Waktu Baca: 3 menit

Sean Purnama dilaporkan oleh Ayu Thalia atas dugaan tindakan penganiayaan.  Sean sebagai anak dari orang fenomenal semacam oom Ahok BTP, Ayu Thalia pun seorang selebgram. Ini dua orang yang punya nama di kancah tanah air. Kisah pelaporan ke polisi ini berlanjut dengan simpang siur soal status pacaran dan kebenaran tindakan kekerasan. Kebetulan aja karena mereka berdua ini punya cukup power, maka kejadian kekerasan yang tak ada saksi ketiga itu bisa dilaporkan ke polisi. Minimal di level Polsek Penjaringan lah. Tapi sebetulnya yang mengalami kekerasan dalam sebuah relasi tidak cuma mereka berdua. Mungkin ada ribuan orang muda yang punya pengalaman sama. Mungkin juga Sean Purnama maupun Ayu Thalia sebetulnya bagian dari lingkaran kekerasan di hidupnya masing-masing.

Siapa melakukan kekerasan? Cowok atau Cewek?

Bicara tentang kasus kekerasan, sebetulnya nggak ada urusannya dengan jenis kelamin atau gender. Siapapun bisa menjadi pelaku kekerasan. Cewek pun bisa jadi pelaku kekerasan pada cowok. Cuma sialnya, masyarakat kita terlanjur gampang berpikir bahwa kalo ada kekerasan antara cowok dan cewek, maka kecenderungannya pelaku adalah cowok, dan korban adalah cewek. Padahal dalam posisi sebaliknya pun sangat mungkin terjadi. Soal Sean dan Ayu, lalu siapa yang melakukan kekerasan. Entahlah. Polisi sedang menyelidiki. Memang laporan dari Ayu, bahwa Sean lah yang melakukan tindak penganiayaan. Tapi biarlah itu dibuktikan dulu.

Kekerasan dalam Hubungan Asmara

Sean boleh saja menyangkal bahwa ia tidak berpacaran dengan Ayu. Mungkin dia masih sebatas pedekate, atau mungkin HTS, atau bahkan FWB. Entahlah. Itu urusan mereka berdua. Tapi jelas kekerasan nggak boleh muncul dalam relasi-relasi macam itu. Kekerasan nggak sekadar tindakan fisik lho. Bullying mental, candaan bernada seksual, rasisme, atau bahkan silent treatment sebetulnya jadi bagian dari kekerasan. Cuma persoalannya di negeri ini, siapa sih yang berani lapor pada polisi bahwa pacarnya melakukan bullying? Mau dilaporkan pun juga mikir-mikir, udah capek dan emosional, eh ujungnya berakhir pada kata ‘damai’ dan ‘kekeluargaan’.

Perasaan Takut Kehilangan Pasangan

Sebagian orang ogah melaporkan kasus kekerasan yang dilakukan pacarnya, karena udah kelewat bucin. Mungkin dia takut kalo diputus. Atau takut kalo diteror pasca pelaporan pada polisi. Bisa juga takut juga kalo pelaporan itu malah jadi urusan panjang nan melelahkan. Akhirnya orang memilih menyimpan segala perkara itu dalam hati. Sementara pelakunya melenggang santai tanpa konsekuensi, mana mungkin akan jera dan bertobat?

Lingkaran Kekerasan

Kekerasan dalam sebuah relasi itu sebetulnya hasil dari lingkaran kekerasan. Yang melakukan kekerasan mungkin dulunya pernah mengalami atau minimal melihat tindakan kekerasan dalam keluarganya. Pikiran bahwa ‘tak ada yang tahu kejadian itu’ membuat pelaku merasa aman. Pemandangan kekerasan di rumah juga jadi embrio lingkaran kekerasan oleh anak. Ya kalo si ibu biasa melempar gelas ke arah si bapak, maka si anak cewek pun akan berpikir “Oh ya udah, itu hal biasa saja kok.”. Pada situasi hidup berikutnya, si anak cewek akan menirukan tradisi lempar gelas yang dilakukan ibunya.

Imunitas Hukum

Bicara soal kekebalan hukum untuk konteks cowok-cewek, tidak terjadi relasi yang seimbang. Meski negara bilang semua orang punya kedudukan yang sama di muka hukum (termasuk cowok-cewek), tetep aja  muncul perspektif yang tidak adil. Ketika cowok melakukan kekerasan pada ceweknya, maka itu akan dikategorikan tindakan jahat. Ketika cewek melakukan kekerasan cowoknya, dan tidak ada pembelaan di situ, maka si cowok dikategorikan sebagai yang lemah.

Saya sih berharap Sean Purnama maupun Ayu Thalia tidak terseret dalam lingkaran kekerasan, tidak pula dapat imunitas hukum. Kalo Sean memang ada bukti melakukan tindak penganiayaan, ya proses aja secara hukum. Tak ada urusannya dengan status si bapak yang jadi orang top di Pertamina. Tapi kalo tidak terbukti, bisa jadi yang bermasalah adalah Ayu Thalia.

Mungkin ada yang membayangkan bahwa pertama-tama Ayu lah yang memancing reaksi Sean untuk berbuat kasar. Tapi saya sungguh berharap itu tidak terjadi, karena itu sama sekali tidak fair dalam sebuah relasi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini