Waktu Baca: 3 menit

Jusuf Kalla Anies Baswedan menjadi sorotan jelang Pilpres 2024. Ketua umum PAN menyebut Jusuf Kalla adalah orang yang mengorbitkan Anies Baswedan. Jusuf Kallapun mengakuinya. Ia berdalih Anies lebih cocok dengan Jokowi daripada dengan Ahok. Banyak yang menganggap kalau Jusuf Kalla hanya bermain kata saja. Diam diam Jusuf Kalla ‘menusuk’ Jokowi, begitu kata orang. Tapi apapun itu hanya spekulasi dan omongan warung kopi. Yang jelas, Jusuf Kalla punya ‘rasa khusus’ pada mantan Rektor Paramadina ini. Kini ketika Anies dicalonkan menjadi presidenpun nama Jusuf Kalla kembali muncul. Ada apa sih dengan hubungan Jusuf Kalla Anies Baswedan ini sebenarnya?

Banyak yang heran mengapa Jusuf Kalla begitu sayangnya pada Anies Baswedan. Mungkin Jusuf Kalla Anies Baswedan ini semacam proses pemberian tongkat estafet. Begitu pikir saya, Kok bisa?

Kegagalan Jusuf Kalla

Kita harus menyadari dulu bahwa Jusuf Kalla ini punya takdir yang tak mengenakkan.

Seumur hidupnya Jusuf Kalla selalu menjadi yang kedua. Meskipun—pada faktanya—ia cukup mampu untuk menjadi orang nomor satu. Namun toh ia selalu gagal menjadi yang pertama. Banyak faktor di dalamnya.

Pertama, perawakannya mungkin kurang menarik bagi orang Indonesia. Ini ngomongin fisik ya. Meskipun menyedihkan, faktor ini bermain di perhitungan para pemilih. Jusuf Kalla yang cenderung pendek, kalah gagah dengan Susilo Bambang Yudhoyono. Itulah mengapa di psikologi pemilih, nama Jusuf Kalla tidak selalu menjadi nomor satu.

Baca juga : Kala Lidah Anies Baswedan Menolong Joko Widodo

Kedua, Jusuf Kalla bukan orang Jawa. Secara demografi pemilih ini merugikan. Bahkan Jusuf Kalla cenderung dari Timur dengan jumlah pemilih yang kurang bersaing dengan kepadatan di Jawa dan Sumatera. Kelemahan ini jugalah yang digunakan Andi Mallarangeng. Pada waktu itu, Andi menyebut belum saatnya orang Makasar menjadi Presiden. Jelas ini ucapan yang tajam dan keras. Nyatanya hal ini diamini dengan perolehan suara JK yang cukup buruk waktu itu.

Ketiga, citra Islam yang lekat pada Jusuf Kalla ini bisa jadi poin plus dan bumerang. Poin plusnya, Jusuf Kalla jelas menarik bagi banyak umat Muslim di Indonesia. Bumerangnya, isu ini sering dipakai untuk menggambarkan bahwa Jusuf Kalla intoleran dan bahkan rasis. Ini menyulitkan dia memenangkan Pilpres.

Baca juga : Apakah Fungsi Wapres Sebenarnya?

Keempat, ya saya kira memang bukan nasibnya saja. Elektabilitas itu bagai gelombang liar. Siapa sangka setelah Jokowi Ganjar Pranowo masih memimpin di depan? Begitupun dengan Jusuf Kalla. Jusuf Kalla di masa pemerintahan SBY terkenal sangat vokal dan sering muncul di media. Tapi ya namanya bukan nasib, Jusuf Kalla tidak pernah benar benar berada di elektabilitas tertinggi meski perannya sebagai arsitek ekonomi di era Indonesia Bersatu I cukup kentara. Ya tiga faktor yang saya sebut sebelumnya mungkin berpengaruh, tapi ya memang dia sedang tidak nasibnya saja.

Kini Jusuf Kalla mungkin sudah kesulitan mengejar mimpinya. Namun bohong kalau dia tidak menaruh harapan pada Anies Baswedan.

Anies Bisa Mengukir Sejarah

Kalau kita bicara prospek, Anies Baswedan bisa merubah sejarah. Ia adalah keturunan Yaman pertama yang bisa menjadi Presiden di Indonesia. Apalagi selama ini PDIP malah sibuk dengan Puan dan tidak segera berfokus pada usaha memenangkan jagoan utama mereka, Ganjar Pranowo.

Bedanya dengan Jusuf Kalla, secara fisik Anies menarik. Ini bisa menutupi kelemahan Anies.

Baca juga : Kenyataannya, Janji Janji Anies Memang Manies Tapi Gak Jelas

Secara kinerja, Jakarta memang tidak lebih baik pada isu isu vital seperti penanganan kemacetan dan banjir. Pun kondisi laporan keuangan Jakarta juga banyak dipertanyakan. Tapi, tingkat kepuasan pada kinerja Anies tidak buruk. Modalnya cukuplah.

Pekerjaan rumah terbesar Anies memang merebut suara simpatisan nasionalis. Sejauh ini, mengamankan suara Pemuda Pancasila dan Nasdem adalah bukti Anies lebih terstruktur dan terprogram daripada saingan saingannya.

Jusuf Kalla Anies Baswedan, Duet Maut

Inilah yang saya maksud sebagai tongkat estafet. Saya kira tetap ada laah perhitungan perhitungan logika ketika Jusuf Kalla ‘memegang’ Anies. Akan tetapi, bohong kalau tak ada sentiment pribadi JK di dalam dukungannya pada Anies. Anies punya banyak kemiripan dengan JK, mereka berdua dalam posisi mengejar sejarah. Berhasilkah?

Wallahu a’lam bhisawab

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini