Ekspresi wajah pemain AC Milan jelas jauh lebih ceria daripada punggawa Juventus setelah laga tadi malam. Milan dengan pemain yang seadanya karena sedang mengalami badai cedera sukses bikin Bianconerri memungut bola dari gawangnya sebanyak dua kali. Sebenarnya laga ini bisa memunculkan Juventus sebagai pemenang dengan pemain bintangnya, namun sayang, taktik pohon natal Pioli nyatanya lebih benderang. Kenapa bisa begitu?
Rombak Strategi
Jika melihat komposisi pemain, Milan dan Juventus memiliki permasalahan yang sama, mereka sama-sama mengalami badai cedera. Juventus nggak bisa memainkan Paul Pogba, di Maria sampai talisman mereka, Chiesa nggak bisa bermain. Milan pun begitu, Saelemaekers, Calabria sampai Maignan juga harus menepi.
Perbedaan yang membuat laga ini menguntungkan Milan adalah respon dari pelatihnya, Stefano Pioli. Mantan pelatih Inter Milan ini merombak strateginya dari 4 – 2 – 3 – 1 ke formasi pohon natal yang sempat identik dengan Carlo Ancelotti dahulu.
Nyatanya strategi ini berhasil, pohon natal Pioli memang bersinar terang. Strategi ini membuat setiap lini Milan menjadi seimbang, mengingat Milan selalu bermasalah dengan sisi kanannya yang biasanya diisi Calabria dan Saelemaekers atau Junior Messias. Di laga ini, Milan nampak nyaman di sisi kanan dengan keberadaan Kalulu di formasi pohon natal.
Formasi ini juga sukses meredam serangan Juventus. Praktis Juventus hanya bisa menyerang Milan di akhir-akhir laga ketika Milan mulai menurunkan tempo dengan melakukan pergantian pemain meskipun Divock Origi sempat mengancam gawang Szczesny.
Kuasai Lini Tengah Adalah Kuncinya
Lini tengah AC Milan bermain cukup apik dalam laga ini. Milan menggunakan 3 gelandang tengah dan 2 gelandang serang membuat Juventus seakan terisolir lini serangnya. Lini tengah Juventus selalu gagal mengalirkan bola ke sepertiga akhir dan kemudian membuat peluang untuk mencetak gol.
Dengan keberadaan 3 gelandang Milan (Bennacer – Tonali – Pobega) Milan terlihat mampu menguasi lini tengah. Mereka nampak dengan leluasa melakukan build up cepat ketika sukses merebut bola dari kaki para pemain Juventus. Selain itu, kombinasi high-pressing Milan serta keberadaan Theo yang berperan sebagai false-fullback bikin Milan semakin bisa menguasai lini tengah. Mereka membuat Juventus kalah jumlah pemain di lini tengah.
Dari heatmap nampak Juventus kesulitan mengakses lini serang mereka (Whoscored)
Milan yang menguasai lini tengah dan membuat lini serang Juventus terisolir sebenarnya juga merupakan bentuk dari cara mereka menutup kelemahan mereka. Juventus menggunakan 2 penyerang yang lihai akan bola-bola atas, Milik dan Vlahovic sedangkan bek-bek Milan adalah pemain yang punya masalah dengan duel udara. Baik Tomori dan Gabbia, mereka bukanlah bek yang memiliki kemampuan duel udara yang baik. Jika saja Juventus sering memberikan umpang lambung ke lini serang mereka, bukan hal yang mustahil gawang Tatarusanu akan jebol.
Kekalahan Sisi Sayap Juventus
Seperti laga-laga biasanya, Milan selalu mengandalkan sisi sayap mereka untuk menyerang, begitu pula dalam laga ini. Terlihat baik itu Rafael Leao maupun Theo Hernandez sering menjadi awal mula serangan AC Milan. Meskipun sayangnya, Leao dua kali lebih suka menembak ke arah tiang daripada ke arah gawang.
Dalam sisi sayap ini nampak Juventus kalah telak atas pemain-pemain Milan. Serangan dari sisi sayap mereka yang dimotori Cuadrado dan Kostic selalu mandek karena pertahanan dan high-press Milan yang baik. Padahal, kedua pemain ini memiliki kemampuan dan kecepatan yang mumpuni untuk memenangi lapangan bagian kiri dan kanan. Hal ini terbukti dari attemp Milik lewat sundulan di babak kedua. Namun sayang, karena keberadaan 1 gelandang plus 1 bek di masing-masing sisi lapangan bikin Juventus nggak bisa menekan Milan dengan baik dari sisi kiri dan kanan lapangan.
Kurang Ngotot dan Error Vlahovic Berujung Petaka
Juventus sebenarnya bermain baik di awal laga, setidaknya hingga akhir menit 20-an. Namun, kondisi mulai berubah ketika Milan mulai bisa membentuk serangan mereka lebih baik. Pada kondisi ini pemain-pemain Juventus sering terlihat hanya berjalan kaki saja seakan mereka nggak mau bermain ngotot sengotot permainan Milan. Ketidak ngototan pemain Juventus semakin terlihat setelah gol kedua Milan yang dicetak oleh Brahim Diaz.
Dalam kekalahan ini nama Dusan Vlahovic harus menjadi sorotan atas 2 error yang dia lakukan, salah satunya berujung petaka di mana solo run menawan Brahim Diaz sukses menggandakan keunggulan Milan.
Di babak pertama Vlahovic nyaris membuat Milan mendapatkan pinalti lewat tangannya yang aktif ketika menahan bola tembakan Leao. Beruntungnya, wasit tidak memutuskan untuk memberikan pinalti ke pasukan Stefano Pioli.
(Error Vlahovic yang berujung gol buat AC Milan)
Error kedua seperti yang saya tuliskan sebelumnya, Vlahovic gagal melakukan umpan sehingga bisa direbut oleh Brahim Diaz. Vlahovic yang nampaknya ingin melakukan switch serangan dari sisi kanan ke kiri mengumpan terlalu kencang. Akhirnya Brahim bisa merebutnya dan berbuah gol lewat solo run yang cantik. Milan unggul 2 – 0. Juventus berakhir.
Posisi Masing-masing Klub di Klasemen
Dengan hasil ini, pohon natal Pioli yang lebih terang daripada pemain bintang Juventus membuat AC Milan masih menjaga asa di perebutan scudetto musim ini. Mereka bertengger di posisi ketiga dengan 20 poin. Poin pasukan Stefano Pioli ini sama dengan Napoli dan Atalanta yang berada di posisi pertama dan kedua.
Sementara itu, Juventus masih terseok-seok di zona Conference League bersama Inter Milan yang baru saja memetik poin penuh dari markas Sassuolo.
Baca juga: Mungkinkah SSC Napoli Juara Serie A Musim Ini?
Sumber gambar: acmilan.com