Kemendagri dikabarkan akan segera melakukan uji coba wacana E-KTP Digital secara bertahap. Setidaknya ada 58 kabupaten/kota jadi yang pertama kali mengicipi E-KTP Digital. Rencananya E-KTP Digital bakalan nggantiin fungsi E-KTP fisik yang kita kantongin sekarang. Nah, apakah E-KTP bakalan efektif buat nggantiin fungsi E-KTP terutama buat difotokopi?
Apa Bedanya Sama E-KTP Fisik?
Wacananya nih, E-KTP Digital bener-bener beda sama yang fisik. Kalau yang fisik kita simpen di dompet, yang digital ini bakalan ambil bagian di gawaimu. Berteman sama aplikasi Instagram, E-Commerce sama Pinjol. Selain bentuknya digital, E-KPT digital juga bakalan mengandung barcode. Rencananya kalau ada kepentingan yang harus gunain E-KTP ya tinggal di scan aja. Cetit. Data KTP bakalan otomatis kebaca.
Sering Ada Kasus Kebocoran Data
Namanya data yang disimpen daring bisa lebih rawan pencurian daripada yang fisik. Udah bukan rahasia lagi kalau data-data yang ada di cloud berkali-kali kena kasus pencurian. Baik perusahaan atau pemerintah pernah menghadapi kasus data yang bocor.
Tokopedia, sebuah perusahaan e-commerce yang udah nggak asing di telinga kita pernah mengalami kasus pencurian data. Tahun 2020 kemarin seenggaknya ada kebocoran data 91 juta akun Tokopedia. Sialnya lagi, hacker yang meretas 91 juta akun menjual akun-akun hasil retasan. Nggak tanggung-tanggung harganya sampai Rp 70 juta!
Di lain negara, ada Facebook yang pernah menghadapi masalah kebocoran data. Medio 2021 kemarin lebih dari 1,5 miliar akun Facebook bocor dan seperti Tokopedia, peretas menjual informasi setelah sukses mencuri datanya.
Lalu gimana soal pemerintah Indonesia? Pasti masih anget di ingatan kalian soal data PeduliLindungi yang bocor. Bahkan nggak tanggung-tanggung, kamu bisa mengakses data PeduliLindungi Presiden Jokowi. Di tahun yang sama, BPJS Kesehatan sempat mengalami hal serupa. Data BPJS, yang notabene juga punya pemerintah, sempat bocor. Bahkan uniknya, data pasien yang ternyata udah wafat juga ikutan bocor dan dijual.
Kurangnya Integrasi
Sebenarnya yang jadi masalah bukan E-KTP fisik atau digital. Tapi, integrasi ke fasilitas yang masyarakat gunain. Contohnya adalah vaksin. Sebenarnya kalau udah ada E-KTP, data bisa terecord di cloud tanpa perlu repot-repot ke fotokopian. Bahkan saat itu nggak sedikit netizen yang memprotes fotokopi KTP jadi salah satu syarat vaksin.
Tapi, kabarnya nih, hadirnya barcode di versi digital bakalan jadi solusi masalah fotokopi. Sayangnya kalau integrasinya masih buruk nggak menutup kemungkinan masalah ini belum selesai. Terutama buat kaum lansia, atau ekonomi menengah kebawah yang notabene mungkin aja nggak memiliki HP. Apakah harus tetap fotokopi KTP karena kurangnya integrasi?
Menetapkan Standar Birokrasi Pengajuan KTP
Bukan cuma soal kebocoran data, tapi pemerintah juga harus membuat standar birokrasi yang efektif buat pengajuan KTP. Baik KTP baru maupun yang hilang. Meskipun Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Zudan Arif Fakrulloh, mengatakan E-KTP digital nggak bakalan ternyata E-KTP digital juga bisa hilang kalau gawai yang bersangkutan hilang atau malah mengalami pencurian.
Aku sering membandingkan birokrasi beberapa daerah soal pengajuan KTP. Karena kebetulan E-KTPku sedikit rusak aku berencana mengajukan yang baru. Aku saat itu menemui beberapa daerah yang proses birokrasinya mudah. Hanya berbekal E-KTP lama yang akan diganti. Sementara daerah yang lain masih harus repot-repot mengurus data mulai dari tingkat RT buat pengajuan. Hmm… Kasian kalau semisal udah HP ilang, harus beli lagi, ngurus KTPnya pun repot.
Efektifkah E-KTP Digital?
Nah, apakah E-KTP Digital efektif? Menurutku kalau pemerintah mau membenahi beberapa PR di atas dan mempertimbangkan kondisi ekonomi pasti bisa efektif. Tapi kalau pemerintah terus-terusan menghadapi masalah yang sama, ya… kayanya E-KTP digital ini malah jadi sejenis gimmick. Kita coba aja lihat nanti.
Apakah kamu tertarik sama E-KTP Digital? Atau malah skeptis?
Baca juga:
Data Pribadimu : Kenali dan Lindungi!
Add Yours di Instagram, Rawan Pencurian Data