Waktu Baca: 4 menit

Twitter di hebohkan dengan thread yang membahas kasus soal hubungan percintaan. Sebenarnya pelaku kasus ini sudah lama menjalani aksinya, tetapi baru booming akhir – akhir ini. Dilansir dari akun @buahceriii yang menceritakan pengalaman kakaknya menjadi korban cewek matre. Matre dan realistis itu sama atau beda? Materialistis vs Realistis : Sama Nggak Sih ? Yuk, kita bahas.

Kasus Dhea Regista

Kasus ini cukup mengambil perhatian publik, bahkan banyak komentar netizen yang menghujat pelaku. Singkatnya, Dhea Regista ini konon katanya memacari banyak laki – laki kaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Salah seorang adik dari laki – laki yang menjadi korban Dhea ini membocorkan aksi licik Dhea ke publik dengan maksud memberi tahu agar kita bisa lebih berhati – hati dalam memilih pasangan. Tindakan yang dilakukan Dhea menuai banyak pro kontra di masyarakat. Beberapa orang setuju karena memang sudah seharusnya laki – laki memperlakukan wanita tidak hanya dengan cinta, tetapi juga dengan uang. Tapi, lain halnya kalau pihak wanita yang meminta – minta uang. Kesannya, pacaran tapi hanya mau duitnya saja ?

Apa Sih Materialistis Itu?

Materialistis merupakan pandangan hidup seseorang yang berlandaskan pada materi ( seperti harta atau benda ). Biasanya orang yang materialistis lebih berfokus pada keuntungan apa yang mereka dapatkan. Contohnya pada kasus Dhea, dia mencari pacar bukan untuk menjalani hubungan yang serius layaknya orang pacaran pada umumnya. Dia mencari pacar agar bisa menunjang kebutuhan hidupnya. Parasnya yang cantik membuat laki – laki tidak kuat untuk menolaknya. Bahkan niat liciknya itu tertutup rapih oleh wajah cantiknya.

Tidak hanya Dhea, masih banyak ditemukan orang – orang yang materialistis alias ‘matre’. Mereka menginginkan banyak barang atau taraf hidupnya yang meningkat namun tidak ingin usaha sendiri. Mereka memanfaatkan kelebihan yang ada di dirinya agar bisa mendapatkan apa yang mereka mau. Hal seperti ini sudah pasti salah kaprah, apalagi kalau konteksnya membahas hubungan. Dalam suatu hubungan perlu adanya sikap saling support. Jadi secara kasarnya biar sama – sama enak. Misalnya, kalau si cowok sudah mengajak jalan – jalan cewek seenggaknya cewek mengganti uang bensin. Namun hal ini tidak berlaku kalau memang cowoknya sudah dibutakan oleh cinta. Orang tua capek kerja buat anaknya, eh anaknya malah asik pacaran buang – buang duit untuk biayain ceweknya. Hayo ngaku, siapa yang pernah rela ngeluarin duit asal nggak diputusin cewenya?

Baca juga : Jatuh Cinta pada Orang yang Sama

Terus, Matre Itu Boleh Nggak ?

Kalau yang ditanya adalah ‘matre’, sudah jelas jawabannya tidak. Tapi bukan berarti kita sebagai cewek memilih pasangan asal – asalan saja. Kita juga perlu ‘realistis’. Nah, bedanya apa sih ? Kalo realistis lebih mengarah kepada hal – hal nyata dan punya alasan logis serta tidak ada unsur ‘memanfaatkan’. Misalnya, sebagai seorang cewek kita perlu memilih cowok yang mapan atau sudah siap secara finansial.

“Yang kaya raya gitu maksudnya?”

Bukan itu. Maksudnya adalah cowok yang benar – benar bisa bertanggungjawab atas hidupnya sendiri. Kenapa ? Karena kalau cowok belum bisa memenuhi kebutuhannya sendiri, berarti dia masih mengandalkan finansial orang tuanya. Ya masa kita pacaran pake duit orang tua? Apa nggak malu? Lagipula, kalau memang sudah menjalani hubungan yang serius, cowok perlu memiliki tanggungjawab yang besar soal finansial. Logikanya adalah orang tua si cewek sudah bekerja keras untuk anaknya dan perjuangan untuk membimbing anaknya sampai bisa sukses, terus dengan gampangnya cowok yang hanya bermodalkan kata cinta mau mengajak pacaran untuk diajak susah? Hell, no. Oke, ada pepatah yang bilang “Kalau pacaran harus mau sama – sama berjuang dari nol”. Kata ‘nol’ ini hanya sebagai perumpamaan bahwa dalam sebuah hubungan dibutuhkan adanya kerjasama dan dukungan dari dua belah pihak. Bukan berarti cowok yang tidak punya apa – apa dan malas kerja seenaknya mengajak susah anak orang. Kan kasihan perjuangan orang tuanya.

Pendapat Orang Soal Cewek Matre

Saya sudah mewawancarai beberapa teman saya yang kebetulan sering di cap sebagai cewe matre. Tidak hanya itu, saya juga menanyakan opini teman yang lain ( maksud saya memang yang tidak matre ) untuk memberikan pandangannya terhadap cewek matre.

“Gue sih setuju ya. Maksud gue gini, lo para cowok juga kalo nyari cewe mau yang cantic nya dulu kan ? Jarang banget gue liat cowok yang mau sama cewek dengan penampilan burik atau biasa aja. Nah, untuk jadi cantik kan butuh duit. Kalo lo emang nggak mampu, jangan sok – sok an ngecap cewe matre seenaknya lah. Yakali lo mau enaknya doing.”

“Kurang setuju. Gue lebih ke tipikal yang realistis. Jadi ya harta bukan nomor 1 gitu. Prinsip gue, dia udah bisa bertanggungjawab untuk kehidupannya sendiri. Cowok yang kaya gitu berarti ada usaha untuk memperbaiki masa depan. Daripada gue sama cowok kaya yang cuman tau soal duit, tapi nggak tahu soal tanggungjawab”

“Gue di posisi netral nih. Gue harus tahu dulu alasan nih cewe untuk nyari cowo yang mapan. Kalo misal nih cewek pendidikannya tinggi gitu, ya wajar sih. Dia udah capek – capek di sekolahin tinggi – tinggi sama ortunya, yakali lo ajak hidup susah. Tapi kalo nih cewek emang niatnya cuman manfaatin, itu baru salah.”

Mungkin kalian yang membaca juga memiliki pandangan lain soal cewek matre ?

Jangan Matre, Lebih Tepat Realistis

Menurut saya cewek yang memandang cowok dari segi kemapanan itu adalah hal yang wajar. Balik lagi ke sebelumnya, mapan bukan hanya dari materi tetapi dari berbagai hal. Seorang cowok kalau sudah bisa memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri tanpa bantuan orang tua, berarti dia sudah siap untuk bekerja keras demi masa depannya. Kita pun sebagai cewe jangan juga mengandalkan kemapanan cowok. Sebagai cewek kita perlu mempersiapkan segala sesuatunya juga untuk berjaga – jaga. Misalnya saja ada kejadian yang tidak kita inginkan seperti cowok kita kecelakaan lalu meninggalkan kita lebih dulu atau kita ditinggalkan karena selingkuh dan sebagainya. Ketika ada kejadian seperti ini, kita tidak perlu khawatir soal finansial. Kita bahkan bisa hidup membiayai keluarga kita tanpa bantuan cowok. Jadi, ada baiknya dalam sebuah hubungan saling bekerja sama dan memberikan dukungan satu sama lain. Biar makin langgeng, hehe.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini