Waktu Baca: 3 menit

Saya lagi nyetir di Jalan Affandi. Tiba tiba pandangan saya jatuh pada sosok di billboard besar. Nampak tersenyum wajah seorang wanita berjilbab dengan latar belakang pink. Lalu, di latar belakangnya muncul juga kolase/kumpulan foto foto Tania Anggita yang kata si billboard adalah the most beautiful woman in planet earth. Langsung saya berhenti dan mengambil foto. Wah romantis sekali pacarnya Mbak Tania Anggita. Tapi apa ya perlu segitunya untuk mengungkapkan cinta?

Mencoba Berpikir Positif

Saya lalu mencoba berpikir positif. Barangkali si pemilik billboard adalah pacarnya Mbak Tania Anggita. Ia berpikir, ini kenapa billboard gak laku laku? Ah, biar laku gue pasang yang aneh aneh deh, misalnya foto pacar gue, biar viral! Ya, anda gak salah, ini adalah salah satu taktik dan strategi cantik untuk membuktikan bahwa billboard di posisi tersebut sebenarnya menarik. Tus! Ternyata banyak yang penasaran dan mengabadikan foto Mbak Tania Anggita. Cara promosi yang keren.

Pikiran saya makin liar. Jangan jangan, Tania Anggita ini bahkan bukan pacarnya si pemilik billboard. Si pemilik billboard iseng aja ngecek ngecek di instagram, mana nih yang paling alay? Terus, dia pake si Tania Anggita itu untuk membuat billboardnya menarik perhatian. Eh siapa tau kan nanti ada politisi yang tertarik pasang iklan di situ untuk membuktikan bahwa ia mimpi jadi presiden. Tapi ingat, mimpi dan mampu itu beda.

Boleh Gak Sih Pasang Billboard Kayak Gitu?

Ya boleh. Asal bisa bayar, asal mampu, asal mau, tapi kan pertanyaannya buat apa? Apakah cinta itu harus dibuktikan dengan menggoyang satu Jalan Affandi? Ya, bisa saja iya. Karena yang pengen membuktikan cintanya dengan menggoncang dunia juga banyak. Cuma ya menurut saya, apakah ndak pa pa kalau ternyata jalinan cintanya nanti putus di tengah jalan misalnya? Ini misal lho ya kalau yang masang foto Mbak Tania Anggita itu emang pacarnya. Kalau ternyata cuma strategi pemasaran ya sudahlah.

Saya adalah saksi sekaligus pelaku bahwa hangatnya cinta itu bisa berubah dalam jalinan waktu (ealah). Jadi memang ada baiknya kalau sudah dewasa, sudah bisa mikir, ungkapan cinta itu cukup sewajar wajarnya. Sewajarnya dengan membawakan martabak ke calon mertua, yang telurnya tiga terutama, pakai bebek. Atau mungkin bikin kejutan dengan surprise jam 12 malam pas dia ulang tahun. Pakai confetti, abis itu dimarahi ibu kosnya si do’i karena bikin kotor lantai.

Kalau saya sih ya wajar wajar aja. Ingat, sebaik baik apapun hubungan, bisa putus, nikah aja bisa cerai. Supaya luka itu sewajarnya begitupun rasa malu, kok saya memilih gak mengumbar public affection. Apalagi pakai billboard. Kalau saya, tapi tentu ada argumen lain ya.

Hidup Cuma Sekali

Ada yang mengatakan pada saya bahwa hidup kan cuma sekali. Gak pa pa to kita agak edan kadang kadang? Ya, benar juga sih. Ini saya gak bisa melawan. Mungkin itu yang menjadi motivasi para pengumbar public affection dan pembayar pre-wedding dengan harga mahal, hidup kan cuma sekali, bolehlah kalau kita merasa jadi raja/putri/ selebritis dalam sehari? Gak salah kan?

Menjadi pusat perhatian memang menyenangkan. Tidak bisa kita pungkiri.

Kalau saya pribadipun demikian, waktu saya muda. Bertambahnya umur saya semakin menyadari betapa keinginan menjadi orang yang ‘wah’ itu agaknya tidak berguna. Kita ganteng misalnya karena orang tua kita ganteng ganteng, makanya anaknya ganteng. Kita pintar juga warisan gen orang tua. Kalau orang tua kita bodoh, kecil kemungkinan kita jadi pintar. Kayapun juga bisa jadi berkat keberuntungan atau orang tua. Kalau dipikir pikir, prestasi sebesar apapun ah tidak dari kita sendiri. Lalu apa yang mau kita sombongkan?

Termasuk memasang billboard untuk pacar, apa ya benar murni kemampuan kita saja? Apakah ya karena kita sebegitu hebatnya sehingga kita boleh memamerkan pencapaian kita. Kalau saya kok mending ingat diri sendiri, mawas diri. Kesombongan biasanya tidak menghasilkan apa apa.

Baca juga :
Kekerasan Dalam Pacaran Dalam Karya Pop

Pelajaran Tentang Kekerasan Dalam Pacaran di Film Posesif

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini