Tren hallyu dari negeri Korea Selatan memang tak ada tanding. Gak cuma soal musik dan industri hiburannya yang semakin menjamur di berbagai negara, termasuk Indonesia, tapi juga lifestyle, fashion, makanan, sampai perawatan diri ala Korea Selatan pun mulai marak. Meskipun begitu, merk kosmetik lokal kita gak kalah saing, lho! Banyak merk kosmetik dan perawatan diri dari negara kita yang populer dan digandrungi, bukan hanya soal visual yang apik dan efektivitas, tapi juga karena brand ambassador (BA)!
Udah gak asing lagi memang melihat beberapa brand lokal menggaet artis Korea Selatan untuk jadi BA mereka, terutama produk skin care. Selain karena alasan klasik ‘marketing’, menggaet artis negeri ginseng juga menambah impression atau kesan yang tersendiri ke produk tersebut. Visualisasi yang tanpa celah dari para artis ini seolah dapat meluluhkan hati para calon pembeli untuk membeli produk tersebut dengan harapan dapat memiliki visualisasi yang sama. Tapi, apakah strategi membawa artis Korea Selatan sebagai BA itu secara realitas tepat?
Siapa Target Mereka Sebenarnya?
Sadarkah kalian jika penjualan produk skin care lokal yang bersanding dengan BA artis Korea Selatan biasanya didominasi oleh para penggemar? Apalagi dengan embel-embel merchandise, sudah dapat kita pastikan jika para penggemar sang artis akan memborong. Alhasil, tingkat penjualan produk meningkat bak roket, semua berkat loyalitas para penggemar. Yang membuat miris terkadang adalah beberapa penggemar membeli produk hanya untuk mendapatkan merchandise. Soal penggunaan produk? Well, itu mah nanti!
Melihat fenomena ini membuat saya bertanya: Siapa sebenarnya target pembeli produk ini? Apakah dobrakan BA artis Korea Selatan hanya untuk tujuan peningkatan popularitas produk dalam satu malam?
Sebuah Pembualan?
Dengan keputusan merk skin care lokal untuk menggandeng artis Korea Selatan sebagai BA, apakah itu berarti sang artis memakai produk tersebut? Ya enggak, dong! Strategi menggaet artis Korea Selatan yang belum tentu pernah memakai produk yang mereka endorse menurut saya adalah sebuah pembualan. Memang mereka dapat mendobrak penjualan dengan representasi visual mereka yang cocok dengan tujuan merk. Dengan kata lain, mereka memberikan janji tak pasti soal hasil penggunaan produk ke berbagai macam tipe kulit calon pembeli. Tapi melihat sosok figur mengiklankan sesuatu yang belum tentu pernah mereka coba, apakah kalian yakin apa yang mereka tampilkan akan sesuai dengan realitas?
Terutama untuk produk skin care nih, kecocokan jadi poin utama dalam pembelian produk. Sang artis mengiklankan produk belum dapat kita jadikan patokan bahwa produk itu secara otomatis punya kecocokan yang oke di kulit kita. Setiap orang punya kondisi kulit yang berbeda dan inilah yang mempengaruhi kecocokan kita ke suatu produk. Jangan hanya karena artis idola sedang promosi sebuah produk skin care kita langsung gas tanpa pertimbangan. Pastikan dulu produk tersebut cocok untuk kulit kalian, ya, agar tak mubazir.
Artis Lokal Jadi Outsiders
Tren menggandeng artis Korea Selatan untuk mempromosikan produk lokal bisa aja menggeser keberadaan artis lokal dan influencers di tanah air. Kita tahu jumlah dan pengaruh para penggemar artis Korea Selatan tak bisa kita pandang sebelah mata. Mereka terkenal dengan loyalitas tinggi ke sang artis idola, jadi saat mereka tahu sang artis sedang promosi sesuatu, maka bisa dijamin produk itu akan laris manis. Jadi kalau kita bandingkan dengan BA artis atau influencers lokal, besar kemungkinan akan kalah saing. Akhirnya, mereka tak lagi jadi prioritas utama di daftar calon BA dan malah bisa bergeser menjadi outsiders!
Mengusung seorang figur untuk menjadi brand ambassador memang punya keuntungan sendiri. Selain meningkatkan popularitas, warna khas produk juga bisa tervisualisasikan dengan lebih baik. Lebih baik lagi jika keberadaan BA tak hanya sekedar sebagai tukang promotor, tapi juga perwakilan sebenarnya dari produk tersebut, yang para calon pembeli bisa relate sepenuhnya.
Baca juga:
NCT Dream Banjir Promosi dengan Produk Tanah Air