Waktu Baca: 2 menit

Mabuk ya kamu? Lupa kalau Dani Alves adalah seorang right back? Ya, saya tidak lupa kalau Dani Alves adalah seorang bek kanan. Tapi, kata siapa bek kanan tidak bisa menjadi seorang playmaker? Justru sebaliknya, Xavi meminta Alves kembali karena ia tahu peran aneh menjadi seorang playmaker di posisi fullback hanya bisa dilakukan pria asal Brazil ini. Lalu, bagaimana Dani Alves bekerja nanti? Dengan gaya bagaimana menjadikan Dani Alves playmaker Barcelona?

Bek Kanan Bayangan

Dalam formasi 4-3-3, Dani Alves adalah seorang bek kanan. Namun, pada prakteknya, Dani Alves adalah segalanya di kanan. Ia bisa menjadi winger, bisa menjadi inside forward dan bahkan bisa menjadi tiga gelandang tengah dalam skema menyerang Barcelona. Inilah salah satu kelebihan Dani Alves yang membuat Barcelona bisa membuat lapangan tengah penuh meski sebenarnya pada teorinya gelandang Barcelona cuma tiga orang.

Ketika Alves menyerang. Ia bisa berada sejajar dengan dua gelandang box to box Barcelona. Dari situ, ia bisa menjadi pilihan dari gelandang bertahan yang bergerak sebagai regista (biasanya Sergio Busquet) dan menjadi opsi penerima operan. Dari situ ia akan melakukan dribble atau crossing atau through pass menuju pilihan tiga penyerang di depan. Dalam kasus ini, tiga pilihan itu pada masa lalu adalah Messi, Suarez, Villa, Neymar, you name it. Nah, pada masa ini pilihannya, sedihnya, hanya Depay, Braithwaithe, atau Dembele. Hanya Ansu Fati yang mendingan. Ini satu skenario.

Skenario lain adalah Dani Alves bisa melakukan dribble sendiri menyusur kanan untuk counter attack dan melepaskan crossing, shooting atau aksi individual untuk membuka kemungkinan gol.

Nah, tapi yang paling menarik adalah skenario ketiga.

Alves Yang Sudah Dewasa

Alves hari ini adalah Alves yang sudah cukup dewasa untuk memainkan tempo dan melakukan passing yang bisa memulai serangan cepat. Maka dari itu, skenario ketiga adalah menjadikan Alves sebagai titik tumpu memulai serangan. Alves yang mendapat bola langsung dari kiper bertindak bak deep-lying playmaker. Hal ini memiliki banyak kelebihan.

Yang pertama, dua gelandang box to box, Pedri dan Frenkie De Jong bisa memainkan peran lebih ke depan dan ikutan mencetak gol dari tendangan jarak jauh atau menyusur ke tengah.

Kedua, posisi gelandang menjadi lebih penuh sehingga Barcelona bisa leluasa memainkan Tiki Taka karena jarak antar pemain menjadi pendek.

Ketiga, variasi serangan Barcelona menjadi lebih banyak karena di saat bersamaan, Pique juga memiliki kemampuan memainkan peran deep lying dadakan.

Dengan tiga keunggulan ini, kemungkinan Barcelona terbendung semakin sulit.

 Kelemahan

Strategi ini bukan tanpa kelemahan. Ada titik lemah strategi ini. Yang pertama, Alves sudah berumur dan ada kemungkinan ia terlambat mundur ke belakang untuk menutup ruang. Jika musuh memiliki penyerang kiri yang cepat, kemungkinan besar Alves akan terekspos.

Kedua, kualitas gelandang dan penyerang sayap Barcelona tak seperti waktu itu (halah!). Messi dan Dembele tak bisa kita samakan. Ansu Fati juga masih hijau. Agak deg deg an juga melihat Barca dengan sistem yang membutuhkan chemistry tinggi ini.

Ketiga, Alves adalah bek kanan istimewa dengan keunggulan yang unik. Ia tidak bisa dengan mudah tergantikan oleh bek kanan lain. Jika ia beristirahat dan ada bek kanan lain yang masuk, kemungkinan skema unik ala Barcelona ini tak berhasil.

Pada akhirnya bola itu bundar, mampukah Alves menjadi solusi Barcelona? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

gambar Getty Images : David Ramos

Baca juga :
Ole Out, Tapi Manchester United Tidak Akan Berubah

Sarrismo Gagal di Hadapan Kualitas Pemain

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini