Kenapa kok pacaran pas kuliah anak Indonesia dan pacaran pas kuliah orang luar negeri itu beda banget dampaknya? Jarang bule merasa hubungan yang menyakitkan waktu pacaran pas kuliah. Sementara di Indonesia, pacaran pas kuliah, dampaknya bisa sangat buruk. Buruk dalam arti menimbulkan trauma dan bahkan kekecewaan berlarut. Mau tahu kenapa? Karena orang tua Indonesia tidak memberi tahu anaknya mengenai realita pacaran pas kuliah.
Orang mau punya temen itu gak salah. Temen deket lawan jenis itu juga normal. Makanya, jangan dilarang. Orang lupa bahwa berpacaran model jaman kuliah itu bisa jadi ya cuma tahap belajar. Anak tidak perlu mendapat larangan. Toh, mereka ini sudah dewasa secara fisik, gak mungkin juga mereka kita suruh melawan naturenya. Yang bisa orang tua lakukan apa sebenarnya. Cuma satu: mengingatkan. Soal keputusan, kebanyakan anak kuliah sudah berusia di atas 18 tahun. Kita sebenarnya tidak perlu melarang larang mereka. Sudah tidak penting. Wong anak anak ini sudah dewasa.
Akan tetapi, anak anak ini sangat wajar mendapat ‘ilmu’ dan pemberitahuan berbagai resiko cara mereja menjalankan hubungan. Sehingga, pun anak anak itu melakukan sesuatu—setidaknya mereka sudah tahu akibatnya—kalau melarang tentu kita tidak bisa. Hei, ini anak sudah dewasa, mereka sudah layak menentukan nasib dan arah mereka sendiri. Orang tua yang melarang larang anaknya itu malah akan gak dihormati karena dalam KUHP saja sudah disebutkan bahwa orang berusia di atas 18 tahun sudah bisa mewakili dirinya sendiri (Pasal 45). Orang tua yang melarang larang anaknya ini bisa kena hukuman pidana karena perbuatan yang tidak menyenangkan (Pasal 335 ayat 1).
Namun sudah menjadi kewajiban orang tua untuk membagi informasi penting bagi perkembangan anak. Salah satunya adalah bahwa pacaran jaman kita masih belajar itu gak penting. Lho tapi ‘kan ada yang pacaran pas kuliah dan lanjut menikah. Betul sekali. Tapi mereka itu pacaran pas kuliah-nya kemungkinan gak penting. Kecuali mereka sudah bekerja bareng sejak dini dan membangun kekayaan bersama. Kalau enggak mah pacaran pas kuliah mereka itu gak penting dan baru menjadi penting ketika mereka lulus.
Alasannya Apa?
Karena kuliah itu sebenarnya kayak permainan. Pas kamu kuliah tugasmu cuma belajar, kalau nilaimu jelek, dapet E atau D, juga gak terus kamu akan dikeluarin dari tempat kuliah kan? Kalau kerjaannya aja main main, bagaimana pacarannya bisa serius? Ketika kamu pacaran pas kuliah itu, kamu belum tahu mau jadi apa, kerja dimana dan seterusnya. Lhah, kalau emang kamu dan pacarmu beda jurusan, yang satu mau jadi dokter di Kalimantan dan yang satu jadi akuntan di Magelang, apa ya hubungan mau diterusin? ‘Kan enggak.
Dengan menyadari hal itu, maka kita harus sadari bahwa pacaran pas kuliah itu cuma main main dan belajar; belajar bagaimana caranya membangun hubungan yang baik. Karena itulah gak perlu kelewat serius dan atau melakukan hal hal yang beresiko tinggi di masa depan. Percayalah itu gak akan jadi kenangan manis. Jadi kenangan pahit iya.
Buat cewek cewek terutama, hati hati ketika pacaran pas kuliah. Kalau nekad nekad, kamu banyak yang menderita kerugian. Kalau emang si cowok minta lebih, tuntut aja sekalian, nikahi, siapin duit yang banyak dan tunjukkan kalau benar benar gak cuma omongan doang.
Negara kita sudah cukup banyak stock orang yang jago ngomong. Biasakan untuk melihat bukti. Jangan mudah termakan janji karena percayalah tiap janji itu tidak akan ditepati kalau tidak ada jaminannya.
Kalau besok lagi cowokmu minta kamu melakukan hal yang berbahaya, minta dia transfer satu Milyar ke rekeningmu langsung. Seenggak enggaknya, kalau dia gak bertanggung jawab, kamu punya satu Milyar Rupiah untuk melanjutkan hidup.
(Kayaknya sih enggak kurang untuk jadi modal usaha kecil kecilan).
Tetap semangat, kritis dan keep waras.
Baca juga :
Pacar Wulan Guritno Kakak Kelas Shalom Razede, Simak Serunya Pacaran Dengan Wanita Yang Lebih Tua!
Kenapa Pacar Kita Selingkuh Saat LDR?
Gak Cinta Tapi Pacaran, Lho Kenapa?
