Waktu Baca: 2 menit

Putus jadi sesuatu yang sulit bagi kita kan? Terlebih kalau kamu berada di posisi pengen mempertahankan hubungan tapi doi udah nggak mau. Akhirnya doi lebih milih ngelepasin kamu. Apalagi kalau ternyata doi tiba-tiba udah ada yang lain. Biasanya kondisi kaya gini bikin kamu ngerasa nggak worth it. Mungkin juga kamu merasa jadi orang yang gagal. Bahkan ngerasa jadi orang yang tertolak keberadaannya.

Tapi sebenarnya apakah demikian? Apakah momen kamu putus bahkan tergantikan posisinya sebenarnya hanya karena kamu nggak worth it buat jadi pacar?

Putus Bukan Berarti Kamu Aja Yang Salah

Putus nggak berarti kamu yang ga worth it lho. Mungkin itu sebatas memang hubungan kalian nggak bisa kalian pertahanin lagi. Putus juga bukan berarti kamu jadi orang yang harus berbenah mengikuti alasan dia mutusin kamu. Dalam artian kalau putusmu bukan karena kamu sering belaku kasar baik dari ucapan atau perbuatan. Kalau kata Michael Learn to Rock mungkin memang doi baru sadar hubungan ini bukan yang doi butuhkan.

Tapi nggak menjadi sesuatu yang doi butuhkan bukan berarti kamu salah kok. Setiap orang menyediakan sebuah situasi pacaran yang beda-beda. Contohnya, mungkin doimu butuh orang yang manja sedangkan kamu orang yang mandiri? Itu bisa terjadi lho. Daripada doi memaksa kamu jadi manja dan menjadi orang lain yang bukan kamu, kamu mending mana nih? Toh mandiri bukan sesuatu yang salah kan?

Kamu nggak akan pernah bisa menjadi seseorang yang selalu dibutuhkan. Kalau memang doi butuh yang lain ya jangan salahkan dirimu. Kamu unik dan hanya belum bertemu sama yang pas aja.

Pikirin Dinamikanya

Dalam menjalin hubungan, terutama buat kamu yang mau mulai serius, kamu harus mikirin dinamikanya. Kenapa? Karena kamu mulai pengen bener-bener hidup berdua sama doimu dinamika bakalan jadi salah satu faktor kunci. Bukan semata-mata karena cinta aja.

Nah kalau kamu putus sama doi coba deh kamu pikirin dinamikanya. Apakah selama ini kalian nyambung? Nyambung bukan berarti harus satu kesukaan, satu sifat, satu jokes dan hal-hal (yang buatku) receh lainnya. Nyambung dalam hal ini bisa dalam arti visi dan saling membutuhkannya sama. Kalau ternyata dinamikanya kurang oke ya lebih baik hubungannya berakhir. Daripada sudah kadung berkeluarga tapi ternyata dinamikanya nggak masuk dan ternyata kalian nggak satu visi. Repot kan jadinya?

Setiap orang punya cara dinamikanya masing-masing. Ternyata kalau dinamika kalian nggak cocok itu semata-mata nggak cocok bukan karena kamunya nggak worth it jadi pacar. Kamu cuma belum ketemu sama orang yang klop dinamikanya sama kamu.

Pahami Diri Dan Jadiin Pengalaman

Nah, namanya putus kamu tetep harus hidup kan? Putus bukan berarti akhir dunia. Dengan putus sebenarnya kamu bisa refleksi dari pengalamanmu. Kira-kira kelemahanmu dalam hubungan itu apa, kelebihanmu dalam menjalin hubungan itu apa. Kamu juga bisa merefleksikan soal love language-mu. Serta pastinya, caramu berdinamika dan orang yang bener-bener kamu butuhkan serta balik butuh figurmu. Dengan seperti ini kamu bakalan lebih selektif memilih orang jadi pasangan. Memang terdengar repot tapi itu lebih baik daripada berhubungan dengan orang yang salah.

Nah kira-kira gitu. Jangan sampai kamu ngerasa gak worth it hanya karena hubunganmu kandas. Cidro ki wajar wis, rungokno aku.

Foto oleh RODNAE Productions dari Pexels

Baca juga:

Ungkapan Cinta Berlebihan Untuk Tania Anggita

Lika Liku Cinta Terbentur Keturunan Tionghoa

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini