Kali ini Pakbob.id berbagi cerita mengenai seorang tuna wisma insyaf yang tidak sengaja bertemu gadis baik hati yang membuatnya berhenti dari melakukan hal buruk pada dirinya.
“Ayo, Tina! Kamu tidak ingin ikut ke kantin bersama kami?”
Yang dipanggil menggeleng, melirik jam tangan di pergelangan kirinya sembari menyibak rambut keemasan yang menutupi mata.
“Aku ada urusan, Patricia. Ini hari kamis, ingat?”
“Ah, kamis. ‘Hari Berbagi’ milikmu, kan? Baiklah, hubungi aku kalau sudah selesai, kami akan nongkrong di tempat biasa, Joe sepertinya sudah menunggu.”
Gadis bernama Patricia itu melenggang pergi bersama dua temannya, senandung tawa mengiringi kepergian mereka. Di kursinya, Christine—yang tadi dipanggil Tina—selesai merapikan buku, beranjak pergi meninggalkan kelas.
Ini rutinitas Christine setiap hari kamis, gadis itu akan menyisihkan sebagian uang sakunya selama seminggu, lalu mengajak orang yang tidak mampu untuk makan siang bersamanya.
Hanya sekali seminggu, dan satu kali waktu makan saja. Tapi itu lebih baik dari pada tidak sama sekali, bukan?
Bertemu Pria Tanpa Rumah
Christine melihat seorang pria dengan pakaian lusuh duduk di salah satu bangku taman sepuluh menit kemudian, sedang melamun. Rambutnya lebat meranggas, wajahnya ditumbuhi jambang tidak terawat. Ia jelas tunawisma. Homeless.
Tanpa segan Christine menghampiri pria tersebut.
“Hai!”
Pria itu menatap lekat gadis di depannya.
“Ha-hai.”
“Maukah anda makan siang bersamaku?”
Ditanya sedemikian rupa, ia tidak menjawab. Bingung. Heran. Senang. Banyak perasaan yang berkecamuk di jiwanya. Namun akhirnya pria itu menggeleng sopan, menepis perutnya yang menggerutu pelan.
“Ayolah. Aku hanya ingin berbagi. Itu saja.”
Setelah beberapa ajakan, akhirnya mereka duduk berhadapan di kafe terdekat, memesan beberapa makanan utama, sekaligus bingkisan untuk pria itu.
Kisah Pak Paul, Tuna Wisma Insyaf
Selama makan, mereka berkenalan dan membicarakan banyak hal. Namanya Paul, tidak seperti di taman tadi, ia lebih banyak bicara setelah menyantap makanan dengan rakus. Christine mengusap sudut matanya melihat hal itu, pria ini pasti kelaparan.
Paul bercerita kalau ia kabur dari rumah karena telah mengecewakan ibunya, ia tidak sanggup menatap wajah wanita yang telah melahirkannya itu setelah apa yang terjadi. Jadi Paul memutuskan untuk hidup di jalanan.
“Aku menyesal telah mengecewakannya. Sangat menyesal. Aku berharap dulu aku tidak pernah membantah dan meneriakinya. Jika waktu bisa bergulir kembali, aku ingin menuruti setiap nasehatnya. Aku baru menyadari betapa berharganya keluarga setelah kehilangan mereka.”
Setengah jam berlalu tanpa terasa, makanan di meja sudah tandas.
“Maaf, boleh aku meminta secarik kertas dan meminjam pena sebentar?”
Christine agak bingung dengan permintaan pria itu, namun ia tetap memberikannya.
Paul menuliskan sesuatu di sepotong kertas tersebut, melipatnya, lalu meraih tangan gadis di hadapannya.
“Aku tidak punya apa-apa untuk membalas kebaikanmu. Tapi aku sangat-sangat berterima kasih untuk hari ini.” Ia berkata sembari meletakkan kertas itu dalam genggaman Christine.
Tanpa pamit, Paul melangkah keluar meninggalkan gadis yang menatap bingung punggungnya dari kejauhan.
Christine memanggil pelayan, meminta tagihan. Setelah menyelesaikan pembayaran, ia melangkah keluar kafe, mengedar pandang ke taman di seberang jalan. Paul tidak ada di sana.
Dengan rasa penasaran gadis itu membuka secarik kertas di tangannya. Membaca sebuah kalimat yang langsung membuat lelehan hangat membendung di sudut mata.
Christine membaca kalimat itu sambil menutup mulutnya yang menganga.
[Aku berniat untuk bunuh diri hari ini tapi, setelah bertemu deganmu, aku berubah pikiran. Thanks, Sweetie]****
Jangan menunggu alasan untuk berbuat baik.
Karena bisa jadi, kebaikanmu adalah alasan orang lain meneruskan hidupnya.
Kebaikan Christine telah membuat si Tuna Wisma memilih insyaf ketimbang mengakhiri hidupnya.
****
Baca juga :
Marriage Story: Belajar dari Hubungan Di Ujung Tanduk
Misteri di Balik Lagu Sewindu Tulus
Membandingkan Diri Dengan Orang Lain? Jangan! Kamu Istimewa!
Gambar oleh : Pixabay
Sangat inspiratif bro, jangan lupa mampir