Waktu Baca: 3 menit

Dari tahun 70an ketika sistem sekolah modern ada sampai hari ini, usaha melawan pembullyan itu terus dilakukan. Hasilnya? Nihil! Tiap tahun kita selalu mendengar ada anak yang mengalami pembullyan. Seringkali pembullyannya bahkan parah hingga menjadi sasaran empuk media sosial maupun regular. Apa yang salah? Apakah kita kurang berusaha untuk mencegah pembullyan. Atau sebenarnya begini, bullying adalah hal yang wajar. Karena wajar, menghentikannya sama sekali tidak mungkin.

Bukan berarti saya membela bullying, justru sebaliknya saya menawarkan pendekatan radikal untuk meminimalisir dampak bullying pada anak anak/remaja/ siapapun juga. Kenapa meminimalisir, ya karena bullying adalah hal yang lumrah, proses yang tak bisa kita hindari. Sama kayak cowok brengsek, mau bagaimanapun kita melawannya, ya tetep ada aja di tiap generasi. Jadi, bagaimana sebaiknya menghadapi dan menghindari bullying?

Berikan Pengertian Pada Anak Soal Bullying

Bagi kamu yang memiliki anak atau sedang menjadi remaja itu sendiri, kamu bisa jadi heran dengan pelaku bullying. Padahal sebenarnya, bullying itu bukanlah sesulit ilmu membuat roket. Faktanya bullying adalah hal yang wajar terjadi karena itu cara kelompok manusia menentukan struktur sosial. Ya, dalam satu kelompok sosial, sudah menjadi sebuah hal lumrah jika mereka menentukan siapa alpha dan beta dari kelompok itu. Korban bully adalah sosok yang dipandang rendah atau tidak sesuai dalam kelompok itu. Ini akan terjadi di semua sendi kehidupan.

Lalu kalau rendah, kenapa tidak dilindungi oleh teman kelompoknya? Pernah lihat kawanan serigala atau singa? Mereka ini dalam kelompoknya juga akan membully yang lemah. Kenapa? Ya supaya mereka menegaskan diri bahwa mereka bukan yang paling rendah. Mekanisme ini sekaligus supaya melindungi posisi mereka agar tidak menjadi korban bully. Proses ini terjadi pada semua mahluk hidup, termasuk ya manusia itu sendiri.

Jadi, pembully itu bukan orang jahat. Mereka cuma sesimpel menjalankan mekanisme perlindungan diri.

Nah, anak anda atau anda sendiri harus mendapatkan pengertian ini. Pengetahuan ini penting bagi mereka untuk memahami bullying itu dan belajar menghindarinya. Caranya gimana? Jangan sampai menjadi yang terendah dalam kelompok sosial.

Terendah Dalam Kelompok Sosial

Lalu, orang seperti apa yang masuk dalam kategori terendah dalam kelompok sosial? Sebenarnya ini agak aneh. Kalau untuk orang dewasa mungkin itu berkaitan dengan pekerjaan, ekonomi, agama dan fisik. Tapi kalau di kasus anak sekolahan, ada tiga kategori seseorang dianggap terendah dalam kelompok sosialnya.

Yang pertama adalah orang itu terlalu bodoh. Kalau ini sudah jelas ya, memang anak yang bodoh lebih mudah dianggap kecil dalam kelompok sosialnya. Namun kemudian, kategori berikutnya bikin geleng geleng kepala. Kenapa?

Karena yang kedua adalah terlalu pintar! Yap, terlalu pintar membuat anda terendah dalam kelompok sosial karena orang pintar dianggap nurut nurut saja dengan tugas, guru dan kewajibannya. Karena itulah ia menjadi lemah karena tak berani melawan otoritas.

Lalu yang ketiga adalah terlalu aneh. Kalau ini tak perlu penjelasan panjang kali lebar. Definisi terlalu aneh jelas mudah untuk kita mengerti.

Melawan Bullying Dari Dalam Bukan Dari Luar

Meminta orang/ anak untuk tidak melakukan bullying adalah pekerjaan sia sia. Daripada mengharapkan orang lain berubah, lebih baik kita bergantung pada diri kita sendiri. Suka tidak suka, menghindari bullying adalah sebuah permainan politik. Anak anak harus belajar menempatkan diri dan berstrategi agar tidak menjadi korban bully. Sebenarnya ini proses yang baik agar anak menjadi tangguh dan juga memahami problem solving.

Lalu kalau kamu jadi korban bullying gimana? Ini saatnya kamu belajar strategi. Kalau kamu susah untuk mencari ‘korban’ pengganti, mending kamu keluar dari kelompok sosialmu yang sekarang dan mencari lingkaran sosial yang baru. Ingat, kamu jangan ‘kelihatan’ terlalu pintar, terlalu bodoh atau terlalu aneh. Usahakan sebaik baiknya walau kamu tidak menjadi alpha, jangan jadi jongos. Belajar jugalah cara komunikasi yang jitu agar terhindar dari masalah. Tetap tenang ketika ada orang yang berusaha menjatuhkan dirimu dan otoritasmu.

Bagi guru. Jangan memaksakan diri meminta anak didikmu tidak melakukan pembelian. Intervensi sajalah ketika memang bullying sudah keterlaluan. Biarkan anak mengalami pembullyan ringan agar ia juga belajar bagaimana menyelamatkan dirinya sendiri. Pada akhirnya, tetap mengawasi, tapi jangan berlebihan.

Baca juga :
Menjadi Kura Kura Tidak Menjamin Belajar Teamwork

Akhirnya Muncul Regulasi Pencegahan Kekerasan Seksual di Kampus

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini