Sering muncul pertanyaan buat ahli gizi seperti saya “Makanan rumah sakit tuh kenapa rasanya gak enak ya?”
Stereotipe soal makanan rumah sakit enggak enak itu kayaknya sudah jadi paham umum di masyarakat kita. Kalau disuruh menggambarkannya, pasti ada saja yang bilang kalau rasanyaitu hambarlah, pucetlah warnanya, enggak pakai garam lah, makanannya lembeklah, pokoknya identik dengan enggak enak. Sebelum saya jadi mahasiswa jurusan gizi, saya sendiri juga sering ngerasain makanan rumah sakit yang enggak enak dan punya pertanyaan yang sama “Ngopo yo, kok rasane ga seenak itu?” Nah, berhubung sekarang saya sudah pernah ngamatin langsung proses pengolahannya, saya mau jawab beberapa pertanyaan seputar makanan rumah sakit yang sering dibilang “enggak enak”.
Kok rasanya hambar?
Yup, ini sering banget saya denger dari pasien, mengeluhkan kalau makanannya hambar. Memang makanan rumah sakit diatur penggunaan garam, gula, dan bumbu-bumbu tambahan lainnya. Alasannya memang makanan rumah sakit dirancang sesuai dengan anjuran penggunaan garam dan gula. Masakannya sendiri lebih banyak pakai bumbu dan rempah alami untuk menguatkan rasa. Tapi bukan berarti enggak pakai garam lho ya, tetep pake cuma jumlahnya enggak sebanyak kalo kita masak di rumah.
Apalagi, masakannya enggak pakai penyedap rasa semacam MSG atau kaldu bubuk kemasan. Buat kita-kita yang sehari-hari akrab sama makanan pakai MSG dan penyedap rasa, pasti ngerasa kalau makananannya lebih “hambar”. Selain itu gula dan garam yang dibatasi ditujukan juga buat pasien yang menjalani diet khusus misalnya diet DM atau diet untuk hipertensi. Contoh lainnya untuk yang sedang mengurangi garam, jenis garam yang dipakai juga khusus garam rendah natrium. Bukan berarti sewaktu mengolahnya enggak pake bumbu sama sekali. Sebetulnya ketika memasaknya tetep dikasih bumbu semacem garam, gula, dan rempah untuk menambah cita rasa.
Emang teksturnya selalu lembek ya?
Ini juga salah satu komentar yang sering saya denger soal makanan rumah sakit. Menu untuk para pasien biasanya disiapkan Instalasi Gizi. Ada beberapa jenis menu yang disiapkan. Ada yang teksturnya nasi biasa (kayak makanan yang biasa kita makana), nasi tim, bubur, bubur saring, dan makanan cair. Tiap jenis menyesuaikan sama kondisi pasien. Untuk pasien yang punya keluhan kesulitan mengunyah, kesulitan menelan, kondisi lemah, atau kondisi lain yang bikin pasien sulit mengunyah memang dikasih makanan dengan tekstur lembek.
Tujuannya untuk mempermudah pasien mencerna makanan. Kemungkinan lain kenapa dibilang “lembek” karena rumah sakit mengurangi proses memasak dengan menggoreng. Karena enggak banyak yang kriuk kriuk ini deh, jadinya terasa “lembek”. Mengurangi gorengan dan lemak sebetulnya juga rekomendasi umum dari Kementerian Kesehatan lho. Jadi, enggak semua makanan yang ada di rumah sakit itu lembek.
Jadi pertanyaan utamanya: Kenapa sih kok rasanya enggak enak?
Yup, pada akhirnya sajian yang dihadirkan memang terasa “enggak enak” karena banyak faktor. Faktor lain yang belum disebutin adalah nafsu makan. Biasanya ketika sedang sakit, kita jadi kurang nafsu makan. Ini juga jadi salah satu alasan kenapa kita enggak selera makan. Jadi makanan jadi enggak kerasa enak. Padahal makanan rumah sakit bukan sembarang sajian lho. Makanan yang disediakan sudah dihitung nilai gizi sesuai kebutuhan pasien. Selain itu makanan ini juga salah satu bentuk terapi untuk mempercepat proses kesembuhan. Makanan ini oenting banget untuk membantu tubuh kembali sehat. So, next time kita jenguk, nemenin, atau malah kita sendiri yang sedang sakit, jangan lupa untuk habiskan makanan yang disajikan ya. Semakin baik konsumsinya, semakin cepet sehat kondisinya, semakin cepet bisa pulang.