Melihat hasil kongres PSSI 2023 yang lalu, kita bisa mencium aroma Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sangat kuat di dalam tubuh PSSI. Terdapat 2 nama yang bisa kita katakan dekat dengan Jokowi di jajaran kepemimpinan PSSI. Dua nama tersebut adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara, Erick Thohir dan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali. Kedua nama tersebut memegang posisi yang sangat penting di dalam tubuh PSSI. Erick menjadi ketua umum (ketum) dan Zainudin Amali menjadi wakil ketua umum (waketum) bersama Ratu Tisha.
Dari posisi mereka sekarang, nampak sekali Jokowi sangat mendapatkan untung jika ingin mengontrol PSSI. Dua anak buahnya mendapatkan posisi-posisi terpenting di PSSI. Belum lagi, Ratu Tisha juga pernah santer dihubungkan dengan Jokowi. Pada tahun 2019 yang lalu, Tisha masuk bursa calon menteri sebagai Menpora sebelum pada akhirnya jabatan tersebut menjadi milik Zainudin.
Lantas apakah benar Jokowi berada di balik semua ini? Apakah sang mantan Walikota Solo ingin mengontrol PSSI dengan “menaruh” pasukannya di sana? Jawabannya bisa jadi!
Ketiganya Punya Hubungan dengan Jokowi
Menilik dari ketiga nama pemimpin PSSI sekarang, hampir semuanya merupakan bagian dari tim kerja Jokowi di periode kali ini.
Pertama, sudah kita ketahui sebelumnya, Erick Thohir menjadi ketum PSSI setelah mendapatkan suara terbanyak. Selain seorang yang menjabat jadi menteri BUMN, Erick juga punya posisi penting di masa Pilpres 2019 kemarin. Apa posisinya? Posisi Erick di Pilpres itu adalah Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi. Selain itu, Erick juga memegang saham Persis Solo yang kalian tahu sendirilah ada siapa di klub itu. Menarik?
Kedua, orang yang awalnya gugur di pemilihan kedua, Zainudin Amali. Yaaa…, dari posisinya nggak perlu dijelaskan lah ya hahaha…
Kemudian yang terakhir, ada sosok Ratu Tisha. Dirinya memang bukanlah pemangku jabatan di pemerintahan. Tapi, namanya jelas bukan “orang asing” buat Jokowi. Perempuan yang pernah menjabat sebagai Sekjen ini ternyata masuk bursa calon Menpora tahun 2019 lalu di bawah Jokowi, meskipun pada akhirnya Zainudinlah yang mendapatkan posisi ini.
Ada Jokowi di balik PSSI Sekarang?
Jika menilik aturan dari FIFA, sebenarnya tidak boleh ada campur tangan pemerintah terhadap federasi sepak bola di masing-masing negara.
Namun, menilik dari apa yang terjadi di PSSI sejak masa lampau, nampaknya memang Jokowi secara nggak langsung harus memiliki “kuasa” di PSSI.
Selama ini PSSI selalu menjadi (seperti) anak yang tidak memiliki pengawas. Mereka ke sana ke sini sesuka mereka sendiri. Mengambil kebijakan yang bikin mengerenyitkan dahi dan seakan tidak memikirkan dampak yang mereka munculkan.
Masalah ini bikin PSSI selalu bermasalah dengan pemerintah. Masalahnya pun berlarut-larut. Tahun 2012 kemarin pernah ada perselisihan antara PSSI dengan pemerintah, lanjut lagi tahun 2016 yang berakhir pembekuan sepak bola Indonesia.
Ibaratnya, ketidak akuran pemerintah dengan PSSI ini membuat PSSI seperti negara di dalam negara. Sebuah negara lain yang punya power meskipun wilayah fisiknya nggak jelas tapi bisa seenggaknya seperti “menyaingi pemerintah”. Kondisi yang kaya gini mulu, akan membuat kualitas sepak bola Indonesia stuck karena isinya hanya mafia dan perselisihan dengan pemerintah.
Maka dari itu, langkah yang paling aman dilakukan, bahkan oleh Jokowi dan anak buahnya adalah menguasai PSSI itu sendiri. Namun, Jokowi tidak mengatur secara langsung apa yang harus anak buahnya lakukan. Jokowi hanya “menaruh” orang yang tepat di posisi yang tepat. Kebetulan orang tersebut adalah Menteri BUMN dan Menpora.
Kalau memang bukan karena Jokowi ingin memastikan sendiri perombakan PSSI, mana mungkin mantan Walikota Solo ini memberikan izin kepada 2 menterinya untuk maju jadi Ketum dan Waketum di tengah jabatan mereka sebagai menteri.
Baca juga: Iwan Bule Adalah Korban Kesensian Kita Pada PSSI
PSSI Terbengkalai Gara-gara Jokowi?
Kalau para menteri kini memegang jabatan di PSSI dan Jokowi mengizinkan apakah PSSI akan terbengkalai? Dua dari 3 pimpinan utama PSSI kan menteri tuh.
Jika saya menjadi Erick, apalagi jadi Jokowi nih, saya justru akan memberikan delegasi ke para Wamen. Di BUMN saya sudah ada Kartika Wirjoatmodjo. Pria yang akrab disapa Tiko ini menjadi orang kedua di Kementerian BUMN dan kebetulan merupakan mantan CFO dan CEO Mandiri. Jam terbangnya nggak perlu saya pertanyakan lagi.
Erick, Jokowi dan saya tentunya jika di posisi mereka, akan memposisikan diri sebagai pembatas Wamen agar nggak neko-neko dalam bekerja. Saya, Erick dan Jokowi akan menjadi pengawas dan pengambil keputusan terakhir. Kemudian untuk “lapangan” adalah tugas Mas Tiko.
Sementara itu, untuk Menpora, posisinya hanya akan menjadi penghubung pemerintah dengan PSSI itu sendiri. Istilahnya kaya “merpatinya” lah.
Tugas Menpora nggak akan lebih daripada itu. Dia yang akan berada di tengah-tengah untuk memastikan PSSI sesuai dengan track yang Jokowi cs harapkan.
Keberadaan Menpora ini juga bisa menjadi salah satu cara untuk menghilangkan ketegangan antara PSSI dan pemerintah yang selalu saja terjadi.
Maka dari itu, apakah PSSI akan terbengkalai? Justru malah tidak. Dan keberadaan para menteri khususnya Menpora bisa membuat PSSI tidak liar seperti dulu dan hanya berisi konflik.
Baca juga: Sah! Erick Thohir Jadi Ketua PSSI
Jokowi di Tubuh PSSI
Keberadaan kekuasaan Jokowi di tubuh PSSI, terlepas dari memang ada atau nggaknya, justru diperlukan.
Ketegangan yang terus ada di PSSI harus diredam oleh “orang-orang kuat” yang ada di dalam pemerintahan sekarang. Selama ini PSSI selalu nyaman bergerak semau mereka sendiri karena berada di bawah orang tua lain yaitu FIFA. Hasilnya ya kita tahu sendiri.
Aroma Jokowi di tubuh PSSI adalah langkah yang suka-nggak-suka memang harus menjadi nyata. Kalau nggak ada koordinasi dengan pemerintah, dan satu-satunya cara adalah menaruh anak buah Jokowi di PSSI, ya lagi-lagi PSSI bakalan jadi liar.
Baca juga: Drama KLB PSSI: Yunus Nusi Mengundurkan Diri!
Sumber gambar: @jokowi.