mati mengerikan
Waktu Baca: 3 menit

Aku banyak menemani pamanku menjadi konsultan bagi keluarga. Beberapa keluarga memang datang ke pamanku untuk menanyakan kesialan di keluarga mereka. Ada keluarga yang rezekinya seret dan usaha apapun selalu gagal. Ada juga keluarga yang banyak anggotanya kawin cerai. Meski ada penjelasan masuk akal, tapi pamanku lebih sering bergerak di dunia kegaiban. Pada suatu hari, ia didatangi seorang klien. Kliennya bertanya, mengapa di keluarganya banya yang mati mengerikan. Kenapa dengan keluarga ini? Begitu katanya dengan ungkapan sedih dan ketakutan.

Cicik sepupunya misalnya, tiba tiba mengalami infeksi tulang belakang hingga kata dokter otaknya seperti terbakar di suhu 40 derajat celcius. Ia mati setelah tiga hari koma. Sepupunya yang lain, mengalami kematian mengerikan karena gagal ginjal akut secara mendadak. Badannya yang tadinya sekitar 80 kg tinggal 45 kg ketika meninggal. Lalu, ada juga tantenya yang meninggal karena osteoporosis, kakinya tidak bisa ditekuk saat dimakamkan. Ini belum menghitung omnya yang meninggal dalam keadaan gila, suka telanjang tiba tiba dan akhirnya mati karena tidak makan selama tujuh hari.

Paman saya lalu mencoba melihat ke kedalaman, apa yang terjadi dengan keluarga ini. Ketika ia melihat, ia terkejut dan menyebut bahwa ada energi yang sangat jahat dalam keluarga ini.

Iri Dengki

Paman saya menyebut bahwa ada iri dengki di dalam pikiran keluarga klien ini. Ya, keluarga klien ini awalnya memiliki satu leluhur pria yang sakit jiwanya tapi kaya raya. Ia suka berkata kasar dan menyiksa orang lain dengan cara cara licik; korbannya terutama yang lebih rendah dari dirinya. Ia juga suka membayar kuli kulinya untuk berkelahi satu sama lain. Ini terjadi sebelum tahun 1948.

Pada saat pemberontakan PKI di Madiun, kuli kuli yang awalnya tunduk lalu angkat senjata dan membunuh leluhur keluarga klien saya karena terinspirasi oleh PKI. Mayatnya tidak ditemukan hingga hari ini.

Menurut paman saya, karena inilah maka energi negatif warisan keluarga menurun ke keturunan keturunan yang ada. Si leluhur yang dulunya tuan tanah ini sungguh sosok keji dan tidak berperikemanusiaan. Namun keluarganya sangat takut untuk mengutuknya karena atas dasar alasan hormat pada orang tua dan takut bersikap kurang ajar. Padahal menurut paman saya, sikap seperti ini sangat berbahaya. Sudah seharusnya leluhur ditegur selagi sempat dan jangan sampai terlambat mati dalam keadaan menyedihkan.

Ketika sudah terlambat mati, energi negatif merembes ke anak anaknya yang juga bersifat aneh. Lagi lagi cucu si leluhur ini tidak berani menegur orang tuanya yang aneh. Padahal penting sekali agar cucu cucu berani menegur orang tuanya. Tapi itu tidak dilakukan, akhirnya cucu cucu ini menjadi orang aneh yang diwariskan ke cicit.

“Iri dengki dan tekanan mental merusak tubuh, jiwa dan pikiran,” kata pamanku. “Kekacauan dalam pikiran ini merusak tubuh yang berakhir pada kematian yang penuh penderitaan. Berbeda sekali dengan orang orang baik yang kematiannya damai, tidak sulit dan membawa kepada kedamaian abadi.” Tambah pamanku.

Baca juga : Doa Yang Mengancam, Minta Sama Tuhan, Dikasih Anak Setan
Akan Banyak Kesialan dan Sakit Hati Tapi…

Pamanku akhirnya berkata, siapapun yang lahir dari keluarga klien saya akan menemui takdir yang mengerikan kecuali ia mau berubah menjadi orang baik.

“Dari lahir akan banyak kepahitan dan masalah,” kata paman saya. “Tapi, kalau mau belajar menjadi orang baik, mungkin kesialan itu akan berkurang dengan sendirinya.”

Paman saya lalu menyarankan klien saya untuk menjaga jarak dari keluarganya.

Baca juga : Beberapa Kasus Kesurupan Terseram Di Dunia

“Keluargamu sudah mewariskan kejahatan dan energi jahat sehingga mereka terbiasa dan tidak mau lepas,” kata paman saya. “Kalau mau lepas, kamu harus berani pergi. Tidak bisa kamu menyelamatkan orang lain, tapi tidak dirimu sendiri.”

Klien paman saya lalu mulai menangis.

“Keluargamu itu terkutuk,” kata paman saya. “Tetapi kamu tidak. Kamu bisa membuat pilihan. Pergilah dan buat pilihan terbaik.”

Klien saya mengangguk dan ia lalu pulang dengan lesu.

Kami tidak pernah mendengar kabar dari si klien itu lagi.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini