Waktu Baca: 2 menit

Beberapa tahun ini, saya rutin menjadi pendonorapheresis di Palang Merah Indonesia Kota Bandung. Sebelumnya menjadi pendonor darah reguler (whole blood). Prosesnya kurang lebih sama saja, hanya durasi donornya saja yang lebih lama. Mungkin kurang lebih durasinya sampai memakan waktu dua jam sejak kedatangan calon pendonor apheresis di markas PMI.

Kenapa Lebih Lama?

Kenapa lama? Sebelum darah disumbangkan, calon pendonor apheresis akan diambil sampel darahnya dan dipastikan kadar hemoglobin, hematokrit, trombosit, dan leukositnya sesuai standar. Tidak hanya itu, PMI akan melakukan pemeriksaan calon pendonor apheresis. Apakah mereka terbebas dari penyakit yang dapat menular lewat transfusi darah. Contohnya seperti penyakit sifilis, hepatitis B, hepatitis C, serta HIV/AIDS. Setelah pendonor sudah pasti aman, barulah tenaga kesehatan yang bekerja di PMI mengambil darah pendonor.

Berbeda dengan donor darah reguler (whole blood) yang kurang lebih durasinya tidak akan memakan waktu sampai setengah jam (tergantung antrianya juga sebenarnya) sejak kedatangan calon pendonor darah reguler di markas PMI karena pada donor darah reguler (whole blood), tidak ada pengambilan sampel darah seperti donor darah apheresis. Alasannya, donor apheresis biasanya langsung diberikan pada pasien yang membutuhkan komponen darah tertentu setelah proses donor apheresis selesai. Berbeda dengan donor reguler (whole blood) di mana kantong darah yang sudah PMI ambil akan PMI simpan terlebih dahulu. Makanya prosesnya jauh lebih ketat.

Donor Darah Reguler Juga Mengikuti Cek Kelayakan

Meskipun begitu, donor darah reguler (whole blood) tetap akan diuji kelayakannya di laboratorium kok! Jadi jika komponen darah yang sudah pendonor sumbangkan terkontaminasi penyakit yang bisa menular lewat transfusi darah, pasti PMI akan menghubungi pendonor darah yang bersangkutan. Baik itu via surat atau telepon. Jadi kalau PMI tidak pernah menghubungimu, artinya darahmu aman dari penyakit-penyakit tersebut.

Donor Darah Juga Menguntungkan Pendonornya Kok!

Selain tujuan utamanya untuk membantu pasien yang membutuhkan darah, donor darah pun memberikan sejumlah keuntungan untuk para pendonornya. Para pendonor darah bisa menjadikan kegiatan donor darahnya sebagai ajang medical check up gratis. Alasannya karena pendonor darah bisa diperiksa tekanan darahnya. Bisa juga konsultasi rutin dengan dokter, dan memeriksakan komponen darahnya di laboratorium.

Bagi saya, pemeriksaan tekanan darah, konsultasi dengan dokter, hingga pemeriksaan darah di laboratorium itu biayanya tidak sedikit. Apalagi di rumah sakit besar dan laboratorium komersil. Setidaknya, bisa memakan biaya ratusan ribu, makanya saya memanfaatkan kegiatan donor darah yang rutin saya lakukan untuk ajang medical check up gratis.

Donor Darah Apheresis Untuk Mengakali Mahalnya Medical Check Up

Semua orang perlu melakukan medical check up, setidaknya satu tahun sekali. Kalau bisa malah setahun dua kali. Namun tidak semua orang punya privilese untuk melakukan medical check up karena biayanya cukup mahal. BPJS pun tidak menanggung biaya medical check up. Semua asuransi kesehatan swasta pun juga demikian. Makanya, medical check up lebih banyak dilakukan oleh mereka-mereka yang punya privilese. Dalam artian punya uang lebih untuk melakukan medical check up tersebut.

Jadi saya akan memanfaatkan kegiatan donor darah apheresis yang saya lakukan sebulan sekali sebagai ajang medical check up kecil-kecilan. Saya ingin memastikan kadar kesehatan saya tetap terjaga meskipun saya rutin gym dan menjaga pola makan sesehat mungkin. Sebisa yang saya lakukan karena banyak penyakit yang tidak punya gejala sama sekali seperti kanker, hipertensi, diabetes, hingga HIV/AIDS sekalipun. Bukan hanya Covid-19 saja penyakit yang tidak ada gejalanya sama sekali.

Artikel ini juga terbit di wisnu93.com

Baca juga:

Tren Autodiagnosis Urusan Kesehatan Mental

Follow Influencer Olahraga Adalah Cara Saya Untuk Konsisten Hidup Sehat

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini