Hampir di antara kita semua pasti pernah mendengar atau mencicipi ayam goreng Brebes. Tapi tahukah anda bahwa di Brebes tidak ada ayam goreng Brebes? Kenapa? Karena ayam goreng Brebes itu konon aslinya dari tanah Sunda atau lebih tepatnya Lembang. Namun coba berapa dari kamu yang merasa yakin seyakin yakinnya pernah melihat restoran ayam goreng Brebes di Brebes. Coba kamu cek lagi ke Brebes, ada enggak ayam goreng Brebes? Jangan kaget kalau kamu hanya menemukan telur asin Brebes. Ya, tidak heran karena memang cuma itu yang asli Brebes, bukan ayam gorengnya. He..he..Nah, mari kita membahas Marketing S3 Ayam Brebes.
Asal Usul Nama Ayam Goreng Brebes
Nah, inilah menariknya. Kok tiba tiba muncul nama Brebes? Konon saya pernah ngobrol dengan salah satu pegiat kuliner Bandung bahwa nama Brebes itu muncul dari asal usul pemiliknya. Ya, konon pemiliknya masih punya darah Brebes. Biar mudah ia menamakan usahanya ayam goreng Brebes. Tak lama merk ayam goreng Brebes itu menjadi populer. Hebat ya? Tapi ya ada unsur hokinya juga, pas milih nama Brebes kok ya pas jadi populer. Nah, bagi kamu yang mau mulai bisnis, kamu gak perlu nunggu hoki dalam memilih nama brand untuk produkmu. Setidaknya ada beberapa tips dari saya untuk anda dalam memilih brand atau nama produkmu yang bisa kita ambil dari pelajaran Marketing S3 Ayam Goreng Brebes.
Memilih Nama Yang Masih ‘Kosong’
Karena aslinya dari Lembang, kenapa enggak namanya ayam goreng Lembang? Kalau mau jujur, Lembang sudah memiliki brandnya sendiri yaitu tahu susu Lembang. Susah sekali menggeser nama tahu susu dari Lembang. Jadi ketika menggunakan nama Ayam Goreng Lembang, nama brand ayam goreng itu susah naik. Padahal nama itu penting supaya produk cepat laku. Nah, karena imej Lembang sudah lekat dengan tahu susu maka susah kalau sekarang mau dilekatkan dengan ayam goreng. Apalagi secara sejarah emang Lembang gak dekat dengan ayam. Lembang, daerah yang dingin dan subur lebih cocok untuk perkebunan teh dan beternak sapi. Gak biasa mereka punya peternakan ayam.
Nah, pemilihan nama ayam goreng Brebes menjadi tepat karena menghindari nama yang sudah lekat pada hal lain. Selain itu, di daerah Sunda, nama Brebes itu belum lekat dengan apa apa. Istilahnya masih ‘kosong’, sehingga lebih mudah untuk dilekatkan pada produk baru, dalam hal ini adalah ayam.
Tapi masa kita harus nyari nama brand yang benar benar ‘kosong’? Enggak juga sih, tapi setidaknya nama brand yang kamu pakai jangan terlalu lekat dengan merk lain. Contoh jangan bikin merek donat Kentucky, soalnya nama Kentucky sudah lekat dengan ayam goreng. Jangan juga bikin Roti Kenangan, selain kamu bisa berurusan dengan kenangan..eh..maksud saya hukum, nama Kenangan sudah terlanjur lekat dengan kopi.
Nama Adalah Janji
Menurut gurunya marketing Philip Kotler, brand itu adalah nama, tanda dan simbol yang menjadi identitas produsen/pemilik produk. Ini bener banget karena biasanya dengan brand yang jelas kita bisa lihat produknya dan siapa yang bikin.
Tapi kalau saya melihat bahwa brand itu bukan sekedar alat identifikasi. Dari sudut pandang saya, saya melihat brand itu adalah janji. Ya sama kayak ketika saya makan burger di Mcdonald manapun, saya sudah memiliki ekspetasi bakal mendapat burger kayak apa. Sama kayak ketika makan ayam goreng Brebes, kita sudah mendapat janji kira kira ayam goreng apa yang akan kita makan, gimana rasanya dan seterusnya. Ya, brand yang di dalamnya terkandung nama itu adalah sebuah janji. Terus sebenarnya janji apa yang dibuat dari ayam goreng Brebes dan gimana ceritanya janji itu ditepati?
Janji Ayam Goreng Brebes
Nah, janji itu bisa dibuat ketika kita merasakan pengalaman dari produkitu pertama kali atau hanya dari sekedar namanya. Kok bisa? Begini-begini, marketing S3 ayam goreng Brebes ini hebatnya membuat janji hanya dari nama. Apa kesanmu ketika mendengarkan nama Brebes? Mungkin kamu belum pernah kesana, tapi jelas tahulah bahwa Brebes itu ada di Jawa dan mendengar ayam goreng dari Jawa bayangan kita pasti ayam goreng kaya bumbu dengan sambel pedas yang gurih dan gak cuma pedes banget aja.
Sadar enggak sadar, pemilik ayam goreng Brebes telah membuat janji dengan penilaian nama yang kebetulan selaras dengan produknya yaitu sepiring ayam goreng gurih dengan sambel yang gurih dan kaya rasa, manis, asin dan berempah tradisional. Kita yang hidup di Jogja mungkin mikirnya, ah ayam goreng kaya gitu kan biasa ada dimana mana. Nah, tapi kan di tanah Sunda ayam goreng model Jawa belum terlalu umum waktu ayam goreng Brebes berdiri. Makanya janji dari brand ayam goreng Brebes menjadi spesial. Sisanya ya tinggal memenuhi janji itu.
Ada pertanyaan nih. Misal ya, nama ayam goreng Brebes itu kita ganti menjadi ayam goreng Jakarta gimana? Ya pasti ekspetasi orang juga akan berubah karena orang memiliki bayangannya sendiri ayam goreng dan Jakarta itu kayak apa. Nah, saya yakin ayam goreng Brebes juga gak akan selaku sekarang sebab nama brand dan janji yang dideliver gak sama.
Jadi ini tips kedua teman teman, pilih nama brand yang sesuai dengan identitas produkmu dan janjimu dengan user experience. Mau gak mau untuk tahu ini kamu perlu riset. Gak usah riset yang ribet, bisa aja kamu tanya ke teman temanmu apa identitas produkmu dan kamu buat brand yang sesuai dengan produkmu.
Akrab dan Mudah Diingat
Memilih nama itu jangan overthinking. Kayak ayam goreng Brebes misalnya, simple dan sederhana sehingga mudah diingat. Nah, untuk usaha makanan, sebenarnya nama itu bisa hal hal kecil, umum, akrab dan gak jauh jauh dari janjinya baik itu rasa maupun janji pengalaman customer. Yang saya lihat misalnya, nama Olive Chicken. Olive ini kebetulan belum dekat dengan ayam goreng dan akrab karena merupakan salah satu tokoh kartun kesayangan kita. Jadi akrab dan gampang melekat di pikiran. Lalu ada juga Jogja Chicken. Simpel karena mengambil dari nama kota dan domisili serta ada janji psikologis di sana untuk menghadirkan rumah makan yang friendly dan akrab untuk siapapun, sama kayak kotanya
( eh..cieee).
Kalau masih bingung, ikuti saja tips Pak Nurul Atik Rocket Chicken. Pilih nama yang menurut kamu yakin akrab dan jangan banyak mikir, kalau kurang baik bisa diganti. He..he..Dulu Pak Nurul Atik sempat menggunakan nama Royal Chicken sebelum beralih ke Rocket Chicken. Ya emang nama ada unsur coba coba. Kalau usahamu masih baru dan mau ganti nama ndak pa pa. Yang penting jangan terlalu rumit kayak misalnya Oryza Sativa Coffee. Dengernya aja bingung.
Kalau Masih Mentok?
Ya tinggal pakai saja yang dekat. Kayak Marketing S3 ala ayam goreng Brebes ini, mikirnya simple, oh ya saya dari Brebes, udah pakai saja nama Brebes. Kalau kamu bingung, emang enak pakai nama daerah asalmu karena biasanya di daerah perantauanmu nama itu belum terkenal dan belum ada ‘identitas’nya, peluang emas bagi kamu tuh untuk menyematkan identitas. Tapi jangan lupakan rambu rambu tadi ya. Yang pasti mikirnya jangan kejauhan. Salah sekali dua kali ya gak pa pa. Namanya ya usaha.
sumber gambar :
@chece_imoetz
@k4ki5
Baca juga :
Marketing S3 Michelin
Humam Rosyid: Bukti Bahwa Bisnis Gak Perlu Ribet!
[…] Marketing S3 Ayam Goreng Brebes […]