Waktu Baca: 3 menit

Semalam, pasukan Maurizio Sarri harus menelan kekalahan dari AC Milan. Dua gol Milan masing masing dari Rafael Leao dan Zlatan Ibrahimovic membenamkan harapan Sarri menjaga rekor Lazio. Yang terburuk adalah, Sarrismo gagal di hadapan Milan. Sarrismo tidak berhasil membuat Milan tertekan.

Ya, sejak Sarrismo alias Sarri Ball menghentak bersama Napoli, Sarri masih belum berhasil menerapkannya lagi di tim tim yang ia latih kemudian. Di Chelsea misalnya, meski membawa pulang Europa League, terlihat jelas bahwa Chelsea tidak memainkan Sarrismo. Harapan melihat bola menggelinding layaknya Tiki Taka belum terwujud. Apa yang sebenarnya menjadi masalah Sarrismo ini hingga sulit sekali kita lihat kembali?

Kualitas Pemain

Taktik Sarri, seperti halnya taktik milik Pep Guardiola, menuntut adanya pemain dengan tipe tipe tertentu. Nyatanya, Sarrismo tidak sesederhana dengan memiliki seorang deep-lying playmaker mumpuni saja. Deep-lying playmaker yang Sarri butuhkan harus dinamis dan mampu memotong bola dengan cepat untuk menyalurkan bola lagi ke tengah atau depan secara langsung.  Tapi, sekali lagi, gelandang dalam itu tak cukup untuk memastikan Sarrismo tidak gagal.

Di Chelsea misalnya, meski Jorginho sudah direkrut dari Napoli, toh Chelsea masih belum berhasil menerapkan Sarrismo. Nah, ketika Sarri pindah ke Juventus, ia mencoba menggunakan Ramsey dan Pjanic, dua duanya gagal menjalankan peran itu. Apalagi kini di Lazio. Gelandang seperti Lucas Leiva dan Sergei Milinkovic Savic bukan gelandang yang bisa menjadi DLP ala Sarri.

Bukan Cuma Deep Lying Playmaker

Sarrismo ini benar benar spesifik. Termasuk kebutuhan dari full back dan dua gelandang box to box yang menjadi pemain di depan DLP sebagai kunci Sarrismo. Untuk full back, Sarri membutuhkan dua full back dinamis yang mampu naik turun untuk menerima bola dan mendistribusikan ke gelandang box to box atau langsung ke inside forward atau centre forward. Cilakanya, tipe full back ini jarang jarang ada.

Untuk saat ini, hanya ada beberapa full back yang masuk kategori ini seperti misalnya Achraf Hakimi dan Trent Alexander Arnold. Namun yang lainnya? Belum tentu mampu sebaik mereka berdua. Marcelo misalnya, sudah mulai dimakan usia. Ketika melatih Chelsea, Sarri saja tampak kesulitan dengan dua full back yang sebenarnya sudah cukup senior seperti Marcos Alonso dan Cesar Azpilicueta. Nah, apalagi di Lazio kan? Memang, Lazio memiliki Elseid Hysaj, namun dia bukan pemain yang sama seperti waktu di Napoli.

Lalu bagaimana untuk kebutuhan gelandang box to box.

Gelandang box to box dan striker

Untuk posisi ini, gelandang box to box harus bisa menjadi ‘tameng’ sekaligus mengontrol bola dengan baik. Sarrismo gagal karena posisi box to box ini seringkali kurang mumpuni. Bahkan, memang tak semua pemain kelas dunia bisa menjalankan peran ini. Contoh saja Ngolo Kante. Meski sangat hebat di Makelele’s Role, sinarnya redup ketika ia mendapat tugas menjadi ‘tameng’ Jorginho sekaligus mendistribusikan bola dengan dinamis. Untuk peran ini, jenis jenis gelandang memang tidak bisa sembarang. Inilah yang menghambat Sarrismo.

Untuk posisi striker juga haruslah striker yang jago memetakan pergerakan musuh dan kawan kawannya. Bola dalam skema Sarrismo memang bisa muncul tiba tiba. Kepekaan striker sangat penting untuk menjamin keberadaan gol. Gonzalo Higuain adalah salah satu striker sempurna dalam skema Sarrismo. Permasalahannya, nomor 9 murni macam Higuain ini tak selalu tersedia hari hari ini. Jikapun ada, kualitasnya belum tentu semumpuni yang Sarri harapkan.

Masih Ada Waktu

Sarri masih bisa membuktikan Sarrismo tidak gagal. Ia membutuhkan waktu dan latihan yang tepat agar pemain pemainnya bisa bermain sesuai dengan keinginannya. Namun, peliknya adalah jika kualitas dan tipikal pemain Chelsea dan Juventus saja tidak cukup untuk Sarrismo, bagaimana dengan Lazio? Lazio bukan tim dengan budjet raksasa, tentu tidak masuk akal mengharapkan Lazio bisa membeli pemain jadi agar Sarrismo tidak gagal. Nah, di sinilah peran penting scouting menjadi vital agar Lazio bisa membuktikan keberhasilan Sarrismo.

Gambar @chapulana

Baca juga :
Nomor 9 Murni Sedang Laris di Premier League

Lukaku Kuat dan Cerdas, Chelsea Bakal Menyebalkan

Mbappe ke Madrid Mengejar Sejarah, Harry Kane Ngapain?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini