terlanjur plat AD, rasanya tetap belum sreg dengan kuliner Jogja, meski sudah 20 tahun saya meninggalkan kota Solo.
Komposisi Tahu Kupat
Tahu Kupat itu makanan racikan dengan komposisi dasar tahu goreng yang matang, ketupat, bakwan goreng, mie kuning, kacang goreng, dan taoge. Bumbunya adalah kuah gula jawa kental. Beda dengan Kupat Tahu gaya Jogja. Kalo di Jogja, Kupat Tahu itu isinya tahu goreng yang setengah matang, tambah potongan tahu bacem, taoge, dan ketupat. Kuahnya berbahan dasar gula jawa yang ditumbuk, daun jeruk, dan kecap. Meski sama-sama manis, tapi lidah saya lebih pro dengan Tahu Kupat.
Menu ini boleh dikata masuk golongan makan berat. Tetapi kalo kita makan seporsi Tahu Kupat, rasa kenyang akan bertahan tidak lebih dari 3 jam. Bagi kaum pekerja macam saya, satu porsi rasanya kurang, tapi kalo dua porsi kebanyakan. Mau beli porsi satu setengah pun sebetulnya bisa. Mau tambah dengan telur ceplok juga oke, tetapi kalo saya pilih yang otentik saja. Tanpa telur.
Ciri Penjual Tahu Kupat
Satu ciri khas penjual Tahu Kupat adalah gerobaknya yang berwarna merah dan hijau tua. Ketupat yang bergelantungan dan dua toples tanah liat berwarna hitam pasti ada di gerobaknya. Ini sudah jadi semacam trade mark. Entah jualannya secara berkeliling atau standby di ruko, gerobak ini pasti ada. Bahkan satu penjual bisa memasang dua gerobak. Makin banyak tahu mentah yang dibawa, itu tandanya dagangan dia laris manis. Tapi kadang-kadang di Jogja ini saya menemukan pedagang abal-abal. Gerobaknya khas Tahu Kupat, tapi ternyata isinya adalah Kupat Tahu gaya Jogja. Huh !
Beruntung saya menemukan penjual Tahu Kupat tidak jauh dari Pasar Ngasem. Ini gegara saya melintas di sekitar Pasar Ngasem dan menemukan ada gerobak khas Tahu Kupat khas Solo. Meski saya sedang tidak laper banget, tetapi karena kerinduan lidah yang sudah memuncak, tetap saja saya sambangi penjualnya. Saya perlu verifikasi keaslian dan otentisitas dagangannya.
Kupat Tahu Mas Dap
Nama aslinya Pak Heru. Beliau sudah berjualan sejak tahun 2009, mulai dari sebuah lapak di dalam Pasar Burung Ngasem. Kini ia bergeser tempat ke sebelah barat Pasar Ngasem. Ia mulai berjualan pukul 08.00, sampai habis. Seporsi Tahu Kupat ia banderol dengan harga 8000 rupiah. Ini harga yang standar untuk Tahu Kupat yang biasa beredar di kota Solo.

Secara tampilan, Tahu Kupat yang ia racik tergolong standar seperti yang biasa saya temukan di Solo. Ini sungguh ngangeni. Sambil mengantri, sambil mendengar pletikan suara tahu yang sedang otewe matang, itu benar-benar khas. Karena saya sudah lapar, maka saya pesan tahu yang gorengnya setengah matang saja. Tidak usah lama-lama menggorengnya. Potongan bakwan yang disajikan pun enak, tidak terlalu asin, tidak pula keras seperti di Tahu Gimbal.
Review Bumbu Topping
Nah, soal bumbu topping nya, boleh dikata tidak terlalu manis. Ini cocok untuk lidah yang eneg kalo makan kuliner Jogja yang terkenal manis. Tetapi memang karena tidak terlalu manis, maka yang kalah adalah soal kekentalan kuah. Racikan kuah yang versi Pak Heru ini cenderung cair. Rasa kecap tidak terlalu dominan. Ini yang membedakan citarasa Tahu Kupat dan Kupat Tahu. After taste bumbunya terasa bahkan setelah berselang dua jam. Mantap!
Setelah saya berhasil mencari tahu kupat khas solo di Jogja, saya rekomendasikan Tahu Kupat Mas Dap ini untuk teman-teman. Meski kalo soal kualitas rasa bukan yang juara. Cara yang paling benar untuk menikmati Tahu Kupat adalah langsung meluncur ke Kota Solo, dan makan langsung di sana.
Baca juga : Sate Gajih, Kuliner Melegenda di Jogja
[…] Mencari Tahu Kupat Khas Solo di Jogja […]