Pekan lalu, saya berkesempatan untuk mampir ke sebuah pameran komik di Jogja. Sebagai seseorang yang besar dengan membaca berbagai macam buku komik, terutama dari komikus Indonesia, pameran ini menarik banget buat saya. Yup, saya mampir ke Pameran Yogyakarta Komik Week 2021.

Tahun ini, Pameran Yogyakarta Komik Week kembali diselenggarakan. Acara ini berlangsung tanggal 8 sampai 17 Oktober 2021 kemarin. Bertempat di Museum Sonobudoyo, di daerah KM 0 Malioboro Yogyakarta. Pameran ini merupakan pameran tahunan yang menampilkan komik-komik dari komikus Indonesia dan komikus legendaris Indonesia seperti karya dari Teguh Santosa (Trilogi Shandora, Mahabharata). Pameran Yogyakarta Komik Week 2021 ini mengangkat tema “Kreasi Adaptasi”. Kondisi pandemi dua tahun terakhir membuat setiap aspek dalam kehidupan terseok-seok dan harus beradaptasi untuk tetap bertahan, termasuk juga para seniman dan ilustrator komik.
Tema ini menunjukan bahwa walaupun adanya banyak keterbatasan, para seniman dan komikus dalam berkarya, mereka tetap bisa menciptakan kondisi untuk terus berkarya. Kondisi inilah yang disebut sebagai adaptasi. Hal ini dituliskan oleh kurator pameran, Terra Bajraghosa (@robotgoblok) pada kata sambutanya yang ditempel di ruangan pertama pameran. Pameran ini terdiri dari pameran fisik, lomba komik strip Kukuruyug #7, talk show, seminar dengan para komikus, drama komikal, dan penampilan musik. Acara ini didukung oleh Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pameran ini terbuka buat umum. Pengunjung bisa mengisi dulu registrasi online sebelum datang ke lokasi pameran. Karena kondisi yang masih PPKM, jumlah pengunjung yang bisa masuk juga dibatasi. Sewaktu saya mampir berkunjung, terlihat antusias dari pengunjung lainnya yang rela jadi waiting list untuk bisa masuk. Tampilan pintu masuk dan display karya di luar museum memang unik dan bikin penasaran para pejalan kaki yang lewat.
Saat memasuki Gedung pameran, kita langsung disuguhi display linimasa pandemi Covid-19 selama 2 tahun ini disandingkan juga dengan karya-karya komik yang juga muncul bersamaan pada tiap peristiwa selama pandemi ini. Di sini kita juga bisa membaca tulisan dari kurator pameran tentang latar belakang pelaksanaan pameran Komik Week 2021. Selanjutnya di ruangan kedua, kita disuguhi karya komik klasik dari Teguh Santosa dan Ganesh Th. Sebut saja deretan komik Mahabharata, Si Buta dari Gua Hantu, dan Trilogi Shandora adalah karya komik klasik Indonesia yang dibuat oleh Teguh Santosa dan Ganesh Th.

Pameran ini juga menunjukan karya-karya dari komikus lainnya seperti Nurfadli Mursyid (@tahilalats), Aulia Azziawaty (@mgw18), Yunus Erlangga (@komik.bungah), Reza Mustar (@komikazer), dan sederet komikus lainnya. Kita juga bisa melihat komik-komik karya para peserta lomba komik strip Kukuruyug. Lomba ini diikuti oleh pelajar SMA dan SMK se-Yogyakarta. Lomba ini juga mengusung tema yang sama yaitu “Kreasi Adaptasi”, menampilkan cerita-cerita “adaptasi” versi mereka sendiri.
Ada yang cerita tentang keseharian selama pembelajaran jarak jauh, pengalaman divaksin, dan pengalaman selama di rumah aja. Salah satu karya yang menarik adalah komik yang ada di botol kopi Komykopi oleh Mario T. (@riotagambe). Komik biasanya dicetak di kertas, tapi yang ini malah dicetak di stiker botol kopi. Ide yang unik untuk menjual kopi sambal baca komik di bungkusnya. Sampai di penghujung pameran, kita bisa menikmati musik dari berbagai musisi tamu.
Secara keseluruhan, pameran ini menampilkan karya-karya komikus lokal Jogja dan luar Jogja. Unik, menarik, dan menghibur buat semua kalangan: yang suka baca komik atau malah yang enggak pernah baca komik sekalipun. Buat yang ketinggalan acaranya, bisa langsung cek Instagram @komikweeks supaya bisa dapat informasi terbaru lainnya.
[…] Yogyakarta Komik Week 2021, Ngomik di Tengah Pandemi […]