Kalau mau bicara apa yang saya temukan setelah Piala Dunia 2022 usai, saya akan lantang menjawab bahwa persaingan Ronaldo-Messi ternyata omong kosong. Sejak awal, Cristiano Ronaldo CR7 tidak berada di level Lionel Messi. Ronaldo mungkin pemain atletis, mesin gol jempolan dan sebagainya. Tapi level Ronaldo tidak ada seujung kukunya dari Lionel Messi. Piala Dunia 2022 membuktikan hal itu. Kenapa demikian?
Pemain Terbaik Bukan Dari Gol dan Assist
Baiklah gol dan assist itu sangat penting. Tapi pemain terbaik dunia tidak bisa dihitung dari gol atau assistnya. Apakah kamu berani menyebut Zinedine Zidane dan Dennis Bergkamp pemain buruk hanya karena minim gol dan assist? Apakah menurut kamu Didier Drogba yang jarang mencetak dua digit gol semusim adalah pemain terburuk? Tentu tidak! Kalau mau jujur, level Zinedine Zidane saja di atas Ronaldo. Memang pelatih berkepala plontos ini suka merendah dan mengatakan bahwa Ronaldo pemain hebat, jago duel satu lawan satu, tendangannya keras, lompatan dan sundulannya mantap, serta berbagai pujian lainnya. Tapi Zizou tahu betul bahwa pemain terbaik sebenarnya bukan dilihat dari sisi itu.
Baca juga : Ronaldo CR7 Gak Jelas, Ngapain Sih Nangis?
Zizou sendiri pernah sendirian membawa Prancis ke final Piala Dunia 2006. Dia memang tidak mencetak gol dan assist, tapi orang kurang ajar mana yang berani menyebut dia pemain jelek? Sekali lagi, pemain terbaik bukan karena gol dan assistnya banyak. Pemain terbaik adalah seseorang yang bisa pull the string. Maksudnya apa nih?
Pull the String
Seorang pelatih American Football pernah menyebut perbedaan atlet yang buruk, menengah dan bagus. Menurutnya, atlet yang buruk selalu mengeluhkan keadaan. Sementara itu atlet menengah bisa tampil bagus dalam kondisi apapun. Nah, atlet bagus atau sempurna bisa memanfaatkan kondisi itu. Itulah yang terjadi pada persaingan Ronaldo-Messi yang menurut saya menunjukkan betapa jauh level Ronaldo dan Messi.
Baca juga : Cristiano Ronaldo Ke Jepang Adalah Pilihan Terbaik
Ronaldo berada di tim yang sudah sangat bagus. Tim Real Madrid yang dihuni Ronaldo ini terbukti tetap bisa berprestasi tanpa CR7 alias Cristiano Ronaldo. Saat ia pindahpun ia pindah ke tim besar lainnya di Italia. Di sana ia juara karena memang timnya sudah bagus dari awal, bukan karena Ronaldo lalu timnya mengalami kenaikan level.
Bahkan di musim terakhirnya, tim Juventus yang CR7 bela malah mengalami penurunan performa. Ketika Ronaldo CR7 pindah ke Manchester United, ia malah terkesan merusak iklim tim yang sedang dalam tren positif sebelumnya. Ia bahkan melawan pelatih pelatihnya sendiri seperti Ole Gunnar, Ralf Rangnick dan Erik Ten Hag. CR7 bisa dibilang malah menciptakan iklim buruk dalam tim dan tidak menjadi teladan.
Sementara itu Lionel Messi tidak pernah terbuka mengkritik pelatihnya. Namun aksinya memaki Louis Van Gaal menunjukkan bahwa ia bisa membakar semangat rekan satu timnya. Aksi aksi provokatif lain seperti meniru gaya Mbappe setelah menyarangkan gol ketiga Argentina semalam juga makin menegaskan perbedaan Messi dan Ronaldo.
Messi adalah tipe yang bisa pull the string, menarik semangat dan potensi terbaik rekan setimnya dengan aksi aksinya mulai dari provokasi, gol maupun permainannya yang cantik. Sementara itu, Cristiano Ronaldo seperti numpang kesuksesan orang lain dan tidak benar benar bisa pull the string. Contoh lain adalah ketika final Euro, Ronaldo sibuk berteriak teriak dan tidak menghormati pelatihnya, Fernando Santos. Kelakuan Ronaldo ini tidak menggambarkan kelasnya.
Jauh Dengan Messi
Messi hanya menirukan selebrasi Riquelme di depan Van Gaal saja sudah membuat Belanda malu semalu malunya. Itulah kelas seorang Messi. Messi punya pengaruh yang besar, sebesar Zlatan ketika membuat PSG menjadi tim top. Sekuat pesona Eric Cantona yang membuat MU panen gelar. Ronaldo tidak di level yang sama. Ia cengeng ketika mendapat kritik publik Inggris setelah membuat rekan setimnya mendapat kartu merah di Piala Dunia 2006 (ironis, piala dunia yang mana ia mendapat prestasi tertinggi ya di sini). Ia marah marah di Real Madrid ketika timnya gagal berprestasi. Pada sebuah rekaman video ketika ia masih bermain di Juventus, tampak ia mendapat teguran rekan setimnya untuk menutup mulut karena terlalu banyak bicara.
Ronaldo tidak sekelas Messi. Mendekatipun tidak. Ronaldo adalah legenda dan pemain hebat, iya. Tapi pengaruh Messi yang bisa membawa Argentina menjadi juara Copa America dan Piala Dunia serta meraih Liga Champions bersama dengan Barcelona adalah kelas yang berbeda. Pendar Messi ini akan menjadi sempurna kalau musim ini ia meraih gelar Liga Champions bersama PSG. Mampukah?
Harusnya sih mampu ya…