Resesi seks kian merajalela. Banyak negara yang mengalami resesi unik yang satu ini. Salah satu yang terbaru adalah negara tetangga, Singapura. Negeri yang identik dengan hewan singa ini mengalami tingkat fertilisasi terendah sepanjang sejarah mereka. Angka fertilisasi cuma 1,05 saja. Sementara itu Korea Selatan pernah jauh lebih parah, yaitu 0,78. Artinya, hanya 1,05% kelahiran dari total penduduk untuk Singapura dan 0,78% buat Korea Selatan.
Masalah resesi seks ini memang akhirnya menunjukkan betapa banyaknya pasangan yang childfree atau malah memilih nggak menikah sama sekali. Dengan adanya masalah ini, jelas baik itu resesi seks ataupun childfree bisa membawa kiamat ke kehidupan kita sendiri.
Fokus ke Karir
Makin ke sini hidup makin susah saja, saya mengutip salah satu penggalan dari Ikhsan Skuter. Meskipun konteks susahnya beda dengan apa yang sebenarnya Ikhsan maksud tapi memang, hidup makin susah saja.
Melihat dari banyaknya orang yang tergila-gila dengan harta, nggak pernah puas dengan kuantitas uang di dompetnya dan selalu khawatir soal uang serta pencapaian secara ekonomi.
Setiap manusia sekarang mengejar apa yang dinamakan dengan kebabasan finansial. Soal keluarga, keturunan itu pikir keri (kalau kata orang Jawa).
Contohnya saja Jepang. Masyarakat mereka lebih memilih buat sibuk dengan karir mereka. Jalan lempeng sampai kantor, sorenya jalan lempeng lagi sampe rumah atau kos-kosan.
Mereka berpikir bahwa hidup ya buat karir. Makanya sekarang, Jepang mengalami masalah pula dengan seks dan keturunan. Karir, uang dan kebebasan finansial merupakan tujuan utama. Di mata orang-orang ini, keluarga dan anak bisa jadi batu sandungan terparah.
Baca juga: Paradoks Wanita Berpendidikan dan Wanita Karir Sukses Sulit Menjalin Hubungan Serius
Pengganti Seks
Seks adalah kebutuhan memang. Suka nggak suka, malu atau nggak, seks memang menjadi salah satu kebutuhan selain makan, minum dan buang air. Namun, era sekarang yang sangat “karir sekali” seks sudah terkesan luntur.
Jepang adalah salah satu negara yang mengalami penurunan angka jumlah hubungan seksual mereka. Terlihat aneh memang, karena kita mengenal Jepang sebagai negeri penghasil konten pemersatu bangsa, tapi kok masyarakatnya malah mengalami penurunan keinginan untuk berhubungan seks.
Menurut banyak sumber, jatuhnya angka berhubungan seks di Jepang salah satunya karena mereka menemukan cara untuk menggantikan seks.
Buat masyarakan Nippon, seks adalah kegiatan yang sangat-sangat melelahkan. Mereka sudah digempur kerjaan. Kalau mau seks, mereka merasa membuang energi saja dan lebih baik mencari pengganti seks itu sendiri.
Masyarakat Jepang sekarang mulai mengganti kegiatan seks dengan kegiatan memuaskan diri secara pribadi. Mereka lebih suka bermastrubasi dengan nonton video-video pemersatu bangsa daripada harus berhubungan seks.
Baca juga: Seks Dalam Cerita, Gak Takut Ceritamu Jadi Kayak Film Ena Ena?
Berujung Childfree yang akan Membawa Kiamat
Manusia adalah penyebab dari kiamat. Apapun yang mereka lakukan pada akhirnya malah mendekatkan manusia ke kepunahan. Mereka menghancurkan bumi dan sekarang resesi seks yang berakibat childfree yang akan membawa manusia ke kiamat.
Dengan banyaknya masyarakat yang memilih untuk nggak berhubungan seks dan pada akhirnya nggak berkeluarga dan childfree, dunia bakalan makin runyam.
Kenapa? Karena nggak akan ada generasi penerusnya. Ekonomi, lingkungan serta berbagai macam hal di dunia ini.
Kembali ke Jepang, negara yang sudah punya masalah resesi seks, yang berakibat masalah baru, childfree, pemerintah Jepang rela menggelontorkan subsidi untuk mereka bersedia punya anak. Selain itu, harapan pemerintah Jepang cukup jelas, setidaknya mereka ingin mulai mengembalikan nafsu seks orang-orang Jepang yang sudah mulai luntur.
Menurut para peneliti, resesi seks yang berakibat childfree akan membawa dampak yang serius. Salah satunya adalah kehancuran ekonomi di sebuah negara yang bisa saja malah bikin negara tersebut mengalami masalah yang jauh lebih parah lagi.
Baca juga: Childfree Style Memanas, Ada Apa Ya?
Ilustrasi foto oleh Jasmine Carter.