Waktu Baca: 3 menit

Gereja Santo Antonius Padua Muntilan kembali menggelar misa Imlek di Muntilan. Acara ini sudah berlangsung selama dua puluh tahun. Meski tahun lalu digelar dengan suasana yang jauh lebih sederhana, tahun ini cukup berbeda. Misa Imlek untuk tahun ini kembali digelar dengan meriah. Ada pertunjukkan barongsai dan juga acara makan bersama. Tak lupa supaya tetap meriah, ada kehadiran musik musik keroncong untuk menyemarakkan suasana.

Banyak Kaum Muda Yang Terlibat

Misa Imlek di Muntilan

Susunan panitia Misa Imlek kali ini cukup berbeda. Selain warga keturunan Tionghoa yang beragama Katolik, hadir juga anak anak muda untuk membantu jalannya misa. Organisasi Muda Katolik Muntilan misalnya, terlibat aktif sebagai anggota tata tertib yang menjalankan dan menegakkan protokol kesehatan serta keamanan. Untuk diketahui, tata tertib adalah salah satu divisi yang penting dalam jalannya misa Imlek ini.

“Kami ingin tetap menegakkan protokol kesehatan sebaik mungkin. Makanya, untuk dapat mengikuti misa ini, umat harus memiliki tiket. Tiket juga akan menunjukkan lokasi tempat duduk. Harapannya, semisal ada kejadian yang tidak kita inginkan, akan mudah untuk melakukan tracking,” ujar Ardi Pramono selaku juru bicara panitia.

Meski ada protokol kesehatan, Ardi Pramono menegaskan bahwa Misa Imlek tidak eksklusif.

“Justru sebaliknya, visi saya adalah agar misa Imlek ini bisa merangkul semua kalangan. Memang, pandemi tetap harus kita waspadai, namun tidak serta merta membuat misa menjadi tertutup. Saya kira, di tengah situasi duka dan prihatin, semua orang tetap berhak merasa bahagia.”

Dukungan Dari Romo Paroki

Misa Imlek di Muntilan

Hal senada juga disampaikan oleh Romo Paroki Santo Antonius Padua Muntilan, Romo Paulus Agung Wijayanto, SJ. Menurutnya, perayaan Imlek layak menjadi pesta buat semua orang. Apalagi, ada perayaan kasih dan persaudaraan di dalamnya.

“Perayaan Imlek bagi bangsa Indonesia adalah perayaan kasih dan persaudaraan di antara manusia. Setiap orang ingin hidup dalam kasih mendalam. Perayaan Imlek memberi kesempatan orang merayakan kehidupan yang indah dan menyenangkan. Berikutnya, perayaan Imlek menjadi saat yang menyenangkan dan membahagiakan dan terbagikan ke semua orang. Ketiga, perayaan Imlek adalah perayaan kasih kekeluargaan yang layak dibagikan ke semua orang.”

Untuk misa Imlek di Muntilan kali ini, Romo Agung, sapaan akrabnya, tak segan segan berkhotbah dengan bahasa Mandarin dan membagikan pengalamannya selama tinggal di negara berbahasa Mandarin. Sebelumnya, Romo Agung memang menghabiskan waktu dua tahun di Hongkong untuk mendapatkan gelar Masternya. Kecakapan Romo Agung dalam berbahasa Mandarin menambah kekayaan dalam misa ini.

Acara Barongsai Yang Ikonik

Misa Imlek di Muntilan

Tiap tahunnya, paska perayaan Misa Imlek, akan ada pertunjukan Barongsai. Pertunjukkan Barongsai ini membuat banyak umat  terhibur sembari menikmati hidangan berupa soto dan wedang ronde. Suasana khas budaya Tionghoapun makin kental terasa.

Misa Imlek di Muntilan

Ardi Pramono berharap acara ini akan terus berlangsung ke depannya. Memang, Ardi Pramono agak menyayangkan karena peserta masih dibatasi akibat pandemi. Namun, Ardi Pramono optimis perayaan Misa Imlek di Muntilan bisa makin meriah seiring menurunnya level bahaya pandemi korona.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini