Beberapa waktu lalu seorang kawanku menanyakan soal hubunganku dengan pacar. Sudah putus, kah? Buatku, ini isu privat. Ya bisa aja ku jawab dengan lugas, tetapi ada hal privat yang aku ingin orang tidak menerobosnya. Sesuatu yang menurutku penting, dan mungkin kamu juga butuh. Kali ini aku akan bahas soal boundaries, sebuah trik untuk selamat dari kekepoan duniawi.
Apa itu Boundaries?
Boundaries kalau menurut paman Gugel Translet berarti batasan. Sesuai dengan apa yang disabdakan olehnya, Boundaries ini dapat kita artikan dengan lebih spesifik yaitu batasan privasi dalam kehidupan kita atau batasan dimana seseorang dapat ikut campur dalam hidup kita. Singkatnya adalah batasan dirimu dengan dia, aku dan mereka.
Boundaries sebenarnya punya tugas penting dalam hidup kita namun jarang banget kita sadari. Kata magis yang satu ini akan menciptakan sebuah sihir dimana kita yang awalnya privasinya selalu terganggu dengan kekepoan dunia terhadap kita menjadi membuat mereka mahami batasan yang sudah kita tetapkan dari dulu. Kekepoan duniawi, terutama di era media sosial sekarang, memang membuat psikis kita tidak sehat. Kita dihujani pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut privasi. Bahkan keluarga juga seperti itu bukan? Mereka bertanya “Lho pacarnya mana?”, “Lulus kapan nih?”, “Mau nikah kapan?” yang tentu mengganggu kita. Kalau boundaries kita lemah, maka niscaya jebolah semua privasi kita.
Baca juga : Menghindari Toxic Relationship, nggak segampang itu
Bentuk Boundaries
Ternyata, boundaries memiliki beragam jenis. Bukan hanya menyangkut aspek-aspek privasi dalam hubungan tapi juga hal-hal kecil yang sering kita lewatkan. Beberapa diantaranya ada
- Physical dan Material Boundaries
Pernahkan kamu merasa tidak nyaman kalau orang lain menyentuh beberapa bagian tubuhmu terutama pada bagian yang sensitif? Mungkin kamu ingin siapapun yang ingin masuk kamarmu untuk mengetuk pintu terlebih dahulu meskipun itu orang tuamu? Bahkan kamu menolak meminjamkan beberapa barang yang menurutmu berharga tapi receh di mata orang seperti “buku”? Itulah Physical dan Material Boundaries. Boundaries jenis ini mengatur hal-hal seremeh itu. Pastinya kalian pernah mengalami satu atau bahkan semua seperti yang dicontohkan.
- Mental dan Emotional Boundaries
Beberapa temanku sangat sensitif ketika membahas umur, membahas politik, membahas kondisi orang tua, beberapa dari mereka nekad mencoba nyaman dengan pembahasan tersebut namun ada yang memilih diam atau seenaknya menjawab seperti yang aku lakukan. Mental dan Emotional Boundaries ini akan membuat batasan di mana kita nyaman dan tidak membahas sesuatu yang kita anggap akan mengganggu kenyaman mental dan psikis kita.
- Sexual Boundaries
Boundaries ini akan mengatur batasan kapan kita ingin melakukan hubungan seksual, di mana dan dengan siapa kita mau melakukan hubungan seksual.
- Spiritual Boundaries
Nah, mungkin ini adalah batasan yang secara tidak sadar sering offside oleh masyarakat. Tidak mulu-mulu mengurusi kehidupan spiritual namun sebatas bertanya “Agamamu apa?” juga bisa kita definisikan sebagai salah satu pertanyaan yang mencoba mengganggu boundaries kita. Boundaries ini memungkinkan kita memberikan batasan sampai mana orang ikut campur atau sampai mana orang mengetahui kehidupan spiritual kita, apa keimanan kita, keyakinan kita bahkan hubungan kita dengan Tuhan. Ketika kamu berpuasa dan tidak menjawab pertanyaan “kamu puasa toh?” karena kamu tidak nyaman dengan itu adalah salah satu cara menjaga spiritual boundaries.
Tips Membuat Boundaries dan Mempertahankannya
- Perhatikan Kode Dari Benakmu Sendiri dan Ajak Dia Berbincang
Bukan cuma gebetan, pacar bahkan selingkuhanmu yang suka ngode. Kamu sendiri juga melakukan hal yang sama. Ketika kamu merasa tidak nyaman, itulah kode dari dirimu sendiri untuk membuat sebuah batasan bahwa hal tersebut tidak boleh dibahas olehmu dengan orang tertentu. Dalam memahami kode diri sendiri dalam membentuk boundaries, tak jarang juga kita harus mengambil waktu sendirian untuk berbincang dengan diri kita sendiri sampai mana batasanmu dengan orang lain. - Harus Tegas!
Dalam membuat dan mempertahankan boundaries, kita harus tegas dengan orang-orang sekitar kita. Kita perlu untuk berani menolak membahas hal-hal yang menurut kita mengganggu privasi. Menolak sendiri ada berbagai macam caranya. Tidak melulu secara eksplisit dengan kata “Tidak!” namun bisa juga dengan membelokkan pembahasan dengan sebuah candaan atau hal-hal lain yang sekiranya sesuai dengan kepribadianmu.
- Do it!
Tantangan yang terbesar adalah gak enak sama yang lain. Kamu mau ngelakuin batasan boundaries tapi kok nggak enak. Terutama kalau kalian mengalami seperti yang aku alami di atas. Yang bertanya adalah teman dekatku yang bahkan aku anggap saudara! Tapi aku harus tetap menerapkan boundaries ini demi kenyamananku sendiri.
Memang dalam kenyataannya membuat boundaries dan menerapkan serta mempertahankannya itu tidaklah mudah. Kadang kita tidak enakan atau secara tidak sadar menjebol batasan kita sendiri. Tapi memang dalam pembentukan boundaries, proses perlu kita nikmati sampai kita bisa benar-benar tau sampai mana nih batasan kita. Boundaries juga jadi cara kita untuk selamat dari kekepoan duniawi. Kalau aku sendiri sih hubungan pribadiku aku pasangi boundaries yang sangat tebal. Sisanya memang masih aku berikan toleransi.
Kalau kalian kira-kira gimana?
Baca juga : Perpisahan bukan berarti tak lagi sayang