Waktu Baca: 2 menit

Sebuah laga besar akan segera tersaji di helatan Piala Dunia 2022. Perancis akan menghadapi Argentina di final setelah menjungkalkan kuda hitam, Maroko. Kedua kubu pastinya akan tampil extra maksimal pada laga ini. Argentina jelas ingin memberikan kado perpisahan manis kepada Messi. Sedangkan Perancis, ingin menjadi negara pertama sejak 1962 yang mendapatkan gelar juara back-to-back Piala Dunia pada tahun 2022 ini.

Tapi nih ya, kalau kita melihat sebuah aspek penting yang dimiliki oleh pemegang juara Piala Dunia, Perancis akan menggondol gelar paling prestisius di tahun ini, bukan Messi dan koleganya.

Melihat Juara Piala Dunia Sebelumnya

Buat memprediksi masa depan, ada baiknya kita memprediksi ke belakang juga. Ada sebuah pola menarik di setiap juaranya.

Pertama kita melihat tahun 2014—saya nggak mengambil 2018 karena komposisi skuadnya sama dengan yang sekarang—saat Jerman juara piala dunia, ada nama Miroslav Klose di sana. Pada saat itu sang top scorer sepanjang masa membawa Jerman jadi jawara setelah selalu mentok di semi-final bertahun-tahun.

Kedua, pada tahun 2010, kita melihat La Furia Roja menjadi jawara pertama kalinya. Mereka membawa nama David Villa dalam skuadnya. Meskipun awalnya tampil buruk, Villa moncer di putaran berikutnya. Sama seperti Klose, doi sukses membawa Spanyol jadi juara.

Ketiga, tahun 2006, ada nama Italia dan Luca Toni-nya yang sukses mengangkat trofi piala dunia. Luca Toni menjadi salah satu figur penting dalam penampilan moncer Gli Azzurri di Piala Dunia tahun tersebut.

Sudah mendapatkan maksudnya?

Baca juga: Kenapa Sofyan Amrabat Gacor di Piala Dunia?

Pentingnya Seorang Striker Murni Sebagai Syarat Juara Piala Dunia

Melihat apa yang terjadi pada piala dunia-piala dunia sebelumnya kita melihat pola adanya striker murni di skuad mereka. Sebut saja 2018 ada Giroud di Perancis, Klose di Jerman pada edisi 2014, sosok Villa di skuad Spanyol pada edisi Afrika Selatan sampai keberadaan Ronaldo Nazario di tahun 2002 bersama Brazil.

Sedangkan kalau kita melihat beberapa tim-tim yang nggak menggunakan striker murni, sebagian besar gugur di awal, walaupun sampai final mereka pada akhirnya menunduk lesu.

Keberadaan striker murni ini memang masih krusial di skuad timnas, berbeda dengan di klub. Pada kompetisi antar klub, seorang pelatih bebas membongkar-pasang skuadnya. Mereka bisa menjual pemain yang nggak dibutuhkan dan membeli pemain yang diinginkan.

Sedangkan di timnas nggak demikian. Pelatih timnas jauh lebih terbatas pilihannya. Mereka mau nggak mau harus meramu strategi paling efektif dengan keterbatasan pemain yang bisa mereka panggil. Nggak semua pemain bisa menggunakan metode tiki-taka atau gegenpressing ataupun menggunakan false-nine. Pelatih timnas harus menyatukan berbagai pemain dengan latar belakang permainan yang berbeda di masing-masing klub. Alhasil, penggunaan striker murni menjadi salah satu jalan keluar agar timnas bisa perform dengan baik.

Baca juga: False Fullback: Salah Satu Kunci Milan Rajai Derby Kota Mode

Pertanda Giroud Akan Membawa Perancis Juara Back-to-Back?

Apakah ini berarti Perancis akan menjadi juara Piala Dunia 2022 dengan adanya keberadaan Giroud? Jawabannya bisa!

Giroud bisa menjadi pemain penting di timnas Perancis di final besok. Selain memang biasanya timnas yang memiliki striker murni jadi juara, jam terbang Giroud sudah nggak perlu kita pertanyakan lagi. Doi punya penempatan posisi yang apik dan memiliki kemampuan pembuka ruang yang luar biasa. Bukan hal yang mustahil doi bakalan jadi penentu kemenangan Perancis di final tahun ini.

Selain itu, dia sudah berpengalaman melawan bek-bek kelas dunia seperti Van Dijk, Rio Ferdinand sampai bek-bek tangguh Italia. Membuka ruang atau menemukan kesempatan untuk menembak di kotak pinalti Argentina bukanlah hal yang sulit buat Bang Giroud.

Baca juga: Giroud Menjadi Top Scorer Perancis di Masa Tua Mengalahkan Henry, Kok Bisa?

Dah siap all-in buat Perancis? Hehehe…

Sumber gambar: @FFF

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini