Waktu Baca: 4 menit

Mendengar tentang dunia kerja, apa yang pertama kali terlintas dalam benak kalian? Gaji? Bos yang galak? Kerja berjam-jam? Liburan bareng sekantor? Target pasaran? Teman yang kompetitif? Haha, apapun bayangan kalian mengenai dunia kerja, memang kerja adalah hal yang sangat manusia butuhkan untuk mencari nafkah demi menunjang kelangsungan hidupnya. 

Di salah satu mata kuliah saya, yang berfokus untuk mempersiapkan mahasiswa terjun ke dunia kerja, memberikan kurang lebih gambaran mengenai etos kerja di sebuah perusahaan. Sebetulnya, gak hanya di perusahaan bergengsi dan ternama, etos kerja juga berlaku di dunia kerja, di manapun itu. 

Menariknya adalah dalam salah satu diskusi forum yang menyinggung tentang kedisiplinan, mencintai perkerjaan, passion dan purpose kita dalam bekerja. Diskusi itu membahas bahwa kita harus memiliki kedisiplinan yang tinggi ketika bekerja dan belajar untuk mencintai apa yang menjadi tugas. Memang perlu waktu dan usaha yang gak bisa setengah-setengah, mengingat bekerja itu menyangkut hajat orang banyak dan kebutuhan orang lain. Diskusi ini memunculkan sebuah pertanyaan: Bagaimana jika kita mendapatkan lingkungan kerja yang tidak sehat, atau toxic, yang justru mematikan potensi kita? Atau, hanya kita saja yang gak tahan banting di bawah tekanan dunia kerja?

Sebelum membahasnya lebih lanjut, saya akan membahas dua hal yang perlu kita perhatikan ketika sudah memasuki dunia kerja. Apa saja itu? 

Passion

Passion adalah sebuah ketertarikan, keinginan, atau gairah seseorang dalam melakoni sesuatu yang ia suka. Kita pasti pernah mendengar celetukan, “Makanya kalau kerja itu sesuai passion!”. Kalimat tersebut bisa jadi ungkapan yang memiliki maksud bahwa memasuki dunia kerja memang bukan hal yang sembarangan. Sebagian besar orang mempunyai anggapan jika seseorang bekerja sesuai passion akan lebih bisa menikmati pekerjaannya, lebih termotivasi, dan lebih mudah dalam mencapai kesuksesan. Misalnya, nih, kamu punya minat di dunia menulis, maka ketika kamu bekerja sebagai copy writer, kamu gak akan merasa bekerja di bawah tekanan karena kamu enjoy melakukannya. Setuju, gak?

Nah, dalam menentukan si passion ini sendiri memang tak mudah. Masih banyak orang yang bekerja bertahun-tahun tapi masih belum menemukan passion mereka. Waduh! Eh, tapi meski begitu, mereka juga tetap melaksanakan pekerjaannya dan mendapatkan penghasilan, lho. So, menurut kamu bekerja sesuai passion itu perlu atau tidak?

Purpose

Dalam bekerja, tentu ada purpose atau tujuan dan setiap orang memiliki tujuan yang berbeda-beda. Tapi, udah pasti tujuannya mencari cuan kan, ya? Nah, ternyata purpose bisa terbagi menjadi tiga, lho. Apa aja, nih?

Pertama, job mindset atau bekerja untuk mendapatkan penghasilan bulanan demi memenuhi kebutuhan. Kedua adalah career mindset atau bekerja untuk meningkatkan karir sekaligus meningkatkan penghasilan. Ketiga, purpose mindset. Nah, tujuan yang ini tak hanya sekadar bekerja, mendapatkan penghasilan dan pulang. Orang dengan purpose mindset juga bekerja untuk mencari nilai dari apa yang tengah ia lakukan dan memberikan lebih ke pekerjaan tersebut. Kira-kira, kamu udah nemuin belum purpose-mu dalam bekerja belum? 

Nah, setelah mengetahui dua hal di atas, lalu apa yang menjadi sorotan dalam tulisan ini? Yap, apakah passion dan purpose kita nantinya sesuai dengan lingkungan kerja? Pasti kita sering membaca atau mendengar sambatan di orang-orang sekitar kita tentang lingkungan kerja mereka. Mulai dari deadline kerjaan yang tiada ampun, bos yang suka marah-marah, teman kantor yang fake, kerja ekstra, client complain, tidak ada kenaikan gaji, dan urusan lainnya yang annoying. Jika menemukan situasi seperti itu, lantas kita menyebut lingkungan kerja kita toxic. Meski begitu, kita juga tak luput dari komentar orang yang mengatakan, “Ah kamunya saja yang mudah mengeluh”, “Dunia kerja mah emang gitu”, dan “Ya kamu emang harus ditempa mentalnya di dunia kerja, biar semakin kuat”. 

So, untuk menanggapi hal-hal tersebut apa yang harus kita lakukan untuk mengetahui apakah benar lingkungan kerja kita yang toxic, atau kita saja yang tak tahan banting? 

Berdasarkan obrolan dengan Ibu Retno selaku Psikolog dari Pusat Layanan Konseling Universita Sanata Dharma, saya mencatat beberapa hal yang perlu kita pertimbangkan ketika mencari pekerjaan. Simak, ya!

Mengetahui Visi Misi 

Dalam mencari pekerjaan kita harus mengetahui dulu visi dan misi diri kita. Dengan kata lain, kita perlu menggali pertanyaan seperi: apa yang kita ingin, mau melangkah ke mana, dan mau bekerja di tempat seperti apa. Visi dan misi pribadi ini akan membantu kita lebih mudah dalam menentukan purpose ketika memilih tempat kerja. Selain mengetahui visi dan misi pribadi, penting juga untuk mengulik visi dan miisi tempat di mana kita akan bekerja. Apakah visi dan misi tempat itu sesuai dengan milik kita atau tidak?

Kriteria 

Selain visi dan misi, kita juga perlu memperhatikan kriteria seperti apa yang tempat kerja butuhkan dengan saksama. Apakah sesuai dengan potensi diri kita atau justru akan menghambat kita berkembang? Kriteria ini bisa mencakup gaji yang kita inginkan, lingkungan kerja, jadwal kerja, dan lain lain. Jadi, dalam menentukan apakah kriteria ini sesuai atau tidak, kita harus lebih banyak bertanya pada orang yang berpengalaman di tempat kerja itu, mengulasnya di internet, atau bisa kita sampaikan pada tahap interview kepada HRD agar jawaban yang kita dapatkan lebih tepat. Jangan sampai ketidakcocokan kriteria dengan tempat bekerja menghambat diri sendiri dan tempat bekerja, ya. 

Mencari Pekerjaan yang Sesuai 

Kita gak bisa menyangkal realita bahwa mencari pekerjaan itu sulit. Bahkan banyak orang yang rela bekerja nyeleweng dari jurusan atau keinginan mereka. Namun, tak ada salahnya juga kita tetap mencari pekerjaan yang sesuai dengan diri sendiri. Hal ini relate dengan pembahasan passion dan purpose yang sudah saya jelaskan. Tidak ada salahnya mencari lingkungan kerja yang sesuai dengan kita agar nantinya kita enjoy dalam menjalankan. Karena tidak ada gunanya jika nanti di tempat kerja, kita mendapatkan gaji yang besar namun kita selalu berada di bawah tekanan yang membuat kita gak bahagia. Atau malah menghambat diri kita untuk bisa berkembang lebih baik.

Well, dari tulisan ini bisa kita simpulkan kalau mencari pekerjaan itu memang seperti mencari jodoh, ya, alias cocok-cocokan. Tak jarang kita banyak menemukan fenomena resign. Jadi, gak perlu merasa bersalah jika kamu merasa lingkungan kerja sudah tak sesuai dengan visi misi pribadi. Karena sejatinya, lingkungan kerja yang baik dapat mengembangkan potensi karyawan yang nantinya bisa berdampak dalam memajukan tempat kerja. Jadi, sama-sama untung, kan?

Baca juga:

Kata Milenial Soal Hobi yang Dibayar

Sampingan Untuk Anak Kuliahan, Duitnya Bisa Ngelebihin Gaji Fresh Graduate!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini