Waktu Baca: 2 menit

Siapa sih di antara kita yang nggak pernah ngantuk saat kuliah? Kayaknya hampir setiap mahasiswa pernah punya pengalaman ngantuk saat kuliah, deh. Bahkan yang ada di sekolah kedinasan, yang kental dengan kedisiplinan pun mahasiswanya tidak lepas dari urusan ngantuk. Mungkin bukan hanya ngantuk saja, tapi sampai tertidur. Saya pun punya pengalaman sama; tertidur saat kuliah. Kalo di masa pandemi begini dengan kuliah online, untuk tidur jauh lebih mudah. Tinggal join room meeting, matikan suara, matikan kamera, presensi di awal kuliah, dan tidur. Cuma yang jadi pertanyaan besar, bayar kuliah mahal-mahal kok cuma buat tidur?

Microsleep Saat Mendengar Ceramah

Menurut saya sih beberapa dosen itu punya cara bicara yang enak. Mungkin cocok kalo jadi suara yang memicu ASMR (Autonomous Sensory Meridian Response). Enak terdengar di telinga seperti dongeng, hingga membuat mahasiswa mengantuk dan tertidur. Ini persoalan dan tantangan besar. Bagaimana caranya kita mempertahankan konsentrasi untuk menyimak kuliah, sementara kita ngantuk berat? Microsleep ini jadi penyakit. Masalahnya, dua jam pertemuan kuliah bisa terbuang sia-sia hanya untuk tidur, dan kita tidak mendapat inspirasi apapun.

Mahasiswa Ngantukan vs Mahasiswa Akademis

Kalo saya jadi donatur beasiswa kuliah dan tahu bahwa mahasiswa penerima donor itu hanya menghabiskan waktu kuliah untuk tidur lelap, saya akan tarik donasi itu. Jelas itu sebuah kesia-siaan. Tapi di sisi lain ada juga pertanyaan, apakah mahasiswa yang dengan tekun menyimak kuliah lantas lebih cerdas dan lebih baik hasilnya ketimbang mahasiswa ngantukan? Bisa ya, bisa juga tidak. Apakah mahasiswa yang ngantukan lantas bakal kalah pintar ketimbang yang tekun dan aktif di kelas? Belum tentu juga; bisa ya, bisa juga tidak.

Baca juga : Kuliah di Tengah Keterbatasan, Mengapa Tidak? 

Tidur saat kuliah, bertanya ketika di akhir sesi kuliah

Saya punya pengalaman konkret saat ikut kuliah sebelum era pandemi. Saat itu saya terkenal sebagai mahasiswa yang tukang tidur di kelas, dengan posisi sempurna. Tetap duduk tegak, dagu bertumpu pada tangan, sementara mendengarkan dosen berceramah. Atau saya sambil menghadap laptop, pura-pura mengetik, padahal mata tertutup. Bahkan untuk dosen killer pun saya bisa tertidur sejenak. Ini jelas bikin teman-teman saya kesal. ahaa… Dan saya tambahkan kekesalan mereka dengan mengajukan pertanyaan pada dosen sesaat sebelum kuliah selesai. Tidur saat kuliah berlangsung, bisa bertanya dengan masuk akal di akhir sesi; ini benar-benar cobaan yang paripurna untuk teman-teman saya.

Bagaimana caranya menjaga konsentrasi?

Sebetulnya tertidur saat kuliah itu wajar-wajar saja. Tidak ada yang keliru dengan itu. Kita punya daya tahan konsentrasi yang berbeda-beda. Malah kalau dipaksa berkonsentrasi mendengarkan ceramah berjam-jam, hanya sepuluh persen materi yang bisa dimengerti. Cuma yang akan jadi persoalan adalah kalo urusan tidur saat kuliah ini jadi sebuah kebiasaan. Ini akan menciptakan kesan bahwa kita nggak respek dengan forum pembelajaran. Selain itu, ini juga memunculkan kesan bahwa kita menyia-nyiakan uang kuliah yang mahal. Seolah-olah kita bayar uang kuliah hanya untuk numpang tempat tidur dan mendengar dongeng dari dosen.

Paling ideal adalah kalau kita punya daya konsentrasi minimal 50 persen dari durasi kuliah. Lebih dari itu, jelas lebih baik. Maka kita harus pintar-pintar menjaga konsentrasi. Misalnya, menyiapkan kopi atau teh di samping laptop. Tetapi jangan minum kopi/teh yang terlalu manis. Kadar gulanya malah bikin ngantuk. Pilih saja minuman yang kandungan gulanya sedang-sedang saja, atau malah agak tawar. Selain itu, saat kita mendengar ceramah, usahakan aktif mencari literatur untuk mendapat penjelasan atas istilah atau konsep materi yang belum dimengerti. Sambil dengarkan ceramah, kita googling definisinya.

Bagaimana kalau tetap mengantuk? Ya tidur aja maksimal 10 menit. Setelah itu bangun lagi dan kembali ke laptop. Jangan lebih dari 10 menit.

 

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini