Waktu Baca: 4 menit

Mungkin di Indonesia, aneh kita mendengar bahwa ada lho orang tua tidak sayang pada anaknya. Doktrin yang diberikan adalah orang tua sayang pada anaknya dan kita diminta mengutamakan orang tua daripada hal hal lainnya. Hanya saja, di Amerika Serikat dan negara negara maju, orang sudah menerima bahwa tidak semua orang tua sayang pada anaknya. Ada yang biasa saja, ada yang tidak suka dan bahkan ada yang membenci. Lho kenapa orang tua kok membenci anaknya? Ya sama, saya balikkan juga pertanyaannya: emang kenapa orang tua sayang pada anaknya?

Anak itu kan merampas waktu orang tuanya. Orang tuanya bisa tidur, jadi nggak bisa tidur. Orang tuanya harusnya jalan jalan sama temennya, jadi harus di rumah. Yang lain ngejar karir, gara gara anak jadi dikejar kejar di rumah. Iya kan?

Baca juga : Delegasi Gekrafs Paris Fashion Week Mengecewakan, Bukti Orang Tua Suka Blunder

Seorang professor dari Harvard menyebut cinta orang tua pada anaknya itu memang bersyarat. Syaratnya apa? Ya karena orang tua sudah berkorban banyak dalam hidupnya, banyak orang tua merasa boleh mengatur anak dan ngerasa ngerti sama anaknya. Jadi, perasaan bahwa orang tua sayang pada anaknya itu bisa jadi cuma ilusi karena dia ngerasa, “eh, aku udah capek capek nggedein kamu, aku sekarang berhak atas hidup kamu! Aku ngerti yang terbaik buat kamu!”

Padahal itu bukan terbaik buat kamu, itu terbaik buat dia.

Aborsi

Kalau rasa orang tua sayang pada anaknya itu alami, kenapa masih ada aborsi? Ya kan? Katanya kalau rasa sayang itu otomatis muncul dan abadi, kenapa ya ada kepikiran untuk melenyapkan si buah hati. Kalau yang punya doktrin bahwa orang tua pasti cinta dan sayang akan mengatakan bahwa si pelaku aborsi biadab aja. Oh, enggak gitu dong.

Saya sepanjang hidup sering menemukan kasus orang tua tidak sayang pada anaknya.

Pernah saya bertemu adik kelas saya yang depresi karena ibunya berusaha membunuh dirinya. Ada, ini serius. Cowok lho orangnya.

Baca juga : Melihat Doddy Sudrajat, Memangnya Orang Tua Bisa Nggak Sayang Anak?

Ada juga seorang bapak yang tega memaki maki anaknya—perempuan lho ini by the way—setiap hari. Alasannya, waktu ibunya minggat dari rumah, anak ini yang ia ajak pergi. Jadi si bapak ngerasa, istrinya lebih sayang dengan anaknya dan dia cemburu. Menganggap anak ini adalah saingan cintanya. Wadidaw sekali ya.

Precious

Menarik melihat film Precious yang rilis tahun 2009. Di film ini digambarkan Precious, seorang wanita kulit hitam yang over weight dan kurang cerdas terus mendapat tekanan dan siksaan batin dari ibunya.

Yang menarik, di akhir film, ibunya membuat pengakuan bahwa ia memang membenci Precious. Alasannya karena suaminya memilih memperkosa Precious dan mengabaikan dirinya. Ia merasa tidak berharga sebagai wanita.

Wah, Precious langsung ngamuk dan kabur.

Orang Tua Tidak Sayang dan Membenci Karena Kompleksitas Psikologi

Namanya juga otak manusia, memang secara alami kompleks. Kita nggak bisa juga menyalahkan kenapa orang tua tidak sayang pada anaknya.

Ada yang merasa masa mudanya dirampas oleh anaknya. Ada yang merasa kesempatan karirnya hilang gara gara anaknya. Lalu, bahkan ada yang merasa bahwa dengan memiliki anak cowok (terutama keluarga patriarki), ia akan semakin mendapat cinta, nyatanya enggak. Ia malah semakin terabaikan dan anak cowoknya lebih mendapat perhatian.

Baca juga : Ospek yang Ideal dan Bentak-bentak di Ospek di Mata Saya Selaku Mantan Ketua

Saya melihat salah satu teman saya mendapat perlakuan begitu. Setelah ia berhasil memiliki anak laki laki, ia malah dijadikan baby sitter anaknya oleh mertuanya. Mertuanya seolah bodo amat (dan sepertinya emang begitu) dengan perasaan dan kebutuhan teman saya. Semakin kesini, saya lihat ia menjadi tidak sayang pada anaknya.

Kalau Memiliki Orang Tua Yang Tidak Sayang Pada Anaknya

Langkah pertama ketika kita memiliki orang tua yang tidak sayang pada kita adalah dengan menerima. Kita harus memahami bahwa dia memiliki perasaan itu karena satu dan lain hal. Kalau kesadaran kita sudah tinggi. Kita pasti akan paham kenapa dia tega tidak sayang pada anaknya. Ya memiliki anak memang sulit, apalagi kalau terpaksa. Ya kan?

Langkah kedua pahamilah bahwa mungkin orang tuamu, entah ayah atau ibu, tidak akan bisa berubah. Misalnya saja dia punya kamu karena ‘kecelakaan’. Dia jadi harus kerja keras sejak muda. Ia kehilangan kesempatan—katakanlah begitu—dari umur 18-22. Padahal itu adalah masa kita sedang merasakan kebahagiaan bercanda gurau kesana kemari. Itu gak akan bisa tergantikan dan kemungkinan besar ya orang tua kita akan hidup dalam penyesalan dan kita memang patut menjadi yang tersalahkan karena orang tua kita kehilangan golden agenya karena kita walaupun kita ya gak minta dilahirkan juga anyway.

Lepaskanlah!

Langkah ketiga, berani lepas! Saya kira pada akhirnya kita harus melepaskan—bukan balik membenci—orang tua kita. Kita harus pamit menjalani hidup. Orang tua mungkin semakin benci diri kita karena kita ‘meninggalkan’ mereka.

Tapi apa gunanya kita mewarisi kebencian? Orang tua kita dulu sebenarnya punya pilihan mau punya anak atau gak? Mau membesarkan anak atau tidak? Dan, mereka menanggung konsekuensi atas pilihan itu. Gak bener juga kalau mereka membenci kita karena pilihan mereka sendiri. Kitapun berhak memilih, memilih untuk bahagia dan melanjutkan hidup misalnya.

Baca juga : Ketika Passion dan Karir Bentrok Dengan Orang Tua

Ya memang pada akhirnya tidak semua orang bisa semeleh. Kita yang di usia 30 tahun misalnya, tentu memiliki prioritas yang berbeda dengan orang yang berumur 50 tahunan. Katakanlah begitu. Tapi ya ada, orang yang usianya 50an, namun prioritasnya seperti anak umur 30 tahunan. Ini bahaya karena usia beda, prioritas beda dan energi berbeda. Maka tidak ada salahnya menonton video Jack Ma di sini (klik aja) yang menurut saya bener banget terkait masalah seleh semeleh ini.

Langkah keempat, bersyukur! Apapun yang terjadi padamu, ya ini caranya universe memberimu pelajaran hidup. Saya merasa memang tidak semua dari kita beruntung memiliki orang tua yang sayang pada anaknya. Namun, rasa sayang itu akan digantikan oleh orang lain kok. Sosok ayah dan sosok ibu tidak harus selalu sama dengan ayah dan ibu biologis kita. Ndak perlu sedih.

Peringatan!

Tapi jangan sampai kamu juga salah mengira. Kamu kira orang tuamu gak suka sama kamu, padahal ya kamu saja yang salah paham. Ini juga penting. Bisa jadi orang tuamu peduli dan gak tau aja cara menyampaikan rasa sayangnya padamu dan bagaimana caranya berdialog dengan kamu. Tapi sesungguhnya dalam hati, ia mau kok bicara sama kamu dan mendengar keluh kesahmu. Ia juga gak mau kamu terjebak dalam pilihan yang salah dalam hidupmu. Tapi emang orang tua model ini agak susah susah gampang dibedakan dengan orang tua yang tidak sayang pada anaknya. Kapan kapan kita bahas deh!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini