Adakalanya kita berada di titik di mana mempertanyakan apa sih passion kita, apa tujuan hidupnya, dan apa yang harus dilakuin sekarang. Tak sedikit orang pasti pernah mengalaminya. Terlebih aku ataupun kamu yang lagi ada di fase Quarter-life Crisis. Fase ini sering disebut sebagai fase pencarian jati diri. Fase ketika bingung menentukan masa depan. Lebih spesifik lagi, bimbang buat fokus cari uang atau mengejar passion. Kira-kira harus milih yang mana?
Cari Uang
Semua orang pasti mendambakan yang namanya financial freedom. Kondisi di mana seseorang memiliki keuangan yang mumpuni, dompet tebel, investasi dimana-mana, dan hidup berkecukupan. Bisa beli kendaraan, rumah, atau jalan-jalan kemanapun kamu mau. Tapi, nggak selamanya kita hidup hanya mengurusi masalah uang. Uang memang bisa memberikan kita rasa aman dan stabilitas secara finansial. Uang belum tentu menjamin kebahagiaan kita. Bahkan, kalau kamu pernah mendengar istilah kebahagiaan nggak bisa dibeli dengan uang. Setuju nggak?
Memang kita kerja buat mendapatkan uang. Tapi bagaimana kalau orientasi kita hanya uang tanpa memiliki passion di sana? Bisa jadi kamu tertekan dan jadi kurang menikmati proses. Kalau Ernest Prakarsa pernah bilang, “Duit itu side effect”. Yep, bener banget. Uang bukan tujuan akhirnya. Bahkan uang akan datang dengan sendirinya kalau kita punya value yang bisa kita tawarkan ke dunia kerja.
Kejar Passion
Sebelum mengejar, harus tau dulu passion kamu apa. Cari taunya gimana? Tanyakan pada dirimu sendiri. Kira-kira apa yang kamu cari, keuntungannya apa, tantangannya apa, dan rencana kedepannya gimana. Kalau sudah punya gambaran, barulah kamu merealisasikan angan-anganmu. Kalau kamu belum paham sama passion sendiri berarti kamu belum memahami diri sendiri. Hanya kamu yang tau potensimu dan hanya kamu yang tau mana yang terbaik buat kamu, bukan orang lain.
Enak ya kalau kerja sesuai sama passion kita? Kerja lebih termotivasi dan lebih puas sama hasil sendiri. Tapi tahukah kamu sebenernya passion itu apa? Dalam bahasa latin, passion berarti “to suffer” yang berarti menderita. Kalau kita lihat, nggak semua passion menghasilkan uang. Ada passion yang menghasilkan uang dan ada pula passion yang belum dibutuhkan dunia sehingga belum bisa menghasilkan uang. Alhasil, kebutuhan hidup nggak terpenuhi, padahal kita hidup butuh yang namanya uang.
Atau Passion yang Menghasilkan Uang?
Saat ini dunia mencari orang-orang yang suka dan jago di bidangnya. Tidak cukup kalau bekerja hanya karena uang atau sekadar passion saja. Akan lebih baik kalau dua-duanya ambil bagian dalam proses hidupmu. Berbicara soal uang dan passion itu hal yang relatif. Tidak ada kebenaran yang mutlak. Coba kita pertimbangkan lagi mana yang lebih menjamin ke depannya. Lebih lagi, kalau pekerjaan yang paling menyenangkan adalah hobi yang dibayar. Contohnya, Billie Eilish. Sejak kecil ia merasakan yang namanya homeschooling. Orang tuanya menyadari potensinya di dunia musik cukup baik, maka mereka memberikan ruang buat mengembangkan bakatnya sejak kecil. Dan bisa kita lihat sekarang, karyanya bisa kita nikmati bersama, bukan.
Berawal dari segi uang kalau kita ada kemauan buat berkembang lama-kelamaan juga bakal jadi passion. Begitu pun juga passion, dengan latihan terus-menerus, asah kemampuan, perbanyak bertemu dengan orang-orang yang ahli di bidangnya juga bakalan menghasilkan uang. Tapi akan lebih baik kalau finansial dan kebahagian berjalan beriringan. Kalau kamu pilih yang mana?
Foto oleh Suliman Sallehi dari Pexels
Baca juga:
Ketika Passion dan Karir Bentrok Dengan Orang Tua
Passion Adalah Penderitaan Dalam Hidup