Sama seperti mas Raditya Saputra, ya bagi saya petani adalah pahlawan. Memang, petani jauh dari gambaran ideal sosok pahlawan di kebudayaan populer. Mereka mungkin tidak angkat senjata. Badannya tidak kekar dan mungkin juga kurang good looking dalam beberapa konteks. Tapi yo tanpa petani hidup kita ini bakal susah. Sayangnya, masih banyak sekali yang tidak sadar bahwa petani adalah pahlawan.
Pengalaman Pribadi
Bagi yang berhubungan erat soal makanan, hari pahlawan ini mempunyai sebuah makna tersendiri buat saya. Berhubung saya banyak mendalami soal gizi dan kesehatan, memaknai hari pahlawan tidak jauh-jauh dari hubungannya soal pangan dan gizi masyarakat Indonesia. Mewujudkan masyarakat yang memiliki gizi yang baik dan seimbang tentu saja membutuhkan peran dari berbagai pihak dan sektor. Enggak bisa hanya dari satu sektor saja, misalnya hanya dari sektor kesehatan saja atau sektor akademis semata.
Hal utama kalau ngomongin gizi tentu saja soal makanannya. Status gizi yang baik dapat dicapai kalau kita mengkonsumsi makanan yang bergizi seimbang. Sementara untuk dapat makanan yang bergizi seimbang, bahan makan yang diolah pun harus memiliki kualitas yang baik pula. Dari situ saya selalu meyakini petani adalah koentji.
Kok Harus Petani?
Coba deh kalau kita amati lagi makanan sehari-hari masyarakat Indonesia. Sebagian besar meja makan orang Indonesia biasanya terdapat nasi. Gimana kita bisa makan kalau misal enggak ada yang nanem beras di sawah? Belum lagi sayuranan, buah, produk protein nabati (tahu, tempe, kacang-kacangan) dan produk-produk hasil panen lainnya. Bayangin aja, tanpa adanya sektor pertanian, gimana bisa mencapai masyarakat dengan gizi yang baik kalau makanan atau bahan pangannya aja enggak ada. Petani dan sektor agrikultur memegang peran yang sangat penting untuk mempertahankan ketahanan pangan rakyat Indonesia.
Mengutip dari UU No. 18/2012, Ketahanan Pangan adalah “kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan”. Pada tahun 2020 yang lalu, Kementerian Pertanian juga memperingati hari pahlawan sebagai hari para petani. Menteri Pertanian dalam pidatonya mengajak semua pihak untuk semakin menghargai peran para petani dalam menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Sayangnya kenyataan tidak seindah harapan
Seperti kata Mas Raditya, apresiasi untuk profesi ini tidak semudah mengucapkannya. Sampai sekarang, profesi ini banyak dipandang sebelah mata. Banyak orang beranggapan kalau jadi petani itu bukan salah satu pilihan karir. Jumlah generasi muda yang mau jadi petani jelas sangat berkurang dibanding dengan generasi sebelumnya. Kebanyakan anak muda tidak tertarik menjadi petani dan lebih memilih jenis pekerjaan yang menurutnya lebih “keren”.
Padahal para petani kita sudah semakin tua. Kalau tidak ada generasi yang melanjutkan, lantas siapa lagi yang mau nanem beras, sayur, dan kebutuhan pangan kita kedepannya? Ditambah lagi sulitnya mendapatkan jaminan kesehatan dan jaminan sosial untuk para para petani membuat kesejahteraan para petani semakin di ujung tanduk. Permasalahan ini tidak bisa hanya selesai oleh salah satu pihak saja. Mulai dari pemegang kebijakan, pelaku bisnis, sampai kita para konsumen harus ikut berperan untuk menghargai jasa dari para petani.
Gimana tuh caranya?
Buat kita rakyat biasa-biasa ini, tentu saja ada cara yang bisa kita lakukan untuk ikut menghargai jasa para petani kita. Salah satu cara yang paling mudah adalah dengan membeli produk-produk dari petani lokal kita. Misalnya nih, daripada beli buah-buahan import, coba deh kita cari buah-buahan dari petani lokal kita. Misalnya kalau sekarang sedang musim mangga, pilihlah mangga dari petani lokal kita sendiri. Dengan cara ini, kita tentu saja akan meningkatkan permintaan terhadap hasil pangan lokal dan sehingga permintaan terhadap hasil panen dari petani lokal bisa meningkat. Sudah banyak cara untuk bisa membeli produk dari para petani lokal kita, mulai dari membeli di pasar dan toko konvensional sampai semudah klik di aplikasi jual beli online.
Hari pahlawan memang identik dengan para pahlawan yang rela berkorban untuk membela tanah air. Buat saya, petani adalah sosok pahlawan. Betapa besar jasa para petani untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyat Indonesia memang selayaknya disebut pahlawan. Siapa pahlawan versimu?
sumber gambar : @petani.indonesia / @rakabujangga
Baca juga :
Pemenuhan Gizi, Program Food Estate Jadi Solusi?
Waspadai Kepunahan Kopi Demi Kelangsungan Hidup Kita