Kalau kita berbicara mengenai bintang porno legendaris, kita tidak akan pernah mendengar mereka berusaha keras untuk itu. Maria Ozawa misalnya, mengganggap dirinya hanya beruntung dan bahkan menyesal telah membuat beberapa video porno yang sampai sekarang masih ditonton banyak orang. Hal serupa juga pernah diakui oleh bintang porno asal Lebanon, Mia Khalifa. Mia mengaku menyesal akan karirnya meski saat ia menjalaninya, ia terlihat seperti perempuan rebel yang paham akan konsekuensi pilihan hidupnya. Hal ini berbeda dengan Rocco Siffredi, seorang aktor, produser dan sutradara film porno yang menganggap bahwa pornografi adalah karir serius dan ia memperlakukan film porno layaknya karya seni. Tentu, ia bekerja sangat keras untuk itu dan membanggakan pencapaiannya. Mengagetkan, tapi itulah Rocco Siffredi Tarzan X. Hal ini membuat ia berbeda dengan banyak aktor porno lainnya yang suka malu malu kucing ‘merasa jelek dan malu’ dengan pencapaian mereka. Rocco tidak, ia sangat serius dan menjadi panutan dalam dunia pornografi. Bahkan ketika ia memutuskan pensiun, banyak pihak angkat topi atas karya karyanya. Namun, kenapa Rocco Siffredi si Tarzan X ini bisa begitu passionate dengan karir pornonya? Apa yang ia temukan?
Sekilas Soal Rocco
Rocco Siffredi Tarzan X memang terkenal di Indonesia karena filmnya yang berjudul Tarzan X. Film ini memang fenomenal dimana di situ ia bertemu juga dengan istrinya, Rosa Caracciolo yang berperan sebagai lawan mainnya. Film besutan Joe D’Amato ini konon juga meraih banyak penghargaan di dunia film XXX. Namun Tarzan X bukanlah satu satunya film Rocco yang terkenal. Ia banyak membuat film lainnya, ratusan bahkan ribuan. Beberapa ia sutradari sendiri.
Kiprahnya sebagai sutradara dapat kita lihat di film dokumenter berjudul Rocco. Dalam film itu tampak bahwa ia sangat serius dalam menjadi sutradara. Ia memilih artis tak hanya karena sekedar nafsu dan kecantikan ragawi. Ia ingin artis dalam filmnya juga memainkan karakter dan peran yang menjadi metafora kegelisahan sanubarinya. Ya, dalam film Rocco ia menceritakan bagaimana proses syuting film terakhirnya termasuk dalam masa pra produksi. Untuk film porno terakhirnya, ia mengambil tema yang sangat serius, proses penebusan dan eksistensi surga.
Bisa jadi tema ini adalah salah satu obsesi terpendam dalam dirinya yang sayangnya ia tak yakin akan ia dapatkan karena karir panjangnya di dunia esek esek.
Ia percaya akan Tuhan, namun Rocco tak mau kabur dari pornografi. Ia tahu bahwa pornografi adalah passion dan talentanya.
Keperkasaan Rocco
Rocco mencintai pornografi karena pornografi mencintai Rocco. Sejak kecil Rocco memiliki dorongan seksual yang besar. Ia mengaku mudah nafsu melihat perempuan manapun, bahkan nenek nenek sekalipun. Kebetulan ‘aset’nya juga besar dan tidak sulit baginya mencapai ereksi dan melakukan berbagai adegan seks. Ia seperti lahir dengan talenta sebagai mesin seks. Talenta yang Rocco sendiri heran bisa ia miliki.
Padahal, awalnya ia ingin sekali menjadi pendeta gereja Katolik. Tapi karena bakat yang ia miliki, iapun mengurungkan niatnya dan mulai mengembangkan bakatnya. Beberapa kali ia juga menjadi pemeran pengganti karena tidak ada aktor porno lain yang ‘seperkasa’ dia. Rocco bisa ereksi dengan cepat, melakukan hubungan seks dalam waktu lama dan mengulanginya lagi seperti tak ada masalah. Ia seperti binatang buas. Cristiano Ronaldonya dunia pornografi mungkin.
Dengan ditemani oleh saudaranya, iapun merekam berbagai film porno dan menikmati kemasyuran ketika banyak artis porno jatuh hati pada pesona dan talenta Rocco.
Membayar Mahal Akan Kesuksesannya
Bukan berarti Rocco hanya melulu menikmati kesuksesan. Ia merasakan tekanan besar sebagai bintang porno tersukses sepanjang masa. Karena itulah ia memilih untuk pergi dari kampung halamannya di Italia dan berkarir di Budapest, Rumania yang jauh lebih terbuka terkait film porno. Ia sendiri mengaku kadang kadang takut anak anaknya akan menjauhinya. Beruntung anak anaknya mengerti posisi sang legenda.
Rocco mengatakan bahwa iapun sebenarnya hanya orang biasa, ingin hidup normal, namun ia tahu bahwa pornografi ini akan membuat hidupnya jauh lebih berarti. Karena itu si Tarzan X ini memutuskan mengejar impiannya dengan segala konsekuensinya.
Pada akhir karirnya, Rocco mengaku puas dengan film terakhir yang bertemakan ‘penebusan’. Jauh dalam hati ia berharap pintu surga tetap terbuka baginya karena ia sudah berjanji pada ibunya bahwa mereka akan bertemu lagi di sana. Mungkin keinginan untuk menebus dosa itu jugalah yang menyebabkan Rocco menyerah menjadi bintang porno meski secara performa masih oke sekali.
Dari kisah Rocco kita belajar bahwa kadang talenta berwujud sesuatu yang sangat gila, tinggal bagaimana kita memanfaatkannya dan menerima konsekuensi dari kesuksesan kita.
baca juga :
Hantu Penyalin Cahaya
Apa Salahnya Pengen Punya Selingkuhan Kayak Anya Geraldine