Buat warga Jogja, pasti kalian gak asing dengan restoran baru yang lagi viral ini kan? Ya! Dimsum Sembilan Naga Jogja tiba tiba menjadi bahan pembicaraan dan kunjungan. Sembilan Naga ini ini Menyajikan kuliner otentik Tionghoa yaitu apalagi kalau bukan dimsum. Dimsum di sini tapi berbeda ya karena memiliki kualitas top. Tidak heran, dimsum Sembilan Naga berhasil menarik minat pengunjung untuk terus berdatangan. Gak heran kalau restorannya selalu ramai! Nah, kayak apa sebenarnya dimsum sembilan naga Jogja ini?
Arsitektur Otentik
Pertama kali menginjakkan kaki di restoran ini, hal yang pertama kali terbesit di pikiran saya adalah “otentik”. Kenapa begitu? Begitu masuk ke dalam restorannya, kalian akan melihat bangunan arsitektur khas Tionghoa yang erat dengan ciri khas keramik yang terpasang di dindingnya.
Ciri khas keramik pada dinding ini biasanya kita temui pada restora-restoran yang menyuguhkan Chinese food hingga makanan/minuman rumahan yang benar-benar di bawah pengelolaan perorangan/keluarga.
Begitu juga dengan restoran ini. Selain dinding keramik, restoran Tionghoa ini juga mengusung konsep yang homey dan sederhana. Tanpa penggunaan air conditioner (ac) sang pemilik memilih untuk menggunakan kipas angin gantung yang membuat kesan otentiknya semakin terasa.
Pengunjung juga mendapat suguhan konsep bangunan tua. Hal itu bisa kita lihat mulai dari kusen jendela, pintu, hingga furnitur lainnya seperti meja dan kursi yang tidak memiliki banyak corak sehingga menimbulkan kesan seperti di dalam rumah yang sederhana.
Ada Apa Aja Sih di Dimsum Sembilan Naga?
Meskipun dari namanya sudah menyebut kata “dimsum” namun pilihan menu yang tersedia di restoran ini terbilang cukup banyak dan variatif. Bisa kita lihat dari primadona utamanya, yaitu dimsum, hingga makanan berat seperti nasi, bakmie, dan bubur.
Lalu makanan yang adapun bervariatif, mulai dari menu favorit seperti hakau, lumpia udang, siomay, mantao, hingga menu chong fan yang jarang kita temui. Untuk pilihan menu nasinya sendiri juga cukup banyak seperti nasi babi cincang, nasi pai kulit, hingga nasi ayam talas.
Tentunya, restoran Tionghoa tidak pernah lepas dari makanan andalannya yaitu bakmie. Pilihan topping untuk bakmienya pun beragam dan bervariatif. Menu yang terakhir adalah bubur. Bubur Tionghoa memiliki ciri khas rasa yang gurih dan cenderung asin, lengkap dengan topping seperti cakwe, potongan ayam, hingga telur pitan.
Kalau saya mendapat pertanyaan “Rasanya gimana nih? Enak atau enggak?” To be honest, ini salah satu restoran dengan cita rasa yang sakit jiwa alias enak banget! Suapan pertama yang masuk ke mulut rasanya benar-benar pecah dan meledak di mulut. Cita rasa Tionghoa berpadu dengan lembutnya daging ayam dan udang, terbungkus dengan kulit pangsit dan lumpia yang premium menjadikan hidangan ini benar-benar flavourful.
Hidangan Paling Berkesan
Yang lebih membuat saya terheran-heran adalah hidangan nasi babi cincangnya. Serius deh, kalian gak akan nyesel kalau coba ini! Awalnya saya pesan karena menu bubur yang saya pesan belum tersedia. Sebenarnya agak sedikit kecewa sih karena saya penggemar bubur Tionghoa dan ekspetasinya saya bisa menikmati bubur juga di hari itu.
Namun, saat pesanan nasi babi cincang datang, hal pertama yang muncul di kepala saya adalah “Loh kok padat bentuknya? Kayaknya tadi pesennya babi cincang”. Ternyata, hidangan nasi babi cincang ini merupakan hidangan nasi putih dengan daging babi cincang yang sudah berbentuk menyerupai daging burger (patty) kemudian tersaji di klakat bambu.
Rasa yang sangat dominan adalah rasa jahe pada daging babi cincangnya. Perpaduan daging babi cincang yang merasuk bersama bumbu rempah-rempah lalu mengalami proses steam yang konsisten dan nasi hangat menghasilkan kombinasi rasa yang tidak terlupakan. Tambah lagi penyajian dengan klakat bambu ini membuat panas pada makanan masih terasa bahkan hingga suapan terakhir.
Eits, Ada Info Penting Nih…
Nah, seperti biasa, review makanan tidak akan lengkap tanpa informasi harga dan lokasi. Untuk menu makanannya, kalian cukup merogoh kocek sebesar kurang lebih Rp 17.000- Rp 35.000, sedangkan untuk menu minumannya bisa kita nikmati mulai dari harga Rp 8.000 – Rp 30.000. Masih sangat terjangkau untuk kalangan muda yang ingin menyantap santapan kelas premium ini!
“Alamatnya gampang kita temukan gak? Susah gak carinya?”
Karena jaman sudah canggih, yuk mari kita manfaatkan koneksi internet untuk mencari lokasi masakan Tiongkok ini! Lokasinya berada di Jl. Abubakar Ali no. 20. Lebih jelasnya, restoran ini berada sejajar dengan Legend Coffee dan bersebelahan Aswata Yogyakarta dan restoran Petit Paris Boulangerie. Jangan khawatir, karena lokasinya berada dekat pinggir jalan raya besar jadi gak sulit deh buat kita temui!
Tapi, ada satu catatan penting nih. Buat teman-teman yang gak bisa makan babi, sepertinya restoran ini kurang cocok untuk dikunjungi ya, karena ada beberapa menu yang mengandung babi. Namun, gak perlu khawatir ya karena masih banyak restoran lainnya yang gak kalah enak! Jadi, gimana nih, kapan kesini?
Baca juga:
Nyobain Mie Khas Vietnam : Pho Bo
Kopinya Piyu Turi : Petualangan Lanjutan Piyu di Bisnis Kuliner