Waktu itu malam belum terlalu larut. Aku sedang dalam perjalanan dari arah Jogja kota ke daerah perbatasan Kulon Progo dan Sleman. Di sana nggak jarang aku temui beberapa titik yang bisa kita bilang gelap gulita. Sayangnya, gelapnya jalan ini bukan karena mati listrik tapi karena memang nggak ada fasilitas penerangan. Padahal, jalan tersebut adalah trek lurus dengan sawah yang menghiasi sisi kanan dan kiri jalan. Ya, seperti inilah realitas penerangan jalan DIY yang katanya berhati nyaman.
Antara Nggak Ada Lampu Atau Lampu Terlalu Redup
Nggak sedikit bisa kita temui masalah di penerangan lampu jalan DIY. Biasanya terdapat dua jenis permasalahan. Pertama, nggak ada fasilitias lampu jalan, biasanya hanya berbekal sukarela warga menggunakan lampu rumah buat penerangan. Kedua adalah lampu jalan yang terlalu redup, seakan nggak ada lampu sama sekali. Bahkan, titik-titik permasalahan lampu jalan sering kita jumpai di jalan utama.
Contoh dari permasalahan lampu jalan ini bisa kita temukan di Ring Road. Kamu bisa menemukan berbagai titik di Ring Road kita yang lampunya terkesan terlalu redup dan bahkan padam karena rusak. Bukan cuma di ring road, tempat yang bermasalah dengan penerangan jalan juga bisa kita temui di tempat lain. Contohnya adalah jalan dari Gamping ke Nanggulan. Kalau kita tilik beberapa kasus klitih yang viral nggak jarang lahir dari jalan-jalan ini.
Broken Window Theory
Dalam dunia kriminolog ada yang namanya Broken Window Theory. Sesuai namanya teori ini berlandaskan pada peristiwa kejahatan yang muncul karena hal kecil, yaitu memecahkan jendela. Teori ini pertama kali diutarakan sama Willson dan Kelling. Mereka menggambarkan bahwa kejahatan besar bisa ada karena kejahatan kecil yang kita beri kesempatan dengan mendiamkan. Dalam teori ini mengatakan bahwa kejahatan besar justru kita antisipasi dengan membatasi kesempatan dalam melakukan kejahatan kecil. Contoh yang mereka berikan adalah vandalisme.
Tapi, di kasus kota romantis kita hal yang paling relevan adalah menyoal detail-detail kecil seperti lampu jalan. Di DIY pemerintah membiarkan para “pemecah jendela” ini punya kesempatan dengan lampu jalan redup bahkan nggak ada.
Pendidikan Nggak Bisa Jadi Solusi Tunggal
Banyak yang mengira bahwa kasus klitih ini dapat terselesaikan dengan memberikan pendidikan. Baik kepada anak atau orang tuanya. Tapi, kalau kita pikir hal ini seperti utopia. Bagaimanapun, membuat semua orang sadar bahwa menjadi klitih itu meresahkan hampir mustahil. Di negara sebesar Amerika Serikat pun membentuk kesadaran dengan pendidikan susah terwujud. Itulah yang terjadi pada kasus-kasus kriminalitas di sana. Karena itulah, pendidikan yang kita berikan harus berbarengan dengan mempersempit kesempatan kejahatan. Salah satunya adalah dengan memberikan fasilitias penerangan jalan yang mumpuni.
Baca juga:
Mencicipi Pelajaran Kehidupan yang Hadir di Angkringan