Waktu Baca: 4 menit

Banyak pihak yang mengklaim bahwa pandemi akan segera berakhir di tahun 2021, baik dari pemerintah maupun dari nakes. Hal ini terbukti dengan mulai ada izin untuk konser musik dan acara pernikahan yang berskala besar. Untuk pembisnis hal ini menjadi angin segar, dan juga menjadi lampu aba – aba, akan adanya persaingan yang harus mereka lalui, setelah 2 tahun ini sektor bisnis lesu. Terlebih pandemi ini sangat berdampak untuk bisnis FnB (Food and Beverage). Karena orang – orang disuruh di rumah saja, dan mereka masih takut untuk jajan di luar, bisnis ini mengalami penuruan omset yang drastis. Kita tidak boleh bersedih terlalu lama. Sekarang pertanyaanya, “apakah kita sudah punya senjata untuk menghadapi pesaingan kedepan?”. Kalau belum punya, aku punya satu senjata sakti nih buat menghadapi persangingan bisnis FnB kedepan. Namanya RISET……., Ya, untuk memulai bisnis makanan kamu perlu mengadakan penelitian a.k.a riset.

Apa sih riset itu?

Riset adalah investigasi sistematik untuk menemukan jawaban dari sebuah permasalahan. Investigasi atau mencari tahu fakta, kalau dalam bisnis FnB berarti ya fakta lapangan, bagaimana keadaan pasar sekarang. Kira – kira pelanggan di masa transisi menuju berakhirnya pandemi tu kebiasaannya gemana sih, kira – kira selera pelanggan sekarang apakah ada perbedaan dibanding pelanggan sebelum pandemi? Nah investigasi itu bertujuan untuk mencari jawaban dari sebuah permasalahan, nah apasih permasalahannya? Apalagi kalau tidak mencari cuan………. Hahahah

Seberapa bergunanya riset dalam mengembangkan bisnis FnB kedepan?

memulai bisnis makanan

Idealnya riset dilakukan ketika ingin membuat produk baru, atau rasa baru. Kenapa? Supaya kita tau apakah pelanggan kita suka dengan rasa, bentuk, tekstur dan tampilan dari produk yang akan kita luncurkan.

Jangan sampai kita idealis dengan intuisi kita, “ah aku yakin produk ini akan laris di pasaran, kan pasar ku suka yang manis, ini sudah manis kok”. Heiii tidak semudah itu fergusooo, kalau semudah itu dalam berbisnis, mungkin orang gak perlu sekolah bisnis sampai ada yang belajar marketing S3. Memberikan sample dan menanyai pelanggan tentang produk yang akan kita luncurkan, juga bisa disebut riset.

Dengan kita melakukan riset, tidak menjamin produk kita akan laku juga. Tapi fakta membuktikan dengan melakukan riset, setidaknya kita punya persiapan dalam meluncurkan produk, kita juga bisa merencanakan berbagai plan sebelum eksekusi, dan kita bisa meminimalisir kerugian. Hah kok bisa meminimalisir kerugian? Bisa lah…. Dengan riset kita jadi tau apakah produk kita akan disukai pasar atau tidak, dibanding dengan mengandalkan intuisi, main gas saja, eh bisa bisa nabrak dan bisa membuat bangkrut bisnis kita.

Kalau kita riset, kita jadi tau berapa persen sih kira – kira produk kita akan diterima di pasar. Dengan riset yang lebih mendalam, terlebih memberi ruang diskusi dengan pelanggan, kita akan tau berbagai saran dari pelanggan tentang produk kita, apakah perlu diperbaiki, kalau perlu dibagian yang mana. Jadi, saat memulai bisnis makanan, kita tidak perlu memulai dari 0 sekali.

Kisah sukses berbisnis dengan melakukan riset terlebih dahulu

memulai bisnis makanan

Anggara Jati adalah pembisnis oleh – oleh, sebelumnya dia membuka bisnis bakso. Anggara berbagi kisah suksesnya di webinar yang diselenggarakan oleh Foodizz. Awalnya dia berpikir, “ini juaan bakso, mengumpulkan omset sejuta sehari kok sulit banget ya”. Lalu dia berkeliling Indonesia dan melihat bahwa ada potensi dari berbisnis oleh – oleh. Dia tidak hanya mengandalkan intuisinya saja, tapi dia awalnya sampai datang ke pusat oleh – oleh, berpura – pura sebagai pelanggan, cerita dia. “saya sampai datang ke pusat oleh – oleh, kok lihat orang kalau beli bisa 5, 10, bahkan sempat saya tanya, bu mau pesen berapa? Ibunya jawab, 100 pak, saya mau pesen buat oleh – oleh meeting, pikir saya, gilaaa gede banget potensinya”. Mulai dari sana Angga memberanikan diri untuk buka bisnis oleh – oleh, dan merasa mengumpulkan omset satu juta sehari kok mudah banget.

Cerita lain datang dari Irvan Helmi seorang pebisnis kopi, awalnya dia berjualan sop buntut lho. Dia flashback ketika dijaman itu starbuck belum masuk ke Indonesia, dan orang – orang masih pamer minum starbuck di Singapura. Ketika Starbuck masuk ke Indonesia, “waaaa hypenya tinggi banget” kata dia. Dia sampai tidak malu untuk bertanya – tanya dengan pembuat kopi di starbuck. “di sini yang paling laku biasanya apa mas? Mas nya jawab Sumatra”. Merasa tidak puas bertanya dengan pembaut kopi di sana, dia lalu mulai tanya ke orang yang jabatannya lebih tinggi, dan menemukan jawaban yang sama “katanya yang paling laku sumatra, karena cirikhasnya yang A,B,C”. Berkbekal riset sederhananya, dia beranikan diri membuka bisnis kopi, dengan nama Anomali Café.

Inspirasi

Dari cerita sukses pembisnis ini kita makin terbuka kan pikirannya, bahwa riset itu penting sebelum melakukan langkah bisnis. “tapi aku mager tanya ke pelangganku, tapi aku ga tau harus mulai darimana. Dll” Budi Isman memberikan solusinya tenang…… Budi Isman seorang expert di bidang FnB memberi contoh, “Kalau tiap hari tanya ke pelanggan dan mencatat data dan fakta itu juga sebenernya riset. Bayangkan jika kita ngobrol setidaknya 2 orang sehari dengan pelanggan, menanyai soal produk kita, coba kalikan dalam sebulan, kita udah ada 60 responden di riset kita”. Menurutnya responden sebanyak itu, sudah cukup untuk menjadi dasar dalam memulai langkah bisnis kita kedepan.

Kenapa penting bisnis di tahun 2022 perlu riset?

Sri Mulyono Peneliti dari Deka Insight yang juga pembicara dalam webinar dari Foodizz berkata. “riset itu ada kadaluarsanya, pada prinsipnya berkaitan dengan dinamika konsumen. Ada kadaluarsanya tapi bukan itu yang utama, tapi lebih ke adakah push dari luar atau tidak, kalau tidak ada force dari luar, masalah ekonomi politik dll ama, hasil riset itu 3 – 5 thn aman. Tapi kalau ada force dari luar, sepertinya 1 – 2 thn”. Contoh force dari luar itu seperti pandemi ini.

Sri Mulyono menjelaskan “Tapi karena pandemi, setelah pandemi, semua data harus kita update, karena dinamika konsumen akan berubah”. Sri Mulyono juga melanjutan “Apapun informasi yang kita punya pada thn 2021 kedepan akan berbeda. Riset bisa kita lakukan dengan konvensional atau online, bisa dengan kontak dari konsumen kita langsung”. Nah karena kita sekarang akan memasuki masa transisi, yang awalnya segalanya dilarang, sekarang mulai boleh berpergian dll, yuk mulai riset supaya kita mencuri start dari pembisnis lain.

Untuk para pebisnis ayo semangat, kita pasti bisa!

Baca juga :
Humam Rosyid, Bukti Bahwa Bisnis Gak Perlu Ribet!

Nurul Atik, Bapak Kooperasi Modern Indonesia

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini