Waktu Baca: 3 menit

Sudah sering saya mendengar banyak orang pengen jadi pebisnis. Tapi dari sekian banyak orang itu, saya jarang menemukan bisnis beneran dan lebih banyak menemukan ribuan alasan. Kalau saja alasan itu bisa diternak, beranak dan dipotong untuk dijadikan sate, pasti orang Indonesia sudah kaya semua. Sayang, alasan itu seperti hama. Gunanya kagak ada, banyak dan dimana mana, serta nyebelin banget. Nah, kali ini saya berbincang dengan Humam Rosyid pemilik coffee shop Antique Coffee yang berlokasi di Rest Area KM 260B Banjaratma.

Sekilas mengenai Humam, Humam ini masih kuliah teman teman. Kuliahnyapun di Semarang, jadi jauh dari tempat usahanya. Namun nyatanya ia bisa melakoni usahanya meskipun banyak kesibukan. Nah, saya coba berbincang dan menggali kiat kiatnya.

Modal

Humam Rosyid

Biasanya alasan orang gak maju maju untuk berbisnis karena alasan modal. Humam ini ternyata enggak mau menyerah cuma karena masalah modal. Ia berani menjadi reseller dari toko oleh oleh milik keluarganya. Ya, kalau belum punya modal, belum punya barang, ya enaknya jadi reseller. Ternyata, menjadi reseller ini memberi berkah untuk Humam. Pelan pelan ia bisa mengumpulkan dana untuk membuka usahanya sendiri.

“Kuncinya ya manajemen keuangan mas, kita harus bisa membedakan mana keinginan dan mana kebutuhan,” kata Humam.

Humam Rosyid sendiri mengaku bahwa ia tidak pernah berutang dengan bank. Jadi, usahanya benar benar murni dari laba yang ia kumpulkan dari menjadi reseller.

Pintar Menarik Benang Merah

Kadang jadi pengusaha itu gak perlu pinter. Tapi, menurut saya, pintar membuat konspirasi. Weleh, kok konspirasi. Lha iya, karena pengusaha itu harus pintar menghubung hubungkan hal yang gak ada hubungannya. Istilahnya menarik benang merah gitu. Humam ini pintar menarik benang merah dari peluang dan apa yang dia punyai.

Pertama tama, ia melihat bahwa ada rest area keren nih di Brebes, di Banjaratma tepatnya. Rest area ini merupakan bekas pabrik gula yang disulap menjadi bangunan vintage bernilai ekonomis tinggi. Untuk mendapatkan spot di sini, Humam Rosyid harus mendaftar sebagai calon tenant. Nah, setelah menjadi tenant, Humam baru mulai mikir, jualan apa yah?

Kebetulan Humam memiliki sahabat bernama Ahmad Fudel yang berpengalaman menjadi barista dimana mana kecuali planet Mars ya. Akhirnya terbesitlah ide Humam untuk jualan kopi. Hanya saja kan harga mesin kopi cukup mahal. Maka Humam mikir lagi. Pria yang merupakan calon guru inipun lalu menelurkan ide untuk membuat kopi manual. Ya, menurutnya konsep kopi manual di Banjaratma ini nyambung, sama sama antik dan berbau nostalgia. Setelah itu, Humam bergerak cepat dengan menamai usahanya Antique Coffee.

Itu lah Humam Rosyid, jago dia menarik hubungan dari apa yang selama ini kayak gak ada hubungannya.

Tantangan

Soal tantangan, kelahiran Brebes ini mengaku bahwa kopi manual itu menantang. Ia menyebut bahwa mencari konsistensi kopi adalah bagian tersulit. Beda dengan mesin kopi yang cenderung konsisten rasanya, kopi manual harus mengalami beberapa kalibrasi agar rasanya tetap pas. Tapi, kesulitan ini justru dinilai Humam sebagai sebuah seni dari kopi manual. Ya, karena sulit, makanya memiliki nilai.

Untuk andalan, Antique Coffee milik Humam memiliki menu andalan kopi klepon. Kopi ini merupakan perpaduan sirup pandan, gula aren dan latte klasik.

“Bukan saya taruh klepon yah dalamnya, tapi kopi ini membawa filosofi klepon dimana orang yang meminumnya akan merasakan perpaduan kopi yang menarik,” ujar Humam Rosyid.

Siap mas, mampir kita!

Baca juga :
Ekslusif : Piyu Padi, Legenda Musik Yang Menjajal Bisnis Kuliner

Awor Coffee Kaliurang : Ngopi Dengan Energi Positif

3 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini