Berpacaran adalah peristiwa alami yang terjadi pada setiap manusia. Dari setiap pasangan yang kita temui, selalu ada cerita tertentu. Banyak pengalaman bahagia dan juga sedih. Selain itu, ada banyak pelajaran yang bisa kita ambil. Nah saya akan mencoba berbagi pengalaman pacaran saya. Ada beberapa pelajaran yang bisa saya bagi dari pengalaman pacaran saya. Pelajaran ini bisa teman teman ambil untuk mengurangi resiko memacari orang yang gak cocok dengan kamu. Berikut beberapa pelajaran yang saya alami.
Orang Tuanya
Kamu ingin tahu sifat asli pacarmu? Lihat seperti apa orang tuanya. Kebanyakan red flag bisa kelihatan dari seperti apa kehidupan keluarganya. Jika orang tuanya pernah bercerai atau berselingkuh, besar kemungkinan anaknya akan melakukan hal yang sama. Bukan berarti saya menuduh. Namun, ini berdasar pengalaman saya. Bahkan ketika saya melihat orang tuanya pemalas, biasanya anaknya juga pemalas. Penjelasan mudahnya adalah karena seorang anak secara tidak sadar mengimitasi kelakuan orang tuanya termasuk sifat sifat buruk mereka.
Pelajaran moralnya, jika kamu tidak bisa menerima sifat buruk orang tuanya, mungkin kamu tidak bisa menerima sifat pasanganmu. Lebih baik tidak usah melanjutkan hubungan yang seperti ini.
Tidak Punya Visi
Coba tanya pasanganmu. Apakah dia punya nilai tertentu? Apakah dia punya mimpi tertentu? Bagi saya, memiliki pasangan yang tidak punya visi akan sangat menyulitkan. Ia bisa tiba tiba berubah pikiran dan membuat investasi energi dan waktumu terbuang sia sia. Mereka aja gak tahu mau membawa diri mereka kemana, apalagi membawa kamu dalam masa depan bersama mereka. Jangan bilang bahwa yang punya visi haruslah cowok. Pada dasarnya, cewek juga harus punya visi. Meski sudah menikah, bagaimanapun juga individu tetaplah individu yang independen. Jangan berpacaran dengan orang yang gak tahu ia sendiri mau kemana.
Mau Menang Sendiri
Ia selalu berusaha memenangkan perdebatan dan tidak menyelesaikan masalah. Tipe tipe orang seperti ini akan menghabiskan waktu dan energimu. Sejujurnya, mereka ini harus kamu hindari karena kehidupan kerja dan profesional saja sudah sangat melelahkan. Lebih baik kamu mencari pasangan yang solutif. Ia berusaha mencari jalan keluar permasalahan bukan memenangkan debat. Ini adalah dua hal yang sangat berbeda.
Tidak Menjaga Penampilan
Betul kita harus menerima orang apa adanya, tapi orang yang tidak menjaga penampilan mungkin bukan pasangan yang cocok buat kamu, atau malah siapapun. Orang yang menghargai dirinya sendiri, pasti akan menjaga penampilan. Setidaknya ia akan berusaha tampil representable. Itu adalah caranya untuk memastikan bahwa orang tahu ia memiliki kualitas. Nah kalau dia berpenampilan seadanya, jarang mau sekedar berdandan atau setidaknya tampil rapi, lebih baik tak usah melanjutkan hubungan dengan orang seperti ini.
Orang yang tidak menjaga penampilan, biasanya juga rendah diri. Rendah diri adalah bibit dari perasaan tidak aman pada dirinya. Di kemudian hari ia akan menjadi pencemburu karena ia merasa tidak aman dengan dirinya sendiri dan merasa kamu bisa meninggalkan dia kapan saja. Berpasangan dengan orang seperti ini akan sangat melelahkan.
Nyaman
Sebelum saya menutup sedikit sharing saya ini. Saya kira semakin kita tumbuh dewasa, kita membutuhkan rasa nyaman. Cantik, pintar dan segala atribusi umum lainnya bisa tidak berguna kalau kita tidak merasa nyaman dengan orang yang bersangkutan. Sebaliknya, banyak kekurangan bisa kita abaikan. Karena itulah, utamakan rasa nyaman dalam pengalaman pacaran kamu. Niscaya hubungan seperti ini bisa bertahan jauh lebih lama daripada misalnya punya pacar paling cantik.
Gambar dari Kelly Sikkema
Baca juga :
Cara Bahagia: Berbagi Tugas Harus Anda Lakukan
Bahasa Cinta Pasangan Adalah Kunci Kesuksesan Hubungan