Jelang laga final Carabao Cup antara Manchester United v. Newcastle United, tersirat kekhawatiran besar karena Loris Kariuslah yang berdiri di bawah mistar gawang Newcastle. Hal ini terjadi karena kesialan besar yang dialami Newcastle. Nick Pope sang kiper utama terkena hukuman akumulasi kartu sementara kiper kedua, Martin Dubravka terkena aturan cup-tied karena pernah membela Manchester United di ajang yang sama. Akhirnya, kiper ketiga alias Loris Karius yang harus menjadi kiper Newcastle United di laga final sepenting ini. Banyak yang menduga Manchester United akan auto juara karena penampilan buruk Loris Karius beberapa tahun belakangan ini. Ketika pemanasan jelang laga finalpun tanda tanda itu mulai terasa.
Namun ternyata Loris Karius memberikan penampilan yang berbeda. Ia bisa melakukan beberapa penyelamatan penting, salah satunya adalah ketika tendangan Woug Weghorst berhasil ia buat melayang di atas mistar gawangnya. Kepiawaiannya menangkis bola bisa membuat Newcastle United juara sebenarnya kalau saja lini belakang Newcastle United tidak kelewat bapuk.
Statistik menunjukkan segalanya. Loris Karius berhasil menahan delapan tendangan kearahnya. Tiga tendangan bahkan berada di dalam kotak penalti. Ia juga bisa melakukan 30 sentuhan—artinya ia bisa memainkan bola dengan baik di kakinya. Ratingnya juga tinggi, tertinggi di antara semua pemain Newcastle yang ada di lapangan malam itu.
Loris Karius Telah Kembali?
Menurut saya anggapan bahwa Loris Karius kembali hanya karena satu pertandingan kurang valid. Ia masih perlu banyak pembuktian diri. Namun, melihat ia menikmati sepakbola lagi adalah hal yang menyenangkan. Hanya saja ia juga harus sadar bahwa ia tidak bisa selamanya di Newcastle, sebab Newcastle akan sulit menggeser dua kiper penting di depan mereka: Nick Pope dan Martin Dubravka.
Loris mungkin harus mencari klub baru setelah ini. Tidak masalah. Mungkin klub yang lebih kecil, tapi klub itu bisa membuatnya nyaman.
Lihat Joe Hart sekarang, siapa menyangka setelah episode buruk di Tottenham dan Burnley, Hart akhirnya kembali berjaya di Skotlandia bersama Glasgow Celtic dan mengintip peluang kembali ke timnas. Karius harus melihat itu sebagai sebuah peluang untuk ‘mekar lagi’.
Mungkin bukan gelar juara yang harus Loris Karius incar. Namun, kembalinya Loris Karius ke klub manapun itu adalah sekedar pembuktian bahwa ia pantang menyerah. Lihatlah Emiliano Martinez yang rela bermain di Aston Villa dimana ia sulit mendapat gelar juara namun ia mendapat pengakuan akan kemampuannya.
Ingat, eh siapa tahu, keajaiban itu ada. Nanti pada waktunya, kembalinya Loris Karius akan berbuah trofi. Bukan Liga Champions atau Liga Inggris tentunya, tapi sebuah trofi yang akan Loris Karius banggakan. Sebab, pada akhirnya, kemenangan terbaik itu bukan mengalahkan semua orang dan menjadi nomor satu tapi yang terpenting adalah mengalahkan diri sendiri.
Baca juga :
Pemain Sepakbola Yang Memiliki Etos Kerja Keras Yang Luar Biasa, Nomor Satu Dari Indonesia!
Delapan Tim Sepakbola Dengan Jersey Terburuk, Maksudnya Baik—Tapi Kok Gini??—
Kiprah Tim Indonesia di Piala AFC dan Capaiannya