Waktu Baca: 2 menit

Ada yang pernah mendengar istilah attachment style? Jika sebelumnya kita hype masalah love language, kali ini saya ingin mengenalkan attachment style ke para pembaca pakbob. Tak jauh beda dari love language, attachment style juga membahas tentang keunikan pribadi seseorang di dalam suatu hubungan. Istilah ini pertama kali saya kenal saat membaca buku berjudul Attached milik Amir Levine dan Rachel Heller. Sebelum membahas lebih dalam tentang attachment style dan tipe-tipenya, yuk kita ketahui dulu apa sih attachment style itu?

Attachment Style Adalah…

Menurut Levine dan Heller, attachment style berasal dari attachment theory atau teori keterikatan. Teori ini membahas tentang bagaimana seseorang melihat dan merespon sesuatu ketika menjalin hubungan romantis. Dengan kata lain, seorang individu memiliki pandangan, opini, dan reaksi yang berbeda jika berhadapan dengan suatu masalah dalam hubungannya, tergantung pada tipe attachment yang ia miliki. Levine dan Heller menyebut jika tipe attachment yang seseorang miliki sebagai cerminan bagaimana ia dibesarkan saat masih kecil. Jika orang tua selalu hadir di sisi anak, maka tipe attachment akan berbeda dari anak yang berasal dari orang tua yang jarang memberikan curahan kasih sayang.

Setelah tahu apa itu attachment style, yuk kita simak apa aja, sih, tipe-tipenya?

Tipe Anxious atau Gelisah

Tipe yang pertama akan saya bahas adalah tipe anxious atau si gelisah. Yup, seperti namanya, individu yang masuk dalam kategori ini cenderung memiliki pikiran-pikiran yang dapat menimbulkan efek gelisah atau tak aman. Levine dan Heller menyebutkan jika tipe anxious sulit berkonsentrasi ke hal-hal lain dan cenderung tenggelam dalam pemikiran tentang pasangannya. Makanya, tipe ini sering meninggalkan jejak miscall atau pesan masuk jika kegelisahannya tak mendapat respon. Ia juga lebih suka mengingat sisi positif pasangan yang mana bisa mempengaruhi ketidakstabilan decision making yaitu sulit melepaskan pasangan. Mantra yang sering terucap ketika hubungan mulai goyah dan pasangan menunjukkan gelagat aneh adalah “Dia bisa berubah, kok”. Tipe anxious, singkatnya, adalah tipe pemaaf yang cenderung obsesif.

Tipe Avoidant atau Penyendiri

Yang kedua adalah tipe avoidant atau si penyendiri. Berbeda dengan tipe anxious yang haus dengan konfirmasi perasaan yang ia rasakan, tipe avoidant lebih suka membangun batasan antara dirinya dan perasaan. Ia terkenal sebagai pribadi yang sulit untuk mengekspresikan perasaan ke orang lain. Perasaan, baginya, adalah sesuatu yang perlu disembunyikan. Maka dari itu, si penyediri jarang mengungkapkan kalimat seperti ‘I love you’ dan memberi pasangan pelukan atau kontak fisik. Selain itu, tipe avoidant juga lebih fokus melihat kesalahan dan keburukan pasangan ketimbang kebaikannya. Kalau sedang bertengkar nih, si avoidant lebih cenderung untuk mengungkit sisi buruk pasangan sebagai tameng. Parahnya lagi, nih, tipe avoidant ternyata individu yang sulit untuk move on dari mantan. Hm, berasa cinta bertepuk sebelah tangan, gak, sih?

Tipe Secure atau Aman

Tipe terakhir dan dianggap sebagai paling stabil yaitu tipe secure atau si aman. Levine dan Heller menganggap jika tipe secure adalah tipe paling ideal yang bisa menjadi penengah dalam masalah hubungan. Kalau tipe anxious dan avoidant memberikan reaksi berlebih ketika berhadapan dengan suatu permasalahan, tipe secure cenderung bersikap tenang dan netral. Ia takkan mudah tersulut dengan reaksi negatif pasangan. Kemampuannya mengungkapkan isi hati juga patut mendapat jempol, lho. Si aman tak memiliki masalah untuk mengkomunikasikan apa yang ia pikirkan tanpa kesan memojokkan lawan bicara. Jika saya boleh ibaratkan, tipe secure itu seperti mantu idaman semua orang tua, baik yang dari tipe anxious atau avoidant.

Itu dia pembahasan tentang attachment style. Selain love language, mengenal attachment style pasangan juga ada sisi positifnya. Kita bisa saling mengeksplor lebih jauh satu sama lain tentang sudut pandang, reaksi, dan pola pikir. Jadi, ketika berhadapan dengan konflik, kita akan tahu bagaimana untuk bersikap.

Kalian masuk tipe yang mana, nih?

Baca juga:

Bahasa Cinta Pasangan adalah Kunci Kesuksesan Hubungan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini