Waktu Baca: 4 menit

Cerita tentang vampire punya daya tarik tersendiri, seperti makhluk-makhluk mitologi lainnya di seluruh dunia. Salah satu tokoh fiksi yang memunculkan vampire dalam ceritanya adalah Edward Cullen. Beliau muncul sebagai salah tokoh utama dari lima film Twilight Saga yang merupakan hasil adaptasi novel dengan judul yang sama karya Stephenie Meyer.

Namun, berbeda dengan film vampire lainnya seperti Blade (Wesley Snipes), kelima film Twilight Saga sangat dibenci oleh banyak orang di seluruh dunia. Terutama kaum adam. Sebelum mendapatkan adaptasi filmnya, hatersnya Twilight ini banyak banget di internet. Jumlahnya semakin menjadi-jadi saat Twilight dibikin jadi film dan diperankan oleh Robert Pattinson serta Kristen Stewart.

Saya sendiri gak tahu kenapa hatersnya Twilight ini banyak banget saat tayang di bioskop. Terutama para anak laki-laki yang seangkatan dengan saya. Mungkin saat tayang di bioskop, saya satu-satunya anak SMA di sekolah saya yang bela-belain nonton Twilight di bioskop. Saya nonton di bioskop karena semuanya menghujat Twilight sehingga sampai sekarang. Saya gak pernah bilang kalau saya nonton film tersebut di bioskop. Takut kena rujak!

Saya akui, cerita vampire yang Stephenie Meyer tulis ini fokusnya bukan pada vampirnya seperti Blade. Tapi fokusnya pada kisah cinta-cintaan antara seorang vampir bernama Edward Cullen dan seorang anak gadis bernama Isabella “Bella” Swan.

Edward Cullen sendiri bertransformasi jadi vampir setelah ia digigit oleh Carlisle Cullen karena ia gak tega melihat Edward yang menderita akibat wabah flu Spanyol yang menyerangnya. Sejak saat itu, Edward “diadopsi” Carlisle dan menjalani kehidupannya sebagai seorang vampir dengan segala privilese yang dimilikinya.

Karena bosan hidup abadi sebagai seorang vampir, Edward sampai iseng mengulang masa SMA berulang kali sampai suatu ketika, Bella Swan muncul sebagai salah satu siswi baru di SMA tempat Edward “menuntut ilmu”.

Alasan Twilight Saga Punya Banyak Haters

Nah, yang jadi masalah, fans Twilight ini banyak banget. Sebagian besar di antara mereka adalah kaum hawa. Sedangkan, hatersnya Twilight juga cukup banyak. Sebagian besar hatersnya adalah kaum adam. Saat ditayangkan di bioskop, banyak dari fans dan haters Twilight yang bertengkar. Masing-masing punya argumennya masing-masing.

Hatersnya Twilight berkilah bahwa gambaran vampir sebagai makhluk sadis penghisap darah manusia rusak karena Stephenie Meyer. Bukan hanya karena beliau menggambarkan vampire buatannya dengan kulit yang berkilauan bak permata jika terkena sinar matahari, namun beliau juga menggambarkan Edward Cullen dan keluarganya sebagai vampire “vegetarian” yang hanya menghisap darah hewan alih-alih darah manusia.

Banyak juga yang membenci Twilight karena seolah “mengkampanyekan” tindakan pedofilia karena Edward secara teknis telah berusia 117 tahun, sedangkan Bella baru berusia 17 tahun. Bella juga ikut terlibat cinta segitiga dengan Jacob Black yang merupakan seorang manusia serigala. Sikapnya juga sama sekali gak tegas dalam memilih antara Edward atau Jacob? Bella terkesan memainkan perasaan mereka berdua sampai-sampai vampir dan manusia serigala ini baku hantam segala.

Alasan Saya Menyukai Twilight Saga

Berbeda dari latar belakang yang melatarbelakangi kenapa banyak orang begitu membenci Twilight di atas, saya justru menyukai Twilight. Berikut ini alasan mengapa saya menyukai cerita Twilight alih-alih membencinya seperti sebagian besar kaum adam yang saya kenal begitu membencinya.

Pertama, Twilight menggambarkan bagaimana kisah cinta antar remaja terjadi. Secara teknis, Edward memang berusia 117 tahun, namun karena ia meninggal saat berusia 17 tahun, mentalnya tetap gak bisa move on dari masa remajanya, makanya ia terus-terusan jadi anak SMA sampai akhirnya ia bertemu Bella dan langsung jatuh cinta dengannya.

Selama 100 tahun, Edward gak pernah jatuh cinta apalagi menikah dengan siapapun karena ia kehilangan masa remajanya setelah tiba-tiba bertransformasi jadi vampire. Makanya ketika Bella muncul dalam hidupnya, masa remaja Edward seolah-olah telah kembali.

Kedua, Twilight menggambarkan bagaimana seorang wanita ingin diperlakukan oleh pria, makanya sebagian besar penggemar Twilight adalah kaum hawa. Terlepas dari cerita absurd antara manusia vampire, dan manusia serigala, kisah cintanya mah menurut saya cukup bagus kok!

Kisah Kerapuhan Vampire Terhadap Cinta

Secara teknis, Edward dan Jacob adalah vampire dan manusia serigala yang jauh lebih superior dari kita sebagai manusia biasa, tapi mereka berdua malah jatuh cinta dengan manusia biasa bernama Bella. Seperti anak konglomerat yang ujug-ujug jatuh cinta dengan rakyat jelata di FTV atau drakor gitulah.

Edward dan Jacob pada mulanya saling caper di depan Bella supaya Bella bisa jatuh cinta padanya. Namun, meskipun mereka berdua adalah vampire dan manusia serigala, mereka juga sama seperti kita, muda rapuh ketika ditinggalin oleh ayangnya.

Jacob langsung galau dan sakit hati ketika tahu bahwa Bella memilih untuk menikahi Edward alih-alih dirinya. Edward juga sempat galau dan sakit hati saat Bella lagi dekat dengan Jacob. Edward bahkan sempat mendatangi Volturi (semacam pemimpin vampire) biar ia bisa mengakhiri hidupnya karena meskipun bisa hidup abadi, hidupnya gak akan berarti tanpa kehadiran Bella.

Cringe sih. Manusia serigala dan vampire kok rapuh karena cinta? Tapi dari sudut pandang para gadis remaja, kurang romantis apa coba mereka berdua ini? Saya juga banyak belajar dari Twilight. Terlepas dari absurdnya kisah antara manusia, vampire, dan manusia serigala yang bisa bikin geleng-geleng kepala.

Dari Edward dan Jacob saya belajar, jika kamu menyukai seorang wanita, lakukan apapun yang bisa kita lakukan untuk membuatnya senang. Perlakukanlah wanita tersebut seolah ia adalah satu-satunya wanita yang tersisa di dunia ini di antara miliaran wanita lainnya. Nikahilah dirinya untuk menjaga kehormatannya, sebagaimana Edward yang baru berani “menyentuh” Bella setelah mereka resmi menjadi sepasang suami istri, tidak seperti anak zaman sekarang yang sudah “saling bersentuhan” sebeum resmi jadi sepasang suami istri.

Akhir Kata

Tanpa bermaksud merendahkan dan menyinggung fans maupun haters Twilight, itulah sejumlah alasan yang membuat saya menyukai Twilight aih-alih membencinya seperti yang kaum adam lakukan. Iya sih, keberadaan vampire dan manusia sergalanya absurd banget, tapi fokus Twilight emang kisah cintanya doang kok. Vampire dan manusia serigalanya cuma gimmick doang biar menarik perhatian penonton!

Artikel ini juga terbit di wisnu93.com

Sumber gambar: tirto.id

Baca juga:

Review Magic Hour: Film Romansa yang Menyentuh Hati

Inhuman Kiss: Cerita Kisah Cinta Dua Dunia yang Berbeda

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini