Di antara kita pasti pernah merasakan bertengkar dengan isi kepala kita sendiri? Banyak hal yang kita pikirkan sehingga membuat fokus kita menjadi bercabang-cabang. Misalnya, ketika sedang mengerjakan tugas di depan laptop, kita sering terdistraksi dengan pikiran-pikiran kita sendiri. Contohnya seperti tiba-tiba cemas memikirkan masa depan, memikirkan doi yang tak kunjung membalas pesan, memikirkan komentar yang tertinggal di postingan media sosial, dan masih banyak lagi. Pikiran kayak gitu seakan di otak kita ada yang menghuni, atau istilahnya “Monkey Mind.”
Apa Itu Monkey Mind?
Monkey Mind dari Bahasa Inggris yang jika kita terjemahkan berarti pikiran monyet atau monyet pikiran. Ini merupakan istilah Buddhis yang mereka gunakan untuk menggambar situasi di mana otak manusia tidak fokus, gelisah, berubah-ubah, dan bingung. Kondisi ini membuat manusia cenderung tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan pikirannya fokus ke dalam satu hal. Istilah Monkey Mind digunakan untuk mengibaratkan seekor monyet yang loncat dari satu pohon ke pohon yang lain. Jadi ya… kira-kira gitu kalau pikiran kita lagi gak fokus hihi.
Nah, karena Monkey Mind ini bisa mengganggu fokusmu dalam aktivitas sehari-hari. Gak usah khawatir, karena Monkey Mind ini bisa kita jinakkan lho… Gimana caranya?
Menyadari Napas
Ini terlihat sangat mudah dan tak jarang justru sering kita sepelekan. Namun, jika kamu sadari ketika kamu sedang merasa cemas napasmu terasa lebih pendek dan memburu, sehingga merasa gelisah. Untuk menjinakkan Monkey Mind, hal pertama yang kita lakukan adalah kembali pada napas dan menyadarinya. Lakukan exhale-inhale sekitar 5-10 menit untuk menenangkan pikiranmu kembali.
Talk to Your Monkey Mind
Kamu bisa mengambil jeda sebentar di tengah aktivitasmu untuk menyadari Monkey Mindmu sendiri. Kamu boleh menggunakan kata-kata mantra (yang bisa kamu buat sendiri) seperti, “tenang..fokus..kuasai…”. Mengulang-ulang kalimatnya sampai kamu merasa tenang kembali. Selain itu, jika Monkey Mindmu mengajukan beberapa pertanyaan kamu bisa berusaha menjawabnya, tapi perlu kamu ingat kalau kamu juga perlu berpikir realistis ya… Namun dalam kasus ini, jika dirasa kamu sudah tidak mampu mengatasi Monkey Mindmu, kamu bisa segera mencari pertolongan ke professional.
Journalig
Journalig atau menuliskan pikiran dan perasaan kita agar kita lebih bisa memahami apa yang sebenarnya sedang kita alami. Dengan menuliskan semua pikiran dan perasaan dapat membantu mengidentifikasi akar masalah yang membuat kita cemas. Dalam journalig tidak ada salah benar terhadap apa yang kita tuangkan dalam bentuk tulisan. Kita tidak perlu memperhatikan EYD atau grammar, tulisan rapi atau tidak, nyambung atau tidak, karena fungsi journalig adalah benar-benar menyalurkan pikiran dan perasaan sehingga metode journalig ini bisa sangat membantu meredakan cemas.
Menyusun Jadwal
Untuk melatih fokus dalam berkegiatan sehari-hari, kamu bisa menyusun jadwal agenda kegiatanmu seminggu ke depan sehingga dapat memastikan segala sesuatunya lebih terstruktur. Meski dengan adanya jadwal ini, kamu tidak lantas terpaku harus sesuai plan. Kamu tetap bisa fleksibel karena cara ini hanya berfokus pada membuatmu mengingat sesuatu dan melatih fokus.
Meditasi
Kebanyakkan orang kadang masih menganggap meditasi hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan tinggi. Contohnya, seperti para biksu. Padahal siapa saja bisa melakukan kegiatan ini. Meski memang membutuhkan ketelatenan dan kesadaran pada diri sendiri. Level meditasi juga berbebeda-beda di setiap orang. Namun, buat kamu yang baru mulai bisa melatihnya dengan menyisakan waktu 5-15 menit. Duduk tenang, dan jika Monkey Mindmu mulai meloncat-loncat ke dalam pikiran biarkan saja, tidak perlu kamu paksa untuk hilang. Pada kasus ini memang tidak mudah dan instan, jadi harus banyak berlatih. Oh ya, dalam meditasi kamu bisa menggunakan bantuan instrument atau podcast meditasi yang memandumu dalam bermeditasi.
Foto oleh Andrew Neel dari Pexels
Baca juga:
3 Hal Sederhana Yang Bisa Membuatmu Hidup Lebih Baik
Cara Simpel Buat Tobat Dari Kebiasaan Prokrastinasi