sekolah kolese kanisius lahirkan
Waktu Baca: 3 menit

Kemarin lusa saya mendapat undangan untuk meliput salah satu kegiatan di Sekolah Kolese Kanisius. Suatu kehormatan bagi saya karena mendapat undangan resmi dari pihak sekolah. Jauh hari sebelum saya mendapat undangan, saya memang memiliki ketertarikan untuk melakukan observasi ke sekolah ini. Nah, salah satu hal yang membuat saya tertarik adalah kegiatan C-XLENCE yang diklaim merupakan cara sekolah Kolese Kanisius lahirkan generasi muda yang kreatif dan inovatif. Bentuk kegiatannya kayak apa tuh ? Yuk, baca sampai selesai !

Teknologi Sebagai Media Utama Belajar

lahirkan generasi yang kreatif

Era 4.0 merupakan zaman dimana seluruh aktivitas kehidupan manusia tidak lepas dari
teknologi. Semua permasalahan yang ada bisa diatasi dengan memanfaatkan teknologi secara bijaksana. Begitupun dengan aspek pendidikan saat ini yang harus mampu menyelaraskan perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Hal ini sudah menjadi tanggung jawab sekolah agar mampu menciptakan generasi yang tangguh, dapat hidup dan beradaptasi dalam situasi perubahan apapun. Salah satu sekolah yang sudah melakukan hal tersebut adalah sekolah Kolese Kanisius.
Melalui kegiatan C-XLENCE yang diperuntukkan oleh siswa kelas IX dan XII,
sekolah Kanisius melahirkan generasi muda yang melek teknologi. Lalu, apa itu C-XLENCE
? Canisius Exhibitions of Learning Experience adalah pekan dimana para Kanisian (Siswa
Kolese Kanisius) mengeksposisikan produk belajar yang telah mereka jalani. Salah satu
kegiatan tersebut adalah melakukan penelitian ilmiah.
Penelitian yang dilakukan ini berbasis teknologi dengan tujuan supaya siswa cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi
yang begitu pesat.
Tak hanya itu, dalam proses pembelajaran sehari – hari siswa juga dituntut
untuk bisa mengaplikasikan teknologi secara up to date dengan bijak sesuai kebutuhan. Maka tidak heran kalau siswa lulusan Kanisius sangat paham perkembangan teknologi.
Setelah siswa melakukan penelitian ilmiah, mereka melakukan presentasi dengan
memaparkan dihadapan guru penguji ( bahasa dan materi ) untuk melihat seberapa jauh
proses penelitian yang telah dilakukan. Presentasi ini juga sebagai bentuk sekolah dalam
mengapresiasi siswa nya yang telah mengikuti rangkaian proses pembelajaran sampai akhir.
Skill leadership dan public speaking mereka juga diasah pada presentasi ini, karena nantinya akan ada pertanyaan penguji yang dilontarkan pada hasil penelitian kelompok siswa tersebut.
Selain presentasi ditampilkan juga pameran hasil karya siswa saat acara Camping dan Live
In. Dengan dibuatnya kegiatan ini dapat membuat siswa tetap semangat untuk berkarya
karena hasil jerih payahnya mendapat apresiasi dari lingkungannya. Keren, ya ?
Mendisiplinkan Nilai Kemandirian dan ‘Peka’
Hal menarik selama saya mengikuti rangkaian kegiatan disana adalah siswa Sekolah Kolese Kanisius dituntut untuk mandiri. Kemandirian siswa terlihat pada awal kegiatan yang dimana semua panitia mulai dari registrasi, dokumentasi, MC, monitoring, operator, dan lain – lain dikerjakan oleh siswa.
Setelah saya melakukan wawancara dengan pihak sekolah, rupanya hal itu sudah
menjadi tradisi atau kebiasaan Kanisius agar melibatkan semua siswa apabila sedang
dilaksanakan kegiatan atau event di sekolah tersebut. Kerennya, siswa kelas VII pun juga
turut dilibatkan dalam sebuah tanggung jawab yang besar. Kepekaan dan inisiatif siswa
sangat saya rasakan ketika menjadi tamu undangan dalam kegiatan tersebut. Pada titik itu
saya menyadari bahwa bukan hanya sekedar ilmu yang diberikan, tetapi juga nilai moral dan nilai kehidupan turut ditanamkan pada siswa Sekolah Kolese Kanisius.
Tentang Filosofi Sekolah
sekolah kolese kanisius
Sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga tempat untuk belajar nilai – nilai
kehidupan melalui pendidikan karakter yang diterapkan. Sekolah Kanisius dapat menjadi
contoh untuk sekolah negeri maupun swasta lainnya agar segera mengedepankan moral dan akhlak. Tidak perlu mengambil langkah besar untuk membuat suatu perubahan, dimulai dari langkah kecil yang dilakukan secara rutin. Semoga pendidikan Indonesia mengalami
perubahan yang baik.

Baca juga

Membingungkan! Minat Belajar Siswa Jepang Menurun Cuma Gara-gara Ganti Desain Rok

Marriage Story: Belajar dari Hubungan Di Ujung Tanduk

Kalau Bisa Belajar dari YouTube Buat Apa Kita Kuliah?

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini